Share

20. Mangga Muda

Pesawat yang ditumpangi Gevan dan Aluna kini telah sampai di Jakarta, dan langsung dijemput di bandara oleh supir pribadi Gevan, Pak Anton.

"Al, kalau mau beli mangga yang muda gitu dimana, sih?"

Aluna menoleh cepat ke arah Gevan yang sedang duduk santai di dalam mobil. Pria itu barusan bertanya tanpa mengalihkan tatapannya yang terus memantau pergerakan saham Samudra Corp. dari I-pad.

"Mangga muda?" Ulang Aluna heran. "Buat apaan, Mas?"

"Buat cocolan rujak. Bikinin ya? Kayaknya seru juga rujakan malem-malem gini," sahut Gevan lagi.

"Maaf Pak Gevan, di depan ada toko buah. Mau coba berhenti di situ?" Pak Anton pun mengusulkan dengan sopan.

Gevan menganggukkan kepala dengan cepat. "Boleh deh. Al, kamu aja yang turun ya? Aku nggak begitu ngerti cara milih mangga muda," pinta Gevan dengan senyum gantengnya yang bikin Aluna meleleh.

'Senyumnya biasa aja bisa nggak sih? Kelewatan banget gantengnya,' gerutu Aluna dalam hati sambil membuka pintu mobil dan berjalan beberapa langkah menuju
Black Aurora

dahlah. fix otornya yg malah baper sama gevan ini.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status