Share

14. Idaman Kaum Hawa

Indira mengumpati kebodohannya yang terlalu histeris saat Liam menundukkan wajahnya. Sial! Pria itu beberapa menit lalu menggodanya, tidak untuk membuatnya sampai kejang-kejang atau berakibat fatal untuk menamparnya. Tidak peduli jika pria itu adalah tunangannya.

Hal terbaik, Liam tertawa puas, berhasil menggodanya sekaligus Indira tahu jika pria itu selalu saja bisa mengendalikan dirinya dan bersikap biasa dengan keadaan mereka serapat itu.

Ia mengembuskan napas kasar, melirik ke arah pintu dapur saat Liam belum kembali. Pria itu sibuk di sana dan menyuruh Indira duduk di ruang tengah dengan tayangan film kartun. Tidak sesuai dengan seragam SMA yang masih melekat di tubuhnya.

“Kalau gue menyusul ke sana ... Aman nggak, ya?”

Ia sangat ragu, meskipun sudah tahu tidak akan ada hal yang membuat pandangannya terkontaminasi atau sampai menggoda iman. Pria itu sudah membalut tubuh atletis dengan kaus polos dipadukan celan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status