Share

Mencoba Move On

Kamila langsung saja mendekati Wahyu yang sedari tadi duduk menghadap jendela. Entah apa yang dia pikirkan.

"Ada hubungan apa kamu dengan Sahara? Kenapa kamu mencintai dia?" tanya Kamila. "Apa Sahara mantan yang sulit kamu lupakan itu?" tanya Kamila kembali.

"Diam kamu," bentak Wahyu. "Aku dan Sahara hanya masa lalu. Aku berusaha untuk melupakan dia semua demi kamu," ucap Wahyu.

Kamila terdiam, dugaannya benar jika antara Wahyu dan Sahara pernah dekat. Namun, dia tak bisa membahas itu lagi karena Wahyu berusaha melupakan Sahara.

**

Pagi itu mereka bersiap untuk kembali, Kamila bersikap dingin pada Sahara. Orangtuanya dan Miko merasa penasaran karena hal itu.

"Kamila, apa kamu ada masalah dengan Sahara?" tanya Lusi merasa aneh dengan sikap Kamila.

"Tidak ada," jawab Kamila. Kamila tak mungkin menceritakan kalau Sahara dan Wahyu adalah mantan kekasih. Dia memilih menyimpan semua.

Mereka pamit pulang, Sahara dan Miko merasa lega karena mereka tak perlu berpura-pura lagi di depan semua orang.

"Mama, kenapa Om Miko harus pura-pura jadi papanya Naura?" tanya Naura. "Naura maunya Om Miko menjadi papanya Naura beneran," sambung Naura.

Miko menoleh ke arah Sahara, namun Sahara tak merespon pertanyaan Naura.

"Naura mau bantu, Om? Bikin biar Om jadi papanya Naura yang sebenarnya," ucap Miko.

"Mau Om mau," ucap Naura girang.

Sahara hanya tersenyum, dia tak mau memberi harapan pada Naura. Dia takut jika nanti tak bisa mewujudkan hal itu. Keluarga Miko adalah keluarga terhormat tak mungkin bisa menerima Sahara yang sudah punya buntut satu. Apalagi jika mereka tahu masa lalu Sahara.

"Kenapa kamu diam saja tadi? Apa kamu memang tak ada niatan untuk menjadi istriku?" tanya Miko saat mereka hanya berdua. "Di luar sana banyak yang mengantri, tapi aku justru menunggu dirimu. Kalau kita menikah, maka kita tak perlu berpura-pura lagi," sambung Miko.

"Aku rasa itu bukan jalan terbaik," ucap Sahara.

**

Sampai di rumah, Wahyu terlihat asyik dengan ponselnya sendiri. Hal itu membuat Kamila merasa kesepian.

"Punya suami tapi serasa jadi perawan," kata Kamila.

Wahyu hanya menoleh tanpa mengatakan apapun. Setelah itu keluar dari kamar dan pergi memakai mobil. Kamila marah karena merasa dicuekin. Semalam dia bilang ingin mencoba melupakan Sahara tetapi sekarang sikapnya justru semakin cuek.

"Kamila, kenapa kamu marah-marah?" tanya Lusi melihat kamar Kamila yang berantakan. "Aku lihat hubungan kamu dan Wahyu tidak baik-baik saja," sambung Lusi.

"Memang benar, Ma," ucap Kamila.

"Bersabarlah," ucap Lusi memeluk Kamila.

Sebenarnya Kamila ingin bercerita pada Lusi soal Sahara dan Wahyu, hanya saja dia takut kalau Wahyu akan di salahkan dan menjadi semakin jauh darinya.

**

"Dari mana kamu, Mas?" tanya Kamila saat melihat Wahyu baru pulang.

"Dari ngecek rumah, aku sudah membeli rumah untuk kita berdua. Aku harap kita bisa pindah dari sini segera. Semua ku lakukan demi hubungan kita," jawab Wahyu.

"Kenapa harus pindah? Apa rumah ini mengingatkan kamu dengan Sahara?" tanya Kamila.

"Jangan sebut nama dia lagi. Dia sekarang milik orang lain," jawab Wahyu kesal. "Jangan pernah ajak aku ke rumah dia lagi, aku ingin menghilangkan dia dari otakku," sambung Wahyu.

Kamila memilih diam, jika memang semua demi hubungan mereka dia rela pindah dan meninggalkan rumah orang tuanya.

Paginya Kamila mengatakan pada Salman dan Lusi kalau dia akan pindah rumah segera. Mereka tampak kecewa karena mendengar hal itu.

"Wahyu, kenapa mesti pindah? Apa kamu tidak nyaman tinggal bersama kami?" tanya Salman.

"Bukan begitu, Pa. Kali hanya ingin mandiri saja," jawab Wahyu.

"Iya, Pa. Izinkan kami ya, Pa!' pinta Kamila.

Mau tak mau Salman memberi izin pada mereka. Biar bagaimanapun Kamila istrinya Wahyu. Dia harus ikut kemana saja Wahyu pergi.

**

Satu minggu tinggal di rumah baru, Wahyu dan Kamila semakin dekat. Bahkan mereka telah melakukan hubungan suami istri selayaknya. Wahyu sudah berhasil untuk move on dari Sahara.

"Mas, semoga kita segera punya momongan ya. Biar rumah ini makin ramai," ucap Kamila.

"Semoga saja, yang penting kita terus berusaha," kata Wahyu.

Sementara itu, Sahara dan Miko semakin dekat. Awalnya semua karena Naura namun lama-lama mereka pun sangat dekat.

"Sahara, apa kamu tak bisa membuka hatimu untukku?" tanya Miko. "ingat Sahara, Naura butuh sosok ayah. Apalagi nanti jika Naura sekolah," sambung Miko.

"Aku pikirkan dulu," ucap Sahara.

Miko berharap, Sahara akan memberikan jawaban terbaik nantinya. Dia sudah lama menunggu agar Sahara mau menjadi istrinya.

**

"Miko, papa dengar kamu suka dengan salah satu karyawan di kantor," ucap Hilman--papa Miko.

"Benar, Pa. Miko ingin menikahi dia, sayangnya dia belum memberi jawaban," kata Miko.

"Aku dengar dia janda beranak satu. Kenapa kamu pilih dia? Banyak wanita di luar sana yang mengharapkan kamu tapi kamu malah kamu memilih dia," kata Hilman.

Miko berharap orang tuanya akan mengizinkan dia menikah dengan Sahara. Walau Miko harus berusaha lebih untuk hal itu.

"Apa papa tidak merestui kami?" tanya Miko.

Hilman datang, baru hendak menjawab istrinya datang dengan membawa teh hangat dan camilan.

"Mas, apa salahnya Miko menentukan pilihannya. Siapapun dia jangan di permasalahkan. Apa kamu tak ingat, dulu waktu kamu menikahi ku juga sudah beranak satu, nyatanya kedua orang tuaku tetap merestui kita, kan," kata Nurmala.

"Tapi...," Hilman tak meneruskan kalimatnya. Dia terdiam dan menatap Miko. Sementara Miko penuh harap agar mendapatkan restu dari kedua orang tuanya.

Hilman menikah dengan Nurmala memang sudah duda beranak satu. Kakak Miko saat ini sudah beristri dan jarang datang karena dia tak suka dengan Nurmala. Padahal Nurmala adalah ibu tiri yang baik. Dia yang dulu selalu menjaga dan mendidiknya.

"Mama tak pernah menolak siapa pilihan kamu, Miko. Mama tahu memang semua orang tak ada yang sempurna," kata Nurmala. "Jika kamu memilih dia, itu artinya dia yang terbaik," sambung Nurmala.

"Papa ngikut saja," kata Hilman. "Papa gak bisa memaksa kamu lagi kalau mama mu sudah jawab seperti itu," kata Hilman lagi.

Miko senang, dia sudah mendapatkan restu dari kedua orang tuanya. Dia juga akan berusaha agar Sahara mau menerima dia.

Miko memberitahu Sahara jika orang tuanya sudah menyetujui mereka. Namun, Sahara justru ragu untuk maju. Bukan karena tak cinta dengan Miko, tetapi dia takut akan menyakiti Miko.

"Miko, aku pikirkan dulu ya. Aku takut kamu akan terluka karena masa laluku," kata Sahara.

"Apa kamu masih mencintai dia?" tanya Miko.

Sahara diam saja, dia tak menjawab pertanyaan Miko. Miko berasumsi jika Sahara masih mencintai pria itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status