Chapter: 85. Hotel di Bekasi dan Nuansa Masa LaluLaki-laki muda yang malang, dia menelan ludahnya susah payah di depan pasangan yang hampir mengamuk. "Aku tidak tau. Tiba-tiba ada yang mentransferku uang dan menyuruhku untuk mengganggu kalian. Aku hanya montir biasa yang baru belajar. Kebetulan bengkel di depan sana miliki saudaraku. Aku dan teman-temanku sedang belajar darinya. Karena kami sudah mendapatkan uang tentu saja kami lakukan keinginan dia. Diam-diam kamu membuat ban mobil dan motor kalian bocor dan setiap saat menebar paku di jalanan supaya banyak pengendara yang mengalami hal yang sama sehingga bengkel kami ramai, bengkel yang lain juga ramai. Sudah begitu ... harus menggodamu juga. Siapa yang tidak mau menggoda wanita. Apalagi secantik Bibi," ujar laki-laki itu. "Bocah kurang ajar! Kamu masih merayu istriku?!" Shaka hampir menamparnya dan laki-laki itu bukannya takut malah memberi tatapan sinis, "Lakukan apa yang kamu mau, Paman. Aku hanya berkata jujur." Rahang Shaka bergetar karena giginya mengetat. Dia menahan di
Last Updated: 2025-08-16
Chapter: 84. Penculikan SuksesNayla menceritakan apa yang dia ceritakan ke Vira kepada Gilang. Hanya persoalan tentang cowok yang terus tanpa henti menggoda Nayla seolah mereka terpesona. Nayla cukup sadar diri, dia tidak secantik itu sampai mampu menghentikan mata dan napas pria."Itulah yang terjadi." desah Nayla lelah. "Oh ... nggak heran waktu di mall kamu dikeroyok banyak cowok. Ternyata begitu. Lumayan merepotkan juga." Gilang mengelus-elus dagunya."Kuajak dia ke Bandung buat eksperimen dan ternyata dia malah dikejar-kejar. Shaka marah. Aku sampai takut lihatnya. Padahal dia cuma bilang ... ayo pulang. Ih, itu udah buat aku merinding, lebih mengerikan daripada ajakan perang." Vira mengusap kedua lengannya. "Terus rencana kalian apa?" Gilang menatap Nayla penasaran. "Kami mau nangkap salah satu dari mereka. Bikin dia kapok. Interogasi mereka sampai ngaku, apa alasan mereka ngelakuin ini." mata Nayla memicing. Gilang dan Vira saling bertukar pandang. "Eee, jangan-jangan itu ulah Verlin lagi. Dia selalu n
Last Updated: 2025-08-16
Chapter: 83. Memancing Lewat PesonaBibir merah merona. Kelopak mata gelap membawa aura kematian. Bulu mata hitam lentik dan rambut yang terurai lurus sempurna. Nayla memakai jas hitam, sepatu hitam, dan kuku pun dicat hitam. "Pufftt!" Shaka menahan tawa melihat istrinya dari belakang. "Eh, eh, ngapain kamu ketawa?" Nayla menoleh tak terima. "Ehm, kamu kayak penyihir jahat, bukan kayak wanita penggoda," jawab Shaka jujur. "Hah?! Aku udah effort dandan dari subuh begini buat narik para otak bego itu tau. Di matamu aku malah kelihatan kayak nenek sihir?" sudut bibir Nayla berkedut. Shaka terus membekap mulutnya hingga akhirnya tak bisa menahan tawa. Wajah Nayla merah dan kamar penuh dengan gelak tawa Shaka. Dia mengomel tak henti-henti sampai memukuli Shaka dengan berbagai alat Make Up dan bahkan lempar bantal, tapi semua itu dapat Shaka hindari dengan mudah. Laki-laki itu asik melenggang pergi terlebih dahulu. "Jangan lupa kabari aku apapun yang terjadi." kata Shaka sebelum menghilang dari pintu. Lemparan terakhi
Last Updated: 2025-08-16
Chapter: 82. Malam di BandungNada serius menyelimuti pembicaraan mereka. Suara jangkrik yang awalnya mendominasi kini cukup menjadi musik malam dan Shaka menatap Nayla lagi. "Ini terjadi setelah kamu selesai membalaskan dendamku," lanjut Nayla. Shaka mengernyit. Ketika Nayla menatap kosong di halaman luas tepi jalan di depan mereka, Shaka pun berpikir hal yang sama. "Sejak itu ... awal mula ditandai dengan ... orang yang bunuh diri di apartemen waktu itu. Kamu ingat?" Nayla melirik Shaka. Shaka terkejut Nayla masih mengingatnya, "Aku ingat." mengangguk pelan. "Habis itu kita kayak diteror sama apes. Seolah-olah itu murni apes dan bukan ulah orang lain." Nayla tertawa ringan di saat bicara, "Kayaknya aku tau siapa orangnya." Shaka tersentak, "Siapa?" Nayla menoleh, "Abraham Simon, dia pemilik hotel, mantan bos aku waktu aku kerja paruh waktu di sana." Shaka terkejut lagi. Dia tidak pernah memikirkan nama itu. Dia bahkan tidak tahu, "Kenapa kamu bisa yakin kalau dia orangnya?" Nayla menggeleng, "Aku juga n
Last Updated: 2025-08-16
Chapter: 81. Gangguan Si Pria Berpayung"Nayla, Shaka jemput kamu, tuh." bisik Vira ketika mereka hendak pulang. Nayla menganga melihat Shaka sedang berdiri di samping mobilnya di pinggir jalan. "Astaga! Ngapain dia ke sini? Udah kubilang nggak usah ikut malah nyusul," desis Nayla kesal, tapi pipinya memerah. Vira terkikik, Bilang aja kamu seneng supaya bisa ngadu lebih awal, 'kan? Halah, aku tau sifat kamu." Pipi Nayla lebih memerah, "Enggak, ya." Mereka sudah hampir menyeberang jalan untuk menghampiri Shaka, tetapi tiba-tiba turun hujan. Mereka kebasahan dan tidak jadi menyeberang. Jalanan terlalu ramai dan tidak ada tempat berteduh di sana. "Akhirnya mendung dari tadi menghunuskan pedangnya juga. Kita kebasahan, gawat kalau besok batuk pilek pas kerja." Vira menutupi kepalanya dengan tas. Nayla celingukan mencari pohon besar. Jangankan pohon di tepi jalan itu, tempat duduk kecil saja tidak ada. Sangat gersang dalam balutan mendungnya langit senja. Pandangannya mengarah ke Shaka. Seakan mereka saling memahami satu
Last Updated: 2025-08-16
Chapter: 80. Kulineran di BandungVira belum menyaksikannya sendiri dan dia semakin penasaran, "Nayla, aku punya ide. Semua pria aneh yang ngejar-ngejar kamu ada di lingkungan rumah sama kantor, 'kan? Gimana kita ke luar kota buat ngebuktiin apakah kamu masih dikejar-kejar para cowok kalau jauh dari rumah." Nayla menatap Vira sambil menimang, "Masuk akal juga. Boleh dicoba." Minggu adalah hari yang ditentukan. Cuaca sedang tidak bersahabat. Mendung, angin, dan guntur meneror sejak pagi, tapi tidak ada tanda-tanda air turun dari langit. Bandung adalah lokasi yang dipilih. Mereka liburan dan menghabiskan hari di sana, tapi tidak Nayla sangka Vira justru mengajaknya ke tempat kuliner untuk menjelajahi segala jenis kuliner di Bandung. "Woah, banyak banget makanan di sini. Aaa, aku mau itu! Yang itu, itu, dan juga di sana. Haha, nggak sia-sia aku keluar kandang." Nayla kegirangan dan Vira membuka kipas kertas di tangannya puas, "Hahaha, benar, 'kan, apa kataku. Kamu puas, Nona? Silahkan nikmati semua yang kamu mau. Tap
Last Updated: 2025-08-15
Chapter: 110. Kisah Raja Iblis dan Pelayan CantikDiam-diam mengintip di celah pintu. Kamar Reon membuat bulu kuduk Zara merinding. Kakinya gemetaran, meringis dalam diam. "Aduh! Kenapa aku malah ke sini? Tadinya hanya penasaran apa yang Reon lakukan, kenapa aku benar-benar datang mengintipnya?" mencicit bodoh. Tiba-tiba pintu terbuka membuat Zara berteriak hampir jatuh tersungkur. "Aaa, sakit sekali!" Bangkit mengusap lutut yang terbentur keras dengan lantai. Ada kaki besar di sampingnya. Seketika Zara mati gaya. Dia berdiri cepat dan memberi senyuman manis. "Ah, Tuan. Tidak bisa tidur, ya?" Senyum itu menjadi kikuk. Reon menatapnya begitu dalam sampai Zara terpaksa memutar-mutarkan pandangannya. "Zara," panggil Reon membuat Zara terjingkat. "Hiii! Iya, Tuan!" Seketika Zara bersikap tegap. "Apa kau tidak keberatan menyukai mantan Pembunuh Rahasia sepertiku?" Tatapan redup Reon mengatakan segalanya. Zara mendelik heboh bahkan sulit bernapas. 'Kenapa tiba-tiba begini?! Apa yang merasukinya?!' memekik dalam hati
Last Updated: 2023-02-09
Chapter: 109. Pernyataan Janji"Zara Azuri Frazanista, kuucapkan terima kasih sudah mendampingi Tuan tanpa memerasnya seperti rencanamu pada awalnya," ujar Aoi tanpa melepas rokok di sudut mulutnya. Zara mendelik meringis. 'Sial! Kenapa gadis ini bisa setenang Alexa? Tidak, Alexa lebih gelap dari ini,' batin Zara. "Aku tidak bermaksud memerasnya, tapi memanfaatkannya." bela Zara malas menepis udara. "Omong-omong, kau sangat cantik!" Aoi mengeluarkan asap rokok dari mulutnya seperti mainan. Zara terperangah langsung memegang kedua pipi. "Iya, haha, jangan begitu. Aku tidak secantik itu."Dia tersipu. "Bicaranya jadi malu-malu." Bastian mendelik.Ekspresi Zara berubah seketika ketika menoleh ke Bastian. "Jadi, apa yang kalian lakukan?" Pertanyaan yang cukup serius. Bastian melengos. "Hanya bermain," jawabnya santai. Zara memicing tidak percaya. Dia pun berdiri membuat mereka mendongak. "Bastian, kutunggu penjelasanmu. Yah, terserah kalian mau bermain atau tidak, aku tidak berhak mengaturnya, tetapi aku
Last Updated: 2023-02-09
Chapter: 108. Perayaan Besar Sepanjang Sejarah"Semuanya telah berakhir?" Di gerbang kantor polisi, Ryo bertanya kepada Zara. Zara mengangguk mantap. "Sudah berakhir!" Mereka berjabat tangan dan menukar senyum.Tidak akan ada pembalasan dendam lagi yang menyulitkan semua orang. Zara sudah bisa lega sepenuhnya. Kegelisahan di hati pun hilang. "Aku akan pergi ke jalanku. Temui aku jika membutuhkan sesuatu. Setelah ini apa rencanamu?" Ryo melepaskan jabatan tangan mereka. Zara berkedip polos. "Hmm? Aku akan kembali bekerja di rumah Tuan Reon, apa lagi?" Ryo pun menepuk dahi. "Gadis payah!" "Ha? Apa? Kenapa kau bilang begitu?" Zara seperti orang bodoh yang dikerjai. Namun, jalan memisahkan mereka sehingga Zara tidak mendapat jawabannya. Ryo kembali mengatur perusahaannya dan Zara kembali ke rumah Reon bersama orang-orang penting yang berbunga-bunga akannya. Setibanya di rumah, dia baru sadar bahwa Bastian dan Aoi menghilang, padahal Reon beserta kedua ajudannya ada di sana. "Bibi, ke mana Bastian dan Aoi? Tadi mereka p
Last Updated: 2023-02-08
Chapter: 107. Asmara Bersemi KembaliKeesokan harinya, Zara sudah tidak menjadi tahanan asmara. Ryo berniat untuk menyelesaikan segalanya dan memulai sesuatu yang baru. Dengan didampingi Zara, Ryo berniat menuju kantor polisi, akan tetapi tanpa diduga Forin menghadang di depan rumahnya. "Astaga! Forin?!" Zara yang terkejut sampai mundur hampir kembali ke teras. Ryo juga terkejut, tetapi dia mematung. 'A-apa yang dilakukannya di sini?! Pagi-pagi sekali sudah ada masalah?! Oh, tidak, kapan ini akan selesai?!' batin Zara menjerit. Memandang mereka berdua bergantian sampai matanya melebar. Ekspresi Forin nampak segan bercampur malu, tetapi terdapat niat yang kuat. Mereka diam sampai Forin membuka percakapan. Dia sangat gelisah sebelum memantapkan langkah dan memandang Ryo dalam. "Ryo, aku ingin mengakhiri hubungan denganmu," ujar Forin tegas. Sontak pagi yang cerah itu menjadi mendung bagi Ryo. Zara membekap mulutnya. Syok tak berkesudahan dengan keberanian Forin dalam bermain-main, akan tetapi kali ini mantan mode
Last Updated: 2023-02-08
Chapter: 106. Pertarungan Hati SelesaiDemam melanda, panas-dingin di sekujur badan. Hujan petir di luar menambah gelapnya kamar. Zara menyelimuti Ryo dengan satu-satunya selimut dan menyuruhnya duduk menekuk lutut setelah sadar. Laki-laki itu begitu lembab. Tubuhnya membiru nan pucat. Zara panik tak karuan. "Ada apa denganmu? Kenapa bisa begini? Kau bermain hujan? Seperti anak kecil saja!" Marah Zara akan kekhawatirannya. Ryo yang terpuruk menatap Zara dengan makna berbeda. Sisi perhatian nan baik itu membuatnya berdecak dalam hati. Memalingkan pandangan kembali pada kesedihan yang mendalam. Kemudian, dia menceritakan segalanya. Tentang Forin yang berkhianat.Zara terperangah, "Apa ... kau bilang?" Tangan lemah tak lagi memegang selimut yang menutupi Ryo dari kepala hingga kaki. Laki-laki itu pun mengangguk lemah. Zara tidak bisa berucap sepatah kata pun. Meskipun telah mengetahui perasaan Forin pada Reon, tetapi keberanian Forin menyelamatkan Reon dan mengakui cintanya pada Ryo itu terlalu memukul. Bahkan Zara
Last Updated: 2023-02-07
Chapter: 105. Terpuruk dalam Dua Cinta"Karena aku mencintaimu!" Jantung Reon bergemuruh. Langit menghadirkan guntur dan awan mendung dari segala sisi. Bulan separuh yang bersinar mulai tertutup mendung. Musim kemarau lenyap untuk malam ini. Rintikan air mulai turun mengguyur seluruh sudut Jakarta. Pernyataan Forin hanyut bersamaan turunnya hujan. "Kau gila!" Reon menggeleng. Forin justru berbinar. "Ini pertama kalinya kau menggunakan ekspresimu untukku selain senyuman sinis dan marah. Aku senang sekali!" Reon memejamkan mata meredam emosi. "Terima kasih, tapi aku tidak punya banyak waktu. Membebaskanku hanya akan menambah masalah bagimu." Reon hendak pergi, tetapi Forin menariknya berjongkok di dekat pintu belakang. "Ssttt! Aku punya rencana untuk membawa Zara ke sisimu."Forin mengangguk pasti. Reon terpancing."Zara?" Tatapannya sedikit berubah. "Ryo menjaganya sangat ketat. Jika aku yang membawanya keluar pasti tidak akan masalah. Percayalah padaku!" Reon hendak membalas, akan tetapi sebuah tepuk tangan te
Last Updated: 2023-02-07