Share

Bab 5

Karina dengan gelisah menggigiti kukunya, tangan satunya memegang gagang telphone. Dari raut wajahnya gadis itu kini tengah sedang cemas, sesekali ia melirik kearah belakang dimana kelima orang itu memandangnya dengan tatapan tidak biasa. Karina harus menghela napas panjang kala melihat tatapan dari mereka. Terlebih lagi tatapan dari Aksa, setelah berita itu. Anita menanyakan masalah itu padanya, jelas saja ia bingung harus menjawab apa. ia merasa tidak pernah menikah dengan pria yang bernama Ferro, tapi kenapa pria itu dengan beraninya mengatakan hal itu di media. Karina dengan tidak sabar menunggu seseorang mengangkat telphonenya.

            “Hallo...” sapa seseorang di sebrang sana.

            “Sena, apa maksud semua ini? Kenapa pria itu mengaku sebagai suamiku, sebenarnya apa yang ayahku lakukan. Apakah ini salah satu rencana ayah untuk membawaku pulang, kalau memang itu yang ayah inginkan. Jangan harap aku akan pulang karena hal itu...” cecar Karina tanpa jeda dengan nafas memburu, ia tidak membiarkan Sena menjawab pertanyaannya. Sena menghela nafas di sebrang sana.

            “Tenanglah dulu, aku juga sudah melihat berita itu. Seperti dirimu, aku juga shock...” sahut Sena. Ia tahu temannya sedang dalam masalah besar sekarang, apalagi setelah tayangan yang di televisi dengan pengakuan Ferro. Sebenarnya apa yang ada dipikiran pria itu, kenapa dia mengatakan berita bohong tersebut.

            “Bagaimana aku bisa tenang, apa yang ayah rencanakan sebenarnya?” teriak Karina histeris membuat orang-orang yang ada di rumah itu memandang kearahnya yang sibuk menelphone.

            “Karina, bagaimana aku tahu apa yang direncanakan ayahmu. Mungkin dia ingin kamu pulang,” sahut Sena sebal, Karina seperti menyalahkannya atas semua yang terjadi padanya.

            Karina menutup telphonenya kasar, ia menghembuskan nafas berat. Sedikit mengusap wajahnya frustasi. Ia tidak pernah berpikir akan seperti ini jadinya. Sungguh membuat ia marah atas tindakan sang ayah yang begitu tega pada dirinya. Setelah memaksanya untuk menikah dengan orang yang tidak dicintainya. Sekarang  berita bohong yang disebar pria itu sedikit membuat Karina geram. Aksa berjalan mendekat kearahnya.

            “Apa yang terjadi? Kamu berhutang penjelasan padaku,” Aksa berucap sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Karina mendengus kesal kala Aksa memandangnya curiga.

            “Penjelasan apa?” Karina berpura-pura tidak tahu dengan sangat acuh.

            Aksa tersenyum simpul, ia memandang ke arah teman-temannya yang melotot padanya. Mereka mengira kalau Aksa sudah membawa kabur istri orang, Aksa sangat kesal. Padahal ia tidak pernah melakukan hal itu, bertemu dengan Karina pun suatu ketidak sengajaan saat Karina menerobos masuk kedalam mobilnya.

            “Aku dituduh mereka melarikan istri orang, kamu setidaknya harus memberi mereka penjelasan,” Aksa mengarahkan dagunya pada mereka yang menatap keduanya intens. Karina terkesiap, bibirnya terkatup rapat. Ia menenggak air liurnya pelan.

            “Kamu memang telah membawa kabur istri orang,” sahut Karina setelah lama terdiam.

            “Apa? Jadi itu benar?”

            “Kenapa kamu terkejut, kamu yang membuatku berada di sini. Apa kamu ingat?” Karina tersenyum penuh kemenangan.

            “Bukankah kamu yang ingin ikut, kenapa sekarang...”

            “Sudahlah, aku tidak ingin bertengkar denganmu. Aku akan menjelaskannya pada mereka,” Karina melenggang meninggalkan Aksa yang berdecak kesal. Ia menatap Karina yang berjalan mendekat pada mereka. Ia masih memandanginya, sesaat Aksa berjalan menuju dapur untuk mengambil minum.

            “Apa benar yang tadi itu suamimu?” tanya Anita begitu hati-hati menatap manik mata hitam Karina yang memandangnya. Karina mendudukkan tubuhnya di samping Anita.

            “Tentu saja bukan, sebenarnya aku kabur dari pernikahanku,” sahutnya pelan namun begitu jelas terdengar oleh telinga mereka berempat.

            “Apa? Jadi kamu...” Bino menatap Karina yang mengangguk pelan. “Tapi bagaimana bisa? Bukankah tadi pria itu mengatakan kamu istrinya?” Bino memandang bingung sekaligus heran. kalau Karina belum menikah, kenapa pria itu mengaku sudah menikah denganya.

            “Itulah yang tidak aku mengerti, apa pria itu sudah gila?”

            “Mungkin dia terlalu menyukaimu, sampai-sampai dia mengira telah menikah denganmu,” sahut Jaki. Semua mata tertuju padanya. “Kenapa? apa ada yang salah dengan ucapanku?”

            “Tidak, mungkin saja itu benar.” Karina membalas dengan nada lemas.

            “Bagaimana bisa kamu dijodohkan dan kabur begitu saja saat hari pernikahanmu?” Anita memandang lekat Karina yang kini menatapnya. Ia begitu penasaran dengan hal nekad yang dilakukan Karina.

            “Aku benci perjodohan. Sangat membencinya,” ungkap Karina.

            “Perjodohan sepertinya sedang trend saat ini, teman kita juga mengalaminya,” seru Jaki sambil menunjuk Aksa dengan dagunya. Mereka semua melihat ke arah Aksa, Aksa yang merasa diperhatikan menoleh ke arah mereka semua.

            “Kenapa kalian menatapku seperti itu?” tanya Aksa dengan nada kesal.

            “Sepertinya kalian berjodoh, sama-sama kabur dari perjodohan masing-masing. Lalu tidak sengaja bertemu, bagaimana kalau kalian berdua yang menikah,” ujar Anita heboh, ia melihat ke arah Karina dan Aksa bergantian.

            “Menikah dengannya, aku tidak mau,” sahut Karina.

            “Siapa juga yang mau menikah denganmu,” Aksa beranjak dari dapur. Berjalan menuju kamar meninggalkan mereka semua yang masih berada di ruang televisi. Karina melipat kedua tangan di dada, tubuhnya bersandar ke sofa. Ia menekuk wajah kesal, apa yang harus ia lakukan sekarang. Pria itu sudah mengatakan kalau dia adalah istrinya, bahkan ia menunjukkan foto Karina pada semua orang. Karina benar-benar kesal, mungkin saja kali ini orang suruhan ayahnya akan menemukannya. Membawa Karina pulang ke rumah itu, dipaksa menikah, itu pasti. Ia tahu betul sikap ayahnya, sikap keras kepala ayahnya. Karina menghela nafas frustasi.

***

            Malam itu, Tn. Rama menghadiri sebuah pesta yang diselenggarakan rekan bisnisnya. Ia begitu berwibawa dengan jas hitam yang rapi. Ny. Arta menemaninya, dengan setia mendampingi suaminya. Kini mereka sedang bertegur sapa dengan orang yang menyelenggarakan pesta tersebut. Di sisi lain, seorang pria dengan istrinya juga sedang menghadiri pesta malam ini. Pesta untuk perayaan hari jadi Direktur James dengan istrinya Jesika, mereka yang memiliki hotel Ambarawa Hotel. Hotel yang mewah berkelas internasional yang sudah mendunia.

            Selesai berbicang dengan Direktur James, Tn. Rama harus menahan amarahnya akibat kelakuan putri semata wayangnya itu. Bagaimana bisa, Karina melakukan tindakan bodoh mencoreng nama baik keluarga. Untung saja ia memiliki ide untuk mempublikasikan pernikahan melakukan kesepakatan dengan keluarga Ferro. Untungnya mereka mau melakukan itu, yah, setidaknya mereka masih bisa menjalin bisnis bersama. Kedua keluarga itu memiliki bisnis yang sama-sama menguntungkan. Tn. Rama tidak akan melepaskan keluarga itu begitu saja.

            “Aku dengar putrimu kabur saat ini,” ujar seseorang dari belakang Tn. Rama yang baru mengambil wine dari meja. Ia berbalik menatap seseorang yang menegurnya. Orang itu tersenyum simpul di hadapan Tn. Rama.

            “Sejak kapan kamu mengurusi urusan keluargaku, kamu memata-mataiku?” tanya Tn. Rama menyipitkan mata menatap heran orang itu yang tidak lain adalah Anggara Sutomo dari DG Contruction.  Musuhnya.

            “Aku hanya tidak sengaja melihat berita hari ini dan cukup terkejut. Aku dengar pernikahan putrimu batal karena dia kabur. Tapi ternyata aku salah, dia sudah menikah tapi masih kabur karena hal kekanak-kanakan seperti itu,” cibir Tn. Anggara menatap remeh kearah Tn. Rama.

            Tn. Rama tampak geram memandang ke arah Tn. Anggara yang menatapnya santai. “Apa kamu pura-pura tidak tahu, atau memang kamu tidak tahu.” Ucapan dari Tn. Rama mampu membuat Tn. Anggara mengerutkan kening bingung.

            “Apa yang kamu bicarakan?”

            “Aku tidak ingin menjalin sesuatu dengan keluargamu, tapi sungguh diluar dugaan. Sekarang putriku sedang bersama dengan putramu,” kata Tn. Rama membuat Tn. Anggara membulatkan kedua matanya terkejut.

            “Apa katamu?”

            “Kamu tidak tahu, benar-benar tidak tahu? Aku rasa ini rencanamu untuk menghacurkanku, tapi ingat lah aku tidak akan mudah dijatuhkan. Walaupun sekarang putriku ada bersama dengan putramu. Aku pastikan, kalau dia menyentuh satu helai rambut putriku. Aku akan memberinya pelajaran,” ancam Tn. Rama yang sudah kelewat kesal. Tn. Rama berjalan meninggalkan Tn. Anggara yang termenung, Aksa bersama dengan putri dari Tn. Rama. Ini sungguh tidak masuk akal, ia kabur dari pertunangannya. Apakah pria bodoh itu menyukai putri Tn. Rama. Ia berharap kalau semua itu kebohongan. Tidak terjadi apa-apa diantara mereka. Ini akan menjadi masalah besar kalau mereka saling jatuh cinta.

            Tn. Anggara meraih ponselnya dan menelphone seseorang dengan serius. Ia begitu kesal saat mendengar seseorang di sebrang sana yang tidak lain adalah kakak Aksa. Renita mengatakan tidak tahu keberadaan adiknya itu. Ia menutup telphonenya kasar, tatapannya tajam kearah Tn. Rama yang kini sedang berbincang dengan tamu lain. Sekilas ia memandang kearah Tn. Anggara yang menatapnya tajam. Terjadi perang dingin diantara mereka.

Bersambung

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status