Chapter: 155. Angin Tanggal Baru"Shaka?! Shaka di mana kamu?! Tidak mungkin! Ini semua tidak mungkin! Beraninya kau menipukuuuu!" Amarah Verlin menggema di villa. Seluruh orang suruhannya dikerahkan melacak keberadaan Shaka melalui akses keuangan dan mencarinya ke segala penjuru. Mereka kejar-kejaran waktu. Di bandara tinggal menghitung detik dan menit sampai pesawat diterbangkan. "Kenapa waktu begitu lambat?!" Shaka gelisah. Kemudian, pukul sembilan pun tiba. Jarum jam sudah seperti menusuk jantungnya saja. Peringatan dari pramugari akan penerbang telah terdengar. Dentuman di dadanya begitu besar. Peluh di wajahnya sudah mengering, tapi aliran sungai darahnya mengalir begitu deras. Apalagi ketika dia melihat ke bawah, para petugas keamanan telah menahan orang-orang berpakaian hitam dan berbadan besar. Situasinya cukup sengit di sana. Shaka yakin mereka adalah orang-orang yang mencarinya. Namun akhirnya pemandangan itu menghilang. Dada sakit Shaka sedikit berkurang. Dia menunduk memegang dadanya selama penerba
Last Updated: 2025-10-09
Chapter: 154. Ini akan Menjadi Langkah TerakhirSandiwara terus berjalan. Shaka berhasil memasuki kantor perusahaan milik ayahnya Verlin dan dia membantu pekerjaan di sana hingga mencapai keberhasilan yang cukup menjanjikan. Membuat kepercayaan terlalu cepat dan semua orang senang padanya. Sejauh itu pula Shaka tidak melihat perubahan sikap Verlin lagi. Wanita itu seperti kekasihnya sungguhan. Malam ini mereka baru pulang dari kantor dan suasana malam di Eropa menyelimuti jiwa. Verlin mabuk karena sebelumnya sempat minum bersama ayahnya. Shaka tidak terkejut dengan itu sejak kejadian di Great Waterfall, dia sudah menduga bahwa Verlin suka mabuk. "Astaga, tolong lihat jalanmu. Kau hampir jatuh." Shaka menuntun Verlin ketika Verlin terhuyung-huyung di pinggir jalan. "Hahaha, kalau aku jatuh, 'kan, ada kau yang menolongku," ucap Verlin dengan wajah memerah dan bau alkohol tersebar di tubuhnya. Shaka mendesah pasrah, menatap langit, dan jalanan sepi tengah malam ini, "Ini jauh berbeda. Kau harus berhenti minum kalau ingin menjaga
Last Updated: 2025-10-03
Chapter: 153. Bunga Mekar dan Hati MemarShaka membuka pintunya dan Verlin tersenyum manis tepat di depannya. Sangat anggun seperti ketika mereka pertama kali bertemu. Dia terdiam sejenak sebelum Verlin merubah senyumnya menjadi kekhawatiran yang tertata rapi. "Shaka? Kondisimu buruk," suara Verlin terdengar sangat sendu di telinga Shaka. Ini sudah sangat jauh dari yang dia duga. Bahkan Verlin lebih lembut. Perubahan yang terlalu signifikan dan Shaka bernapas lemas di ambang pintu. "Verlin ... aku menunggumu." ujar Shaka lirih dan ambruk di lengan Verlin yang sudah siap sedia membantunya. Verlin menghela napas panjang, "Maaf telah membuatmu menunggu lama." dia tersenyum, "Aku kembali." Dokter datang memberi perawatan terbaik. Shaka butuh istirahat agar tenaganya pulih dan wajah pucat itu hilang. Namun, ketika Verlin mencoba pergi memberikan kesempatan bagi Shaka beristirahat setelah dokter memeriksa, Shaka menahannya. Verlin terkejut dan memegang tangan Shaka sangat erat. Dia duduk di tepi ranjang sedangkan Shaka berb
Last Updated: 2025-10-03
Chapter: 152. Dua PosisiPercuma, mereka tidak dapat menghentikannya. Gilang menepuk dahi melihat kepergian Nayla, "Percuma saja. Cintanya sudah di ranah hidup dan mati. Dinding mereka sudah tidak bisa ditembus." "Tapi Nayla bisa sakit nanti." kerutan dahi Vira terus menyiratkan kekhawatiran. "Dia sudah sakit, kalau terus dibiarkan makin parah, tapi kalau itu yang dia mau kita bisa apa?" jawab Gilang. "Ayo kita ikuti dia," ajak Vira.Tentu saja Gilang setuju. Mereka juga sudah melihat orang yang selalu membuntuti Nayla pergi tadi. Lalu, apa yang Nayla lakukan hingga malam tiba, dia hanya berkeliaran di sekitar Jakarta dan Bekasi seperti orang kasmaran yang merindukan kekasihnya. Seperti burung hantu dan serigala yang selalu menatap bulan di tengah malam. Tanpa mengenal lelah. Great Waterfall, club yang jatuh karena ulah mereka, Nayla terdiam duduk di bangunan tertutup itu seorang diri. Vira dan Gilang mengawasi dari kejauhan. Seketika mereka tahu tempat tersembunyi itu. Masih bersinar seperti sebelumny
Last Updated: 2025-10-01
Chapter: 151. Cinta itu Soal NyawaPintu didobrak mengejutkan seluruh penghuni gedung. Bukan hanya lantai satu, tetapi setiap sudut di bangunan itu bahkan pintu-pintu dikepung agar tidak terjadi hal-hal buruk. "Katakan di mana Verlin berada!" Dia marah di ruang manajemen. Sebelumnya Nayla menggeledah rumah Verlin, tetapi rumah itu kosong. Menurut warga setempat kediamannya sudah ditinggalkan sejak kasus mempengaruhi karirnya. Itu sudah sangat lama. Nayla bahkan lupa kapan itu terjadi. Jadi disinilah dia berada. Merusak momen orang-orang yang tidak bersalah. Mereka bilang tidak tahu di mana Verlin berada. Sejak meninggalkan agensi wanita itu telah menghilang sepenuhnya seperti ditelan bumi. Tidak ada jejak sama sekali. Bahkan ada beberapa bukti bahwa mereka mencoba menghubungi Verlin beberapa kali, tetapi tidak ada jawaban. Keberhasilan yang menemui titik mustahil. Tidak diragukan lagi bahwa Verlin lah yang membantu Enna kabur dari penjara. Muncul satu kemungkinan yang sudah Nayla sadari sejak awal, hanya saja di
Last Updated: 2025-10-01
Chapter: 150. Penjarahan Demi CintaMereka bicara di ambang pintu menimbulkan kesan yang buruk. Alhasil Vira dan Gilang mengikuti Nayla hingga ke motornya masih berusaha menghentikan Nayla. "I-iya udah kalau itu keputusan kamu. Emang sejak awal aku nyaranin kamu resign tapi bukan kayak gini keadaannya. Aku dukung kamu. Apapun keputusan kamu aku dukung. Gilang juga iya, 'kan, Gilang?" Vira menggenggam tangan Nayla yang sudah duduk di atas motornya."Iya lah pasti. A-aku mau ikut. Tunggu aku selesai kerja, ya, Mbak. Nanti aku temenin nyari mas Shaka. Sekarang masih jam...," ucapan Gilang dipotong Nayla. "Apa aku masih bisa menunggu sedangkan aku nggak tau gimana kondisi Shaka sekarang. Di mana dia, bagaimana dia, apa dia udah makan apa belum, apa jangan-jangan dia juga disiksa sama aku. Si psiko itu mulutnya sudah bisu. Dia berniat menyiksaku sampai mati. Hatiku sakit sampai sekarang apa kamu tau gimana rasanya? Dan kalian masih bisa nyuruh aku buat menunggu? Sabar? Aku udah nurut buat nyembuhin diri aku sendiri tapi gi
Last Updated: 2025-09-24
Chapter: 110. Kisah Raja Iblis dan Pelayan CantikDiam-diam mengintip di celah pintu. Kamar Reon membuat bulu kuduk Zara merinding. Kakinya gemetaran, meringis dalam diam. "Aduh! Kenapa aku malah ke sini? Tadinya hanya penasaran apa yang Reon lakukan, kenapa aku benar-benar datang mengintipnya?" mencicit bodoh. Tiba-tiba pintu terbuka membuat Zara berteriak hampir jatuh tersungkur. "Aaa, sakit sekali!" Bangkit mengusap lutut yang terbentur keras dengan lantai. Ada kaki besar di sampingnya. Seketika Zara mati gaya. Dia berdiri cepat dan memberi senyuman manis. "Ah, Tuan. Tidak bisa tidur, ya?" Senyum itu menjadi kikuk. Reon menatapnya begitu dalam sampai Zara terpaksa memutar-mutarkan pandangannya. "Zara," panggil Reon membuat Zara terjingkat. "Hiii! Iya, Tuan!" Seketika Zara bersikap tegap. "Apa kau tidak keberatan menyukai mantan Pembunuh Rahasia sepertiku?" Tatapan redup Reon mengatakan segalanya. Zara mendelik heboh bahkan sulit bernapas. 'Kenapa tiba-tiba begini?! Apa yang merasukinya?!' memekik dalam hati
Last Updated: 2023-02-09
Chapter: 109. Pernyataan Janji"Zara Azuri Frazanista, kuucapkan terima kasih sudah mendampingi Tuan tanpa memerasnya seperti rencanamu pada awalnya," ujar Aoi tanpa melepas rokok di sudut mulutnya. Zara mendelik meringis. 'Sial! Kenapa gadis ini bisa setenang Alexa? Tidak, Alexa lebih gelap dari ini,' batin Zara. "Aku tidak bermaksud memerasnya, tapi memanfaatkannya." bela Zara malas menepis udara. "Omong-omong, kau sangat cantik!" Aoi mengeluarkan asap rokok dari mulutnya seperti mainan. Zara terperangah langsung memegang kedua pipi. "Iya, haha, jangan begitu. Aku tidak secantik itu."Dia tersipu. "Bicaranya jadi malu-malu." Bastian mendelik.Ekspresi Zara berubah seketika ketika menoleh ke Bastian. "Jadi, apa yang kalian lakukan?" Pertanyaan yang cukup serius. Bastian melengos. "Hanya bermain," jawabnya santai. Zara memicing tidak percaya. Dia pun berdiri membuat mereka mendongak. "Bastian, kutunggu penjelasanmu. Yah, terserah kalian mau bermain atau tidak, aku tidak berhak mengaturnya, tetapi aku
Last Updated: 2023-02-09
Chapter: 108. Perayaan Besar Sepanjang Sejarah"Semuanya telah berakhir?" Di gerbang kantor polisi, Ryo bertanya kepada Zara. Zara mengangguk mantap. "Sudah berakhir!" Mereka berjabat tangan dan menukar senyum.Tidak akan ada pembalasan dendam lagi yang menyulitkan semua orang. Zara sudah bisa lega sepenuhnya. Kegelisahan di hati pun hilang. "Aku akan pergi ke jalanku. Temui aku jika membutuhkan sesuatu. Setelah ini apa rencanamu?" Ryo melepaskan jabatan tangan mereka. Zara berkedip polos. "Hmm? Aku akan kembali bekerja di rumah Tuan Reon, apa lagi?" Ryo pun menepuk dahi. "Gadis payah!" "Ha? Apa? Kenapa kau bilang begitu?" Zara seperti orang bodoh yang dikerjai. Namun, jalan memisahkan mereka sehingga Zara tidak mendapat jawabannya. Ryo kembali mengatur perusahaannya dan Zara kembali ke rumah Reon bersama orang-orang penting yang berbunga-bunga akannya. Setibanya di rumah, dia baru sadar bahwa Bastian dan Aoi menghilang, padahal Reon beserta kedua ajudannya ada di sana. "Bibi, ke mana Bastian dan Aoi? Tadi mereka p
Last Updated: 2023-02-08
Chapter: 107. Asmara Bersemi KembaliKeesokan harinya, Zara sudah tidak menjadi tahanan asmara. Ryo berniat untuk menyelesaikan segalanya dan memulai sesuatu yang baru. Dengan didampingi Zara, Ryo berniat menuju kantor polisi, akan tetapi tanpa diduga Forin menghadang di depan rumahnya. "Astaga! Forin?!" Zara yang terkejut sampai mundur hampir kembali ke teras. Ryo juga terkejut, tetapi dia mematung. 'A-apa yang dilakukannya di sini?! Pagi-pagi sekali sudah ada masalah?! Oh, tidak, kapan ini akan selesai?!' batin Zara menjerit. Memandang mereka berdua bergantian sampai matanya melebar. Ekspresi Forin nampak segan bercampur malu, tetapi terdapat niat yang kuat. Mereka diam sampai Forin membuka percakapan. Dia sangat gelisah sebelum memantapkan langkah dan memandang Ryo dalam. "Ryo, aku ingin mengakhiri hubungan denganmu," ujar Forin tegas. Sontak pagi yang cerah itu menjadi mendung bagi Ryo. Zara membekap mulutnya. Syok tak berkesudahan dengan keberanian Forin dalam bermain-main, akan tetapi kali ini mantan mode
Last Updated: 2023-02-08
Chapter: 106. Pertarungan Hati SelesaiDemam melanda, panas-dingin di sekujur badan. Hujan petir di luar menambah gelapnya kamar. Zara menyelimuti Ryo dengan satu-satunya selimut dan menyuruhnya duduk menekuk lutut setelah sadar. Laki-laki itu begitu lembab. Tubuhnya membiru nan pucat. Zara panik tak karuan. "Ada apa denganmu? Kenapa bisa begini? Kau bermain hujan? Seperti anak kecil saja!" Marah Zara akan kekhawatirannya. Ryo yang terpuruk menatap Zara dengan makna berbeda. Sisi perhatian nan baik itu membuatnya berdecak dalam hati. Memalingkan pandangan kembali pada kesedihan yang mendalam. Kemudian, dia menceritakan segalanya. Tentang Forin yang berkhianat.Zara terperangah, "Apa ... kau bilang?" Tangan lemah tak lagi memegang selimut yang menutupi Ryo dari kepala hingga kaki. Laki-laki itu pun mengangguk lemah. Zara tidak bisa berucap sepatah kata pun. Meskipun telah mengetahui perasaan Forin pada Reon, tetapi keberanian Forin menyelamatkan Reon dan mengakui cintanya pada Ryo itu terlalu memukul. Bahkan Zara
Last Updated: 2023-02-07
Chapter: 105. Terpuruk dalam Dua Cinta"Karena aku mencintaimu!" Jantung Reon bergemuruh. Langit menghadirkan guntur dan awan mendung dari segala sisi. Bulan separuh yang bersinar mulai tertutup mendung. Musim kemarau lenyap untuk malam ini. Rintikan air mulai turun mengguyur seluruh sudut Jakarta. Pernyataan Forin hanyut bersamaan turunnya hujan. "Kau gila!" Reon menggeleng. Forin justru berbinar. "Ini pertama kalinya kau menggunakan ekspresimu untukku selain senyuman sinis dan marah. Aku senang sekali!" Reon memejamkan mata meredam emosi. "Terima kasih, tapi aku tidak punya banyak waktu. Membebaskanku hanya akan menambah masalah bagimu." Reon hendak pergi, tetapi Forin menariknya berjongkok di dekat pintu belakang. "Ssttt! Aku punya rencana untuk membawa Zara ke sisimu."Forin mengangguk pasti. Reon terpancing."Zara?" Tatapannya sedikit berubah. "Ryo menjaganya sangat ketat. Jika aku yang membawanya keluar pasti tidak akan masalah. Percayalah padaku!" Reon hendak membalas, akan tetapi sebuah tepuk tangan te
Last Updated: 2023-02-07