Share

Api Cemburu

Penulis: Nabila Gemoy
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-03 17:37:39

Benar saja keluarga Sahara mendatangi rumah Sahara. Mereka datang bersama Kamila dan Wahyu. Sebelumnya Sahara sudah bilang pada pengasuh Naura dan Naura agar memanggil Miko sebagai papa Naura.

"Oh ini ya cucunya Opa," kata Salman.

"Iya, Pa," ucap Sahara. "Namanya Naura," sambung Sahara. Naura langsung mencium punggung tangan Salman dan Lusi. Tidak lupa pada Kamila dan Wahyu juga.

Mereka akan menginap di rumah Sahara untuk beberapa hari saja. Sehingga selama mereka di sana, Sahara harus berpura-pura.

"Mana suami kamu?" tanya Salman karena tak melihat Miko di rumah.

"Sebentar lagi pulang, Pa," jawab Sahara.

Tidak berapa lama, Miko pulang. Dia membawa beberapa makanan kesukaan Salman dan Lusi. Sebelumya Sahara sudah memberitahu Miko makanan kesukaan Salman dan Lusi.

"Wah, mantu yang pengertian," puji Salman.

Mereka lalu makan bersama setelah itu mengobrol di ruang keluarga.

"Kenapa kalian menikah tapi tak memberitahu kami?" tanya Salman. "Miko, kamu juga harusnya datang ke tempat kamu untuk meminta restu," sambung Salman.

"Maaf, Pa. Dulu kami memang ingin memberitahu kalian hanya saja Sahara saat itu tak memberi izin. Sahara takut papa marah karena kami menikah karena kecelakaan," kata Miko mengarang cerita.

Salman sedikit kecewa namun melihat cucunya yang lucu itu kecewanya mendadak hilang. Keceriaan Naura membuat Salman dan Lusi melupakan kesalahan Sahara dan Miko.

Berbeda dengan keluarga Sahara yang tampak bahagia dengan bertemunya Naura. Wahyu justru merasa cemburu karena Sahara sangat romantis pada Miko.

Saat makan tadi saja, Sahara melayani Miko dengan baik. Berbeda dengan Kamila, dia tampak acuh dengan Wahyu.

"Kalian sedari tadi tampak mesra sekali," ucap Lusi. "Padahal pernikahan kalian sudah lama tapi kemesraan masih terjalin. Berbeda dengan kakakmu yang udah uring-uringan saja," sambung Lusi melirik Kamila.

"Gimana gak uring-uringan, kalau pasangannya masih mengingat mantannya," sahut Kamila.

Wahyu hanya diam saja, dia tak berani membantah karena memang dia seperti itu. Bahkan dia belum mau menyentuh Kamila. Bagaimana Kamila tak kesal jika sikap Wahyu selalu begitu.

**

Mereka lalu istirahat di kamar masing-masing. Untuk sementara ini, Miko harus menginap dan tidur satu kamar dengan Sahara.

Saat Sahara melewati kamar Kamila, dia mendengar Kamila yang sedang protes pada Wahyu.

"Mas, sampai kapan kita begini? Kamu gak pernah mau menyentuhku. Kapan kita bisa ngasih keluarga kita cucu kalau kamu enggan untuk menyentuhku," ucap Kamila.

"Maaf Kamila, beri aku waktu. Aku akan berusaha untuk melupakan masa lalu ku," kata Wahyu.

Tak ingin berlama-lama mendengarkan Wahyu dan Kamila, Sahara hendak beranjak. Namun, dia mendengar Wahyu berkata," Aku juga cemburu kalau lihat Sahara dan Miko. Aku ingin kita seperti mereka."

"Kita gak akan seperti mereka kalau kamu masih seperti ini," sahut Kamila. Sahara segera pergi dari depan pintu kamar Kamila.

Tidak berapa lama, Kamila keluar dari kamar. Dia memainkan ponselnya di taman samping rumah Sahara.

**

Miko melihat Sahara tengah di dapur, dia mendekati Sahara. Sahara terkejut melihat Miko berada di belakangnya dan memeluk dia dari belakang.

"Miko, ngapain kamu peluk aku?" tanya Sahara.

"Aku tadi melihat Wahyu, jadi kita harus seperti ini," bisik Miko.

Wahyu yang saat itu lewat dapur, melihat kemesraan mereka. Dia tampak cemburu melihat hal itu. Oleh karena itu dia memukul tembok hingga tangannya berdarah.

"Apa semudah itu kamu melupakan aku, Sahar?" tanya Wahyu kesal.

"Mas Wahyu, tangan kamu kenapa? Sampai berdarah," pekik Kamila.

Kamila menoleh ke arah dapur, dia terkejut karena sejak tadi Wahyu mengintip Sahara dan Miko. Wahyu tak menghiraukan Kamila, dia pergi meninggalkan Kamila begitu saja.

Kamila semakin curiga melihat sikap Wahyu. Dia merasa bahwa Wahyu cemburu melihat kemesraan Sahara dan Miko. Cemburu yang Wahyu perlihatkan bukan karena ingin seperti mereka tetapi rasa kesal dan marah.

"Ada apa dengan Mas Wahyu?" tanya Kamila.

"Kamila, sedang apa kamu di mari?" tanya Miko. Sahara dan Miko sudah keluar dari dapur karena melihat Kamila.

"Sahara, apa kamu kenal dengan Mas Wahyu sebelumnya?" tanya Kamila.

"Tidak, memang kenapa?" tanya Sahara bingung.

"Dia melihat kemesraan kalian kok marah, sampai tangannya berdarah tadi," jawab Kamila.

Miko meminta agar Kamila lebih mendekati Wahyu. Mungkin karena Wahyu kurang perhatian jadi suka marah-marah gak jelas. Tapi, Kamila justru tak terima karena sebenarnya yang bermasalah bukan Kamila tapi Wahyu sendiri.

Wahyu meluapkan emosinya, dia keluar dari rumah Sahara membawa mobil dan mencari ketenangan. Sudah tiga tahun lamanya tetapi rasa cinta Wahyu pada Sahara tumbuh kembali setelah mereka bertemu di pernikahannya dan Kamila.

"Sampai kapan aku begini?" tanya Wahyu. "Sahara saja sudah melupakan kenangan kita. Tapi mengapa aku tak bisa? Aku harus melupakan semua agar nanti tak menjadi masalah dengan Kamila," kata Wahyu.

Semakin dia melihat kemesraan Miko dan Sahara, api cemburu semakin menggebu. Seperti malam itu, Sahara membuatkan kopi untuk Miko. Dia juga tak lupa membuatkan untuk Wahyu dan Salman.

"Terimakasih sayang," ucap Miko pada Sahara. Sahara hanya membalas dengan senyuman. Setelah itu di belakang Sahara muncul Kamila membawakan camilan untuk mereka bertiga.

"Sahara, bagaimana kalau kalian pindah saja ke kota kami?" tanya Salman.

"Maaf, Pa. Bukannya Sahara tak mau pindah, tapi bagaimana dengan usaha Mas Miko di sini kalau kami pindah," jawab Sahara.

Dalam hati, Wahyu senang Sahara menolaknya. Karena jika mereka sering bertemu maka akan terjadi rasa cemburu setiap hari. Dan hal itu membuat Wahyu akan semakin tidak bisa melupakan Sahara.

"Kita akan berkunjung ke sana. Papa jangan khawatir," ucap Miko.

Sebenarnya Salman ingin mereka tinggal bersamanya. Namun, hal itu tak mungkin karena Sahara tak akan mau.

Esok, mereka berencana akan pulang. Sahara merasa lega karena dia tak akan berpura-pura lagi di depan mereka.

"Sahara, bisa kita bicara sebentar?" tanya Wahyu saat Sahara lewat di depan pintu kamarnya malam itu. Sahara hendak ke dapur mengambil minum."Apa kamu sudah melupakan kenangan kita?" tanya Wahyu mengikuti Sahara ke dapur.

"Tentu, untuk apa aku mengingat orang yang sudah menyakitiku. Lebih baik kamu berusaha menjadi suami yang baik untuk Kamila, lupakan apa yang pernah terjadi pada kita," jawab Sahara.

"Tapi, aku masih mencintaimu, Sahara," ucap Wahyu.

"Jangan mengumbar kata cinta, aku bukan istrimu," ucap Sahara sinis.

Kamila yang tak melihat Wahyu di atas ranjang lalu bangun dan mencarinya. Dia mendengar suara orang berbicara di dapur. Saat Kamila ke dapur, dia melihat Wahyu berusaha untuk memeluk Sahara. Sahara terlihat menolak tapi Wahyu memaksa.

"Aku tak bisa melupakan kamu, aku masih mencintaimu," ucap Wahyu.

"Mas Wahyu...," panggil Kamila. Seketika Wahyu melepaskan Sahara.

Sahara berjalan melewati Kamila dan berkata," Jaga suami kamu agar tak menggangguku."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mantanku, Iparku   Mas Lalu Biarlah Berlalu

    10 tahun kemudianUsia tak lagi muda, Sahara sudah mempunyai banyak cabang rumah makan di setiap daerah hal itu membuat dia sering keluar kota, terutama ke Bali.Usia Albi sudah 17 tahun dan Aldo sudah 10 tahun. Mereka ke Bali ikut Sahara memantau cabang Bali. Mereka tengah liburan semester."Bagaimana apa semua lancar?" tanya Sahara pada karyawan yang sudah dia percaya."Alhamdulillah lancar, Bu. Sejak ada pemasok sayuran dan bahan makanan yang baru semua jadi lancar. Oh ya hari ini ada pengiriman sayur dan bahan makanan lainnya. Biasanya orangnya sendiri yang mengantar," katanya."Bagus, kalau gitu aku ke dalam ya," kata Sahara.Satu jam kemudian, Sahara keluar dari ruangannya. Tak sengaja dia menabrak seorang pria yang sedang membawa sayur mayur."Maaf, Mbak," ucapnya.Pria itu menoleh ke arah Sahara, "Sahara...," panggilnya."Wahyu...kamu tinggal di Bali?" tanya Sahara."Iya, oh ya aku ke dalam antar ini. Setelah ini ada yang mau aku obrolan kan sama kamu mumpung ketemu," kata Wah

  • Mantanku, Iparku   Titip Anakku

    Wahyu mendekati sang Dokter. Dia memandang Dokter tersebut."Saya mau bicara dengan Dokter, jadi ajak Abbi pergi," kata Wahyu.Della mengajak Abbi untuk pulang, sebelum pulang dia pamit pada Wahyu dan Dokter."Apa kamu sangat mencintai Della?" tanya Wahyu."Ya, aku mencintai dia," jawab Dokter."Tolong jaga Abbi, aku titip Abbi padamu. Anggap saja Abbi anak kandungmu," kata Wahyu."Itu sudah pasti, tapi tampaknya Abbi sangat mengharapkan kamu bersama dengan dia," kata Dokter."Itu tidak mungkin, aku dan Della sudah lama bercerai," kata Wahyu. "Aku hanya ingin kamu bahagiakan Della dan Abbi. Sejak dulu aku gak bisa melakukannya," kata Wahyu.Setelah mengatakan hal itu, Wahyu kembali ke kamarnya. Dia sadar bahwa dia tak pantas lagi untuk Della. Dia ikhlas jika Della bersama pria lain. Apalagi pria itu bisa menyayangi Abbi dengan baik.**Dua bulan kemudian, hari di mana Wahyu sudah keluar dari rumah sakit jiwa. Dia sudah sembuh total."Dokter, aku titip surat ini. Berikan pada Della dan

  • Mantanku, Iparku   Apa benar dia papaku?

    Ternyata Della sedang dekat dengan seorang dokter di rumah sakit jiwa. Dokter itu merupakan teman Dinda saat SMA. Mereka memang belum memutuskan untuk menikah tapi mereka sudah saling mengenal keluarga masing-masing.Abbi tengah duduk di bangku rumah sakit jiwa bersama baby Sisternya."Mbak, kata mama papa udah gak ada. Tapi kok aku gak lihat makam papa," kata Abbi."Mbak juga gak tahu, Sayang," ucap Baby Sisternya.Abbi memilih untuk menanyakan hal itu pada orang lain. Dia menanyakan pada salah satu pembantu di rumah Aditia. Pembantu itu menceritakan pada Abbi siapa nama papa Abbi. Tapi Abbi merasa tak asing dengan nama tersebut."Mama, apa benar nama Papa aku itu Wahyu?" tanya Abbi."Kata siapa, Nak?" tanya Della."Kata Bibi," jawab Abbi. "Kata Bi Mina itu nama papa ku, aku kayak pernah lihat dia," jawab Abbi.Della langsung menegur pembantunya, namun saat itu Abbi mendengarkannya."Bi, aku gak mau ya kalau sampai Abbi tahu kalau papanya itu Mas Wahyu. Apalagi kalau sampai dia tahu

  • Mantanku, Iparku   Wahyu Gila

    Kain penutup itu terbuka, dan wajah yang tak asing bagi Miko tengah tertidur di sana."Tidak mungkin," teriak Miko.Tangis Miko pecah seketika melihat anak yang dia besarkan dengan kasih sayang telah tiada. Dia melihat Sahara tengah menangis, dia memeluk Sahara."Naura ninggalin kita, Mas. Dia pergi," kata Sahara.Miko dan Sahara terlihat lemah, Nurmala menghubungi semua keluarga lalu mengurus jenazah Naura."Mas, Naura....ini mimpi kan, Mas?" tanya Sahara berderai air mata.Miko hanya mampu memeluk Sahara erat dan menguatkannya. Walaupun sebenarnya dia sendiri sangat rapuh.Dari kejauhan, Wahyu melihat jenazah Naura di masukkan ke kamar Jenazah. Dia diam-diam masuk ke kamar Jenazah setalah petugas pergi. Dia ingin melihat Naura yang terakhir kalinya.Setelah melihat wajah Naura, Wahyu tak bisa menahan tangis. Dia menyesal telah menyebabkan semua terjadi. Namun, penyesalan itu sudah terlambat."Naura, m

  • Mantanku, Iparku   Kesedihan Sahara

    Sahara mendapatkan panggilan dari seseorang tak di kenal. Dia mengabarkan jika Naura berada di rumah sakit. Seketika Sahara menuju rumah sakit."Naura...apa ada pasien anak SD yang katanya kecelakaan, Sus?" tanya Sahara.Perawat membawa Sahara ke ruangan di mana Naura di rawat. Seseorang menunggu di sana."Maaf, Mbak. Saya benar-benar tak sangaja menabrak anak, Mbak. Saya melihat dia berlari dan saya tak bisa mengerem mendadak," kata pria itu."Keadaan anak saya bagaimana sekarang?" tanya Sahara."Kata Dokter, dia Koma, Mbak," jawabnya.Tidak berapa lama Miko datang, dia lalu meminta penjelasan pada orang yang menabrak Naura. "Saat saya turun dari mobil untuk memanggil ambulan, saya dengar ada yang bilang kalau anak Mbak di kejar seorang pria. Makanya dia buru-buru menyebrang, sepertinya tujuannya ingin ke kantor polisi," kata pria itu."Apa bapak melihat pria itu?" tanya Miko."Maaf, Pak. Saya tidak m

  • Mantanku, Iparku   Tak Ada Kata Maaf

    Kecewa itu yang di rasakan oleh Bang Omar. Teman yang dia anggap baik ternyata menusuknya dari belakang. Saat Bang Omar tengah mencari kontrakan baru, di jalan dia bertemu dengan Sahara dan Miko."Bang Omar...," panggil Miko."Eh Pak Miko," ucap Bang Omar."Abang mau kemana? Kok bawa si kecil?" tanya Sahara melihat si kecil ikut berpanas-panasan."Panjang ceritanya, Bu. Tapi ini saya mau cari kontrakan baru," jawab Bang Omar.Sahara dan Miko saling pandang, mereka merasa kasihan pada Bang Omar."Bang, mendingan Abang ikut ke rumah kamu saja. Di rumah kami masih ada kamar kosong," kata Miko. "Kasihan kalau Bang Omar kerja di kecil mau di titipkan siapa? Kalau di rumah saya kan banyak orang, ada yang jaga," kata Miko."Tidak usah, Pak Miko. Saya tidak mau merepotkan Pak Miko," tolak Bang Omar.Miko tetap memaksa hingga Bang Omar ikut ke rumah Sahara. Sampai di sana Bang Omar menceritakan soal apa yang terjadi saat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status