Beranda / Romansa / Married to My Childhood Friend / 31. Kebakaran di Toko Roti dan Api Cemburu Nayla

Share

31. Kebakaran di Toko Roti dan Api Cemburu Nayla

Penulis: Aloegreen
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-27 17:56:14

Seakan hari tenang berlalu, minggu terakhir acara promosi di Jakarta pun berakhir. Sejauh ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Nayla dengan senyum tenang mulai bekerja seperti biasanya di kantor bersama karyawan lain.

"Hebat banget, 'kan, kita. Acaranya sukses besar. Aku dapat bonus banyak, hahaha." Vira memamerkan jumlah saldo yang baru saja ditransfer pihak perusahaan atas acara promosi itu.

Nayla mencebikkan bibir tak peduli. Jarinya terus memilah surat yang terus berdatangan sejak kantor dibuka.

"Aku udah nggak peduli lagi, tuh, sama bonus." Nayla menjulurkan lidahnya.

"Ha? Ya, 'kan, kamu lagi main kejar-kejaran sama Shaka. Jelas cowok mu, lah, yang lebih penting daripada uang," goda Vira.

Nayla menoleh sejenak dengan pipi memerah, "Tapi kita jadian, loh, sekarang."

"Hah?!" Vira mendekat. Meja kubikelnya sampai bergeser. Deritannya membuat beberapa orang menoleh.

"Ssttt, kerja jangan berisik," desisi Nayla.

Vira masih dengan wajah heran membenahi letak mejanya. Komputer
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Married to My Childhood Friend   49. Jangan Sentuh Suamiku

    Shaka mendadak pusing dan semakin lama semakin tak terkendali. Penglihatannya mulai buram. Dia tidak dapat melihat dengan jelas jika Nayla dan Verlin sedang bersitegang di depannya. Namun, Shaka mencoba untuk tetap terjaga. "Kau biadab! Kau bahkan sampai meracuni minuman Shaka?!" Nayla naik pitam. Shaka sendiri kaget karena Nayla tiba-tiba menaikkan nada bicaranya."Aku tidak akan segan-segan lagi kali ini, Verlin! Hari ini kau sudah sangat keterlaluan! Demi mendapatkan Shaka kembali kau sampai meracuninya? Di mana otakmu?! Dasar tidak waras!" Verlin terbungkam dengan mata membulat. Dalam hati dia bingung bagaimana Nayla bisa menyusulnya masuk. Bukankah dia sudah disibukkan dengan teman-temannya di bawah. Nayla langsung menarik tangan Shaka membuat Shaka kaget untuk yang kedua kalinya. "Ayo, Shaka, kita pergi." Namun, Shaka melenguh dan tubuhnya lemas. Dia terus memegangi kepala sambil menggeleng supaya penglihatannya tetap tajam. "Nayla?" bicara dengan nada lemah nan bingung.

  • Married to My Childhood Friend   48. Niat Jahat di Club Malam

    Benar, dia Verlin yang sama seperti yang mereka duga. Detak jantung Nayla serasa tidak bisa dirasa. Mengapa wanita itu datang? Tidak mungkin dia menyusul dirinya sampai ke tempat ini bukan. "Dasar penguntit. Kenapa dia berkeliaran dimana-mana," gerutu Nayla dalam humaman. Dentuman sepatu Verlin semakin dekat ke pusat tempat mereka duduk. Seluruh pandangan pun tertuju padanya. "Hai, Tuan. Maaf aku terlambat karena masih ada hal kecil yang harus ku selesaikan di pemotretan, haha. Kuharap aku tidak membuatmu menunggu lama." Verlin menjabat tangan kolega Shaka dan memberi salam melalui pipi ke pipi. Sudut bibir Nayla langsung menungging. "Ha?" heran Nayla. "Hahaha, mana mungkin aku menunggu lama. Duduk, duduklah. Eee, pelayan, tambah lagi alkoholnya!" seru orang itu. "Oh, maaf, aku sedang diet. Alkohol bisa membuatku terlihat jelek di kamera." bisik Verlin manja dan manis dan orang itu tertawa ringan. Mulut Nayla semakin terbuka mendengar penolakan halus apa Verlin. Jelas dia tahu

  • Married to My Childhood Friend   47. Dinamisme Hiburan Dunia Malam

    Di tengah kota, ada satu tempat yang tidak pernah Nayla kunjungi. Itu bernama Great Waterfall. Dan Shaka diundang di sana. Mengulak-ulik surat undangan dari kolega, jas kantor masih melekat di badan Shaka sore dini hari. Di meja dekat nakas ruang tamu Nayla menghampirinya dengan kondisi rambut basah habis mandi. "Apa itu?" Shaka terkejut tiba-tiba Nayla ada di sampingnya. Rambut Nayla masih sedikit basah. Handuk kecil tersampir di pundak. Aroma mawar merah muda mencuat kuat dari tubuhnya.Shaka terdiam sejenak."Nayla..." suaranya hampir berbisik, "Kenapa bisa basah begini?"Nayla meringis, "Kamu aja yang nggak langsung mandi. Habis pulang kerja enaknya tuh mendinginkan akal sehat di kamar mandi tau. Itu apa?"Shaka meneguk ludahnya pahit lalu menggeleng kecil, "Ini undangan dari kolega kantor.""Hmm? Undangan?" Nayla mengambil undangan itu sambil mengeringkan rambut dengan handuk kecilnya, "Kok, bentuknya agak aneh?""Ya ... namanya emang agak aneh. Itu di ... Great Waterfall." Sh

  • Married to My Childhood Friend   46. Di Atas Ranjang

    Tepat satu jam setelah Shaka pulang, Nayla tiba di rumah. Namun, situasi sedang tidak baik-baik saja. Ini seperti perang dingin yang sangat membingungkan. Shaka tidak bertanya bagaimana Nayla bisa pulang. Kenapa tidak ada pembicaraan di antara mereka dan setiap kali Nayla mendekat Shaka selalu menghindar. Apakah Shaka benar-benar akan menunggu sampai jam dua belas malam? Nayla pun tidak habis pikir dengan laki-laki itu. "Baiklah kalau mau menunggu. Aku juga mau menunggu. Sambil tidur." Nayla meringkuk di sofa ruang tamu dan membiarkan TV menyala. Sayangnya, keduanya tidur sampai pagi menjemput di ruang yang berbeda. Sadar-sadar Nayla sudah bangun di pagi hari dan Shaka sudah tidak ada. Brak! "Astaga! Kenapa lagi ini anak? Datang-datang ngamuk meja?" Vira terjingkat sampai menghentikan tangannya yang menari di atas keyboard. Nayla cemberut, duduk di kursinya sambil menghidupkan komputer, "Shaka marah tau.""What?! Cowok setenang itu bisa marah?! Kamu apain?!" Vira sampai ikutan

  • Married to My Childhood Friend   45. Nayla Tertangkap Basah

    Perasaan aneh muncul di setiap menit berkendara. Rasanya Nayla ingin putar arah dan melihat ke belakang. Pandangan kabut berasap di jalanan semakin menyibak penasaran. "Jangan-jangan Shaka benar-benar mau dihasut olehnya. Aku bukan takut Shaka mau direbut, tapi ... untuk jaga-jaga saja. Apa yang cewek itu lakukan ke Shaka." Akhirnya Nayla putar arah. Toko itu sepi, dinding seolah punya telinga, dan Nayla bersembunyi di balik pintu penyekat antara ruang depan dengan lorong menuju dapur dan ruangan kerja Verlin. Mata Nayla melebar kala melihat situasi Shaka yang semakin dekat dengan Verlin. Mereka tengah memantau rekaman cctv dari laptop. Bukan itu yang Nayla resahkan, tetapi jarak di antara yang begitu dekat. Semakin Nayla lihat semakin tak sadar tangannya menekan pada dinding tempat dia bersandar. Nayla heran mengapa dahi Shaka berkerut. Seharusnya rekaman cctv itu baik-baik saja bukan. Dia telah merekayasanya. "Tunggu! Hentikan adegan itu!" Shaka menunjuk layar laptop. "Yang

  • Married to My Childhood Friend   44. Rasanya Terlahir Kembali

    "Bagaimana bisa mereka keracunan?! Siapa yang berani melaporkan tuduhan itu?! Kenapa berita bodoh ini langsung menyebar ke seluruh kota?!" Verlin marah besar. Semua karyawannya menunduk bingung sekaligus takut. Ini pertama kalinya Verlin marah sejak menjabat sebagai bos baru. Belum lagi di luar terjadi kericuhan. Petugas dari balai pengawas obat dan makanan datang untuk memeriksa beserta beberapa instansi lainnya. Tidak sedikit pula para pelanggan semalam yang tidak terima karena dibuat sakit perut selama tiga jam. Mereka bahkan membawa surat keterangan dari rumah sakit. "Sshhh, jangan diam saja lakukan sesuatu!" Verlin mondar-mandir naik darah. "Eee, meskipun sakitnya hanya tiga jam, tetapi nama kita sudah tercemar," ujar salah satu karyawan takut-takut. "Se-semua pelanggan juga mengalami hal yang sama. Du-durasi yang sama pula," sahut temannya. "Kita harus bagaimana, Nona? Pihak berwajib di depan sudah tidak tahan ingin kita membuka pintu. Kalau mereka terus memaksa pintunya b

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status