Share

PT 03

Setelah acara menangis tadi siang, Ji An kini berada di Rooftop gedung bola basket sendirian, karena Seok Won dan kekasihnya Kyung Soo sedang bermain basket. Bukannya bosen sendiri, Ji An malah sibuk berkutik dengan pikiran nya. Sekarang dia harus merubah takdir Kyung Soo, dia tak bisa membiarkan kekasihnya bunuh diri untuk kedua kalinya. Cukup sudah penderitaan nya selama 5 tahun terakhir, kini dia harus merubah takdirnya agar bisa hidup tenang dengan adanya Kyung Soo disampingnya.

Saat sedang asik memikirkan cara agar Kyung Soo tak mencelakai dirinya sendiri, tiba-tiba sebuah coklat muncul di depan matanya. Dia sudah menebak itu pasti Kyung Soo yang memberikannya, karena hanya Kyung Soo yang sering memberikannya coklat dan ice cream. Namun, dugaannya melesat kali ini, bukannya Kyung Soo, yang memberikan coklat tersebut adalah Seok Won.

Bukannya tak berterimakasih, hanya saja dia malu karena telah menerka-nerka hal yang sama sekali di luar ekspektasi nya.

Sembari tersenyum, Ji An mengambil coklat dan melahapnya. Walau bukan pemberian dari Kyung Soo, tapi itu tetap coklat, makanan dan Snack favorit Ji An.

"Ji An-aa, apa kau sudah memikirkan nya? Aku khawatir waktu kita akan habis. Aku takut kita akan terlambat mencegah kecelakaan itu terjadi" ucap Seok Won membuka percakapan. Dia membuka penutup kaleng minuman yang ia minum, dan meneguknya perlahan-lahan. Dia lupa bahwa disini dia masih berusia 14 tahun, dan yang ia minum sekarang ada alkohol.

Sontak Ji An merampas minuman milik Seok Won dan membuang nya, di perhatikan nya sekeliling dan memperhatikan sekitar, yang ia takutkan jika ada orang yang melihat Seok Won meminum minuman keras.

"Hei, apa kau bodoh? Disini kita masih berusia 14 tahun. Apa kau tak berpikir? Bagaimana jika ada yang melihat dan memberi tahu ibumu? Bukan cuma kau yang kena amarah ibu mu, tapi aku juga kena ganjarannya" Seok Won hanya terdiam mendengar omelan Ji An. Sebenarnya yang Ji An ucapkan ada benarnya, bagaimana jika ada yang tahu dan memberi tahu ibunya? Bukankah itu akan menjadi masalah.

Seok Won tersenyum dan menarik tangan Ji An lembut, di bimbing nya Ji An untuk duduk di sampingnya, dan menenangkan nya. "Iya-iya aku minta maaf, sekarang kembali ke topik tadi. Apa kau sudah memikirkan nya? Aku khawa..."

"Kamu pikir cuma kamu yang khawatir? Aku juga begitu! Kalau kau kenapa-kenapa aku juga kenapa-kenapa, karena kita kesini bersama-sama" ucap Ji An mencela ucapan Seok Won.

"Apa yang sedang kalian bicarakan?" Ucapan Kyung Soo mampu membuat Ji An dan Seok Won terlonjak kaget, bagaimana tidak, disaat mereka tengah mengobrol berdua, tiba-tiba saja datang tamu tak di sangka.

Seok Won dan Ji An menggeleng kan kepalanya serentak membuat Kyung Soo semakin bingung ada apa dengan mereka sejak tadi pagi. Namun dia menyingkirkan pikiran negatif nya jauh-jauh, dia tak akan mencurigai kedua sahabat dari kecil nya itu. Mereka bahkan seperti saudara jika di lihat oleh orang lain, walau sebenarnya di antara mereka ada yang menyimpan rasa dan keduanya yang tengah berkencan.

"Aniyo! Kami tidak membicarakan apa-apa, kami hanya membicarakan pr yang akan di kumpulan Minggu depan" bohong Ji An asal.

Note: Aniyo = tidak/enggak

"Ahh itu, apa kalian sudah mengerjakannya? Kalau aku baru saja selesai tadi pagi sebelum kesini." Jawab Kyung Soo polos. Mungkin keberuntungan sedang berpihak pada mereka berdua, yang awalnya hanya menerka-nerka, kini jadi kenyataan, untung nya mereka bilang tentang pr jika tidak pasti akan sulit menjawab pertanyaan curiga dari Kyung Soo

"Boleh kami meminjam milikmu? Aku dan Ji An tak sempat mengerjakan nya karena membantu ibuku memasak, kau tahu kan kalau akan ada acara makan malam di rumah ku? Keluarga mu dan keluarga Ji An diundangkan" Seok Won mulai akan bicara, memang benar kata ibunya Seok Won, kalau Seok Won sudah mulai angkat bicara, berarti dia sudah mendapatkan petunjuk arah bicara mereka nanti.

"Ah itu, baiklah akan aku pinjamkan, sejak kapan aku menolak permintaan dari kedua sahabat ku ini" jawab Kyung Soo sembari memeluk Seok Won dari arah belakang. "Ji An kemarilah, kita peluk persahabatan" ajak Kyung Soo. Hati Ji An terasa teriris, bagaimana cara Tuhan menciptakan Kyung Soo, apakah saat pembagian hati Kyung Soo mendapatkan bagian terbanyak? Lalu jika iya, mengapa dia melakukan bunuh diri, apa dia mendapat masalah? Ataukah ada seseorang yang sengaja membunuhnya agar terlihat seperti bunuh diri?.

Sedang asik berkelut dengan pikirannya, Ji An tak menyadari bahwa sedari tadi Kyung Soo terus memperhatikan nya. Bukannya menaruh curiga terhadap Ji An, Kyung Soo malah memperhatikan wajah cantik Ji An. Baginya Ji An adalah wanita paling cantik setelah ibunya di dunia, walau banyak wanita di luaran sana yang lebih cantik daripada Ji An Na, namun tetap baginya Ji An adalah wanita yang cantik.

* * *

20 : 15 Am.

Disini, tepatnya di meja makan rumah Seok Won,keluarga tiga bersahabat itu berkumpul. Mereka rutin mengadakan makan malam 'keluarga' walau mereka bukan keluarga. Namun, persahabatan anak-anak dan orang tua mereka sudah seperti keluarga, oleh sebab itu mereka menganggap kalau mereka berkeluarga.

"Woah, daebak! Ahjumma memasak makanan yang sangat banyak hari ini, apa tidak melelahkan ahjumma? Memasak sebanyak ini butuh waktu seharian bukan" ucap Kyung Soo, Kyung Soo memang tipikal manusia yang mudah terpengaruh dengan orang lain, rasa simpatik nya terlalu besar kepada orang lain. Walau hanya masakan, Kyung Soo sudah merasa kasihan kepada ibunya Seok Won karena telah memasak masakan sebanyak ini sendirian"

.

.

.

.

To be continue

Salam sukses

-Medusa37_

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status