"Apakah kamu sekarang berani memanggil Dinda?" Mario maju selangkah dengan marah,seolah-olah jika Kevin tidak sopan, dia akan bersikap tidak senang padanya, "Akuperingatkan sekali lagi, lain kali jangan pernah memanggil nama Dinda dan jangan pernahmemiliki pemikiran apapun padanya!"Kevin tidak menjawab tantangan Mario, kemudian berbalik dan mencuci tangannya.Mata Dinda berkedut. Dia berjalan ke keran yang paling dekat dengan Kevin, kemudianmembukanya, menutupi salurannya dengan jari tangannya dan menoleh untuk melihat Kevin. Begitu dia melepaskan jari tangannya, air itu disemprot ke arah Kevin."Kamu ..." Wajah Kevin disemprot dengan air."Haha, kamu pantas untuk itu!" Dinda tersenyum senang saat dia melihat airmengalir di kepala Kevin.Kevin juga tidak ingin bertengkar dengan mereka, "Aku tidak akan sanggup untukmenyinggung kalian, bisakah aku pergi sekarang?"Ketika Kevin hendak keluar, Dinda menggunakan bahunya untuk menabrak Mario dengan ringan, kemudian matanya berkedip d
Ketika Dinda berkata demikian, yang lainnya juga mulai membuat keributan."Iya, etika orang sekarang benar-benar mengkhawatirkan, bagaimana mereka bisamemasuki kamar mandi dengan sesuka hatinya?""Bukankah diluar juga ada kamar mandi untuk umum, kenapa tidak pergi ke sana? Apakah karena tidak ingin menghabiskan uang di tempat umu dan hanya ingin menggunakan kamar mandi hotel kelas atas, bagaimana dia bisa berfikiran seperti itu?"Saat ini, manajer hotel juga telah datang kemari. Dinda berjalan mendekati manajer, kemudian menunjuk ke arah Kevin dan berkatadengan tajam, "Manajer, bagaimana penanganannya sekarang? Jika semua orang bisa masuk ke dalam kamar mandi dengan sesuka hatinya, aku rasa hotel kalian juga bukan kelas atas seperti yang dikabarkan diluar.""Silahkan tunggu sebentar." Manajer tersenyum, lalu menoleh ke arah Kevin, "Maaf, semua fasilitas di hotel kamiadalah untuk tamu kami dan tidak terbuka untuk sembarang orang, silakan untuk keluar dari hotel kami sekarang, maaf."
Dinda seketika langsung terkejut, "Manajer, apakah kamu salah lihat, pesannya itu pasti palsu!"Mario juga mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan kepada manajer mengenai pesan reservasinya, "Kami yang memesankan meja nomor sepuluh!"Ketika manajer melihat pesan Mario lagi, dia berkata sambil tersenyum dengan sopan, "Memang benar bahwa anda memesankan meja nomor sepuluh, tetapi yang Anda pesankan hanyalah tempay biasa, sedangkan Tuan Kevin ini memesankan tempat yang eksklusif.""Apa? Apakah dia memesan posisi eksklusif?" Dinda menatap manajer dengan heran. Dia adalah pecundang miskin, bahkan tidak punya uang untuk makan di kantin setiap hari, akankah orang ini bisa memesan tempat yang begitu bagus?" Dinda sama sekali tidak mempercayainya.Untuk menebus kesalahan itu, manajer segera membawa Kevin dan Tantri ke tempat eksklusif di meja nomor sepuluh!Sesampai di tempat eksklusif nomor sepuluh, manajer itu mengerutkan kening, karena masih ada hidangan yang diletakkan di atas meja, apalagi
"Berapa harganya?" Tanya Mario dan hatinya masih merasa sedikit gugup."Hidangan yang kalian makan ini sekarang hampir 20 juta, ada juga biaya reservasi 5 juta, biaya lingkungan 3 juta, biaya pertunjukan band asing 10 juta dan biaya penggunaan peralatan makan eksklusif 15 juta ..."Ketika manajer berkata empat sampai 5 macam, total biayanya telah mencapai lebih dari 50 juta.Begitu banyak! Mario juga terkejut! Dia merasa sangat gugup di dalam hatinya dan wajahnya memanas. Dia hanya memiliki kata-kata, "Tidak mampu untuk makan makanan ini" Di dalam benaknya dan tidak tahu harus berbuat apa!"Dinda, ayo kita pindah ke meja biasa saja." Kata Mario kepada Dinda dengan pelan."Sayangku, aku suka di sini, ayo kita makan di sini saja!" Dinda tidak ingin kehilangan mukanya di depan Kevin."Kamu tidak ingin pergi, bukan? Baiklah, aku yang akan pergi." Mario sudah marah. Dia tidak punya cukup uang sama sekali. Jika dia makan disini, itu hanya bisa mempermalukannya saja.Setelah selesai berbicar
Kevin tidak ingin memberitahu Tantri mengenai identitasnya, karena itu akan memisahkan hubungan antar keduanya dan akan membawa banyak masalah padanya!Setelah Tantri mendengarnya, dia malah terus-menerus mengeluh."Jika kamu punya uang, kamu juga tidak bisa menghabiskannya seperti itu. Makanan ini harganya 50 juta dan kamu akan menghabiskan uang itu dalam waktu singkat!""Tidak apa-apa, uang itu aku gunakan juga untuk belanja." Kevin tampaknya acuh tak acuh, "Kamu adalah sahabatku dan aku Kevin selalu menepati janji pada teman. Aku pernah bilang sebelumnya, bahwa aku ingin membawa kamu pergi ke hotel mahal untuk makan, jadi aku membawamu kesini!"Hati Tantri sedikit tersentuh setelah mendengar kata-kata Kevin. saat ini, dia merasa Kevin cukup lucu.Setelah keduanya selesai makan, Kevin melunasi tagihannya dan meninggalkan hotel mewah itu, sedangkan Dinda dan Mario sudah pergi setengah jam lebih awal dari mereka.Awalnya hari ini, Mario berencana mengajak Dinda untuk memesan kamar set
"Aduh, Tantri, mengapa kamu begitu sensitif? Aku adalah mantan pacar Kevin, bisakah aku tidak peduli padanya?" Dinda diam-diam tersenyum dan mengobrol dengan Tantri tentang hal lainnya.Dinda membuat Tantri senang untuk sesaat, apalagi sebelum keduanya cekcok, hubungannya masih lumayan baik. Pada saat ini, Tantri juga tidak begitu merasa risih terhadap Dinda seperti sebelumnya."Tantri, dari mana Kevin mendapatkan uang sebanyak itu?" Tanya Dinda dengan waktu yang tepat."Dia telah memenangkan lotre sebesar 200 juta." Setelah ragu-ragu selama dua detik, Tantri tetap memberitahukan kepada Dinda."200 juta!" Dinda membuka mulutnya dengan lebar. Bagaimana dia bisa berpikir bahwa Kevin bisa memiliki keberuntungan seperti itu?"Dinda, ada apa denganmu?" Tantri lanjut berkata, "Kevin awalnya memang sudah miskin dan uang yang dia menangkan kebetulan juga bisa mengurangi bebannya, kamu sedang memikirkan uangnya bukan?""Haiz, Tantri, lihatlah apa yang kamu katakan, tenang saja, aku pasti tidak
"Kamu akan menyesalinya nanti! Walaupun Kamu masih bersamanya, atau tidak, kami pasti masih membuat kamu menjadi selebriti sekolah!"Dinda berjalan ke sisi Kevin, lalu tangannya meraih tangan Kevin. Dia memegang tangannya sangat kuatl, seolah-olah takut Kevin akan melarikan diri lagi."Terima kasih, kami akan baik-baik saja." Dinda berterima kasih kepada mahasiswa lainnya dan mahasiswa lainnya segera bubar."Apa yang bisa kamu lakukan sekarang?" Kevin dirangkul oleh Dinda dan berjalan di dalam kampus."Apakah kamu benar-benar memenangkan uang 200 juta?" Dinda melirik Kevin."Iya, aku telah memenangkan uang 200 juta, tetapi tampaknya tidak ada hubungannya denganmu bukan?" Kata Kevin sambil menatap Dinda dengan tenang.Ternyata Dinda datang mencarinya karena masalah ini dan Kevin tersenyum kecut di dalam hatinya.Dinda terkejut dan sekarang Kevin telah berubah seperti sebelumnya."Kamu jangan berkata seperti itu, lagi pula, kita juga memiliki begitu banyak kenangan indah selama ini." Di
"Tidak." Dinda tertawa, "Bukannya aku sudah bilang tadi padamu, bahwa aku kembali denganmu bukan karena uang. Kamu bisa menyimpan uang ini dan ketika aku membutuhkannya di suatu saat, aku akan memberitahumu!"Tampaknya Kevin sudah sepenuhnya percaya pada dirinya lagi. Kenapa dia harus buru-buru mengambil uangnya, akan ada kesempatan untuk kedepannya nanti!Dinda merangkul tangan Kevjn lagi, lalu berkeliling di sekitar kampus dan keduanya berjalan ke lapangan di depan kantin. Di sana ada panggung yang sedang mengadakan kegiatan."Teman-teman, kami dari pelaksana OSIS sedang mengadakan kegiatan penggalangan dana untuk anak-anak yang tinggal di desa pegunungan. Tidak mudah bagi anak-anak di desa pegunungan untuk pergi ke sekolah, karena mereka harus berjalan kaki di jalan gunung lebih dari belasan kilometer ... Berikanlah kasih sayangmu kepada mereka." Seorang gadis dengan rambutnya yang panjang berjalan ke sisi Kevin dan berkata padanya."Baiklah, aku ikut menyumbang, bisakah untuk memb