Share

PT 04

Acara dinner keluarga telah usai, ketiga pihak keluarga memutuskan untuk pulang karena ada acara masing-masing. Ji An pulang bersama ibunya dan adiknya, ia terus tersenyum-senyum mengingat kejadian makan malam tadi.

(Flashback mode on)

"Ahjumma tidak memasak sendiri! Tadi siang Ji An yang membantunya memasak ini semua. Benarkan ahjumma?" Protes Ji An tak terima di bilang tidak membantu ibunya Seok Won dalam memasak, karena sedari pagi hingga siang sebelum pergi kelapangan basket Ji An lah yang membantu ibunya Seok Won memasak sebanyak itu.

Ibunya Seok Won mengangguk sembari tersenyum melihat wajah imut Ji An ketika marah, Ji An memang condong wanita yang suka dipuji, jadi jika dia dibilang tak membantu dia akan marah. "Berarti Ji An memang cocok untuk di jadikan menantu keluarga Lee, benarkan Kyung Soo" goda nyonya Lee, ibunya Kyung Soo. Pipi Ji An yang tadi putih, kini berubah menjadi pink merona, tak heran jika dia malu. Kyung Soo tersenyum manis mendengar perkataan ibunya, sembari melirik Ji An kakinya dengan usil menyentuh kaki Ji An di bawah meja makan, hal itu yang membuat Ji An tambah malu.

"Lalu bagaimana dengan Seok Won? Seok Won kan pintar" protes Seok Won karena melihat ke-uwwu an keluarga Ji An dan Kyung Soo. Sontak semua yang berada di sana tertawa mendengar penuturan cemburu dari Seok Won, Ji An dan Kyung Soo memang telah di jodohkan sejak kecil taman kanak-kanak oleh kedua keluarga, melihat pertumbuhan di antara mereka bertiga, keluarga Ji An dan Kyung Soo memutuskan menjodohkan mereka tanpa mereka tahu.

"Ya, kau lebih cocok dengan Eun Hee, bukannya dia juga pintar. Wah kalau kalian bersama pasti keturunan kalian pintar benar begitu Kyung Soo"

"Hei, sudah-sudah kalian masih remaja belum cocok untuk membicarakan itu. Lebih baik kalian makan dan segera pulang, ujian kelulusan akan segera diadakan" ucap nyonya Ji, ibunya Ji An.

(Flashback mode off)

Ji Na melihat kakak perempuan tersenyum seperti orang gila itu heran, mungkin dia rasa kakaknya telah gila. "Eonnie, apa kau sudah gila? Kenapa tersenyum terus sejak tadi" tanya Ji Na, namun tak di gubris oleh Ji An yang terus memeluk boneka beruang kutub kesayangan nya itu.

Jari Ji Na berputar-putar di samping mata kirinya (hal itu sering digunakan untuk menunjukkan kalau orang yang mereka maksud otaknya sudah tidak waras lagi). Ji Na lebih memutuskan untuk tidur daripada memikirkan apa yang Ji An pikirkan sampai tersenyum sedari tadi.

* * *

3 bulan sudah Ji An dan Seok Won berada di tahun itu, mereka sudah biasa berinteraksi seperti layaknya anak remaja. Kini mereka sudah kelas 1 SMA, hubungan Ji An dan Kyung Soo tak ada masalah sedikit pun. Begitupun dengan Seok Won, mereka tetap bersahabat walau mereka tak satu sekolah lagi. Ji An dan Seok Won bersekolah di SMA GYONGGI, sedang Kyung Soo bersekolah di SMA YONGPA.

Ji An kini berada di atas rooftop gedung basket, Kyung Soo dan Seok Won memang sering bermain basket di gedung itu, jadi Ji An terus mengikuti mereka kemana pun.

Sembari menikmati angin sepoi-sepoi di atas rooftop, di lengkapi dengan minuman dan cemilan, pikiran Ji An tak berhenti berkelut mengingat pada hari apa dan jam berapa kejadian wafat nya Kyung Soo. Ji An tak yakin kalau Kyung Soo mengakhiri hidupnya sendiri, lebih tepatnya Kyung Soo di bunuh oleh seseorang yang tidak ia kenal.

"Chagiaa" minuman dalam mulut Ji An tersembur keluar mendengar perkataan Kyung Soo, pertama kalinya Kyung Soo berani memanggil dirinya seperti itu. "Ya, kau mengagetkan ku bodoh, oh Tuhan jantung ku" bukan karena kaget, jantung Ji An berdetak kencang karena kata ' C H A G I ' yang keluar dari bibir Kyung Soo.

Note: Chagi = sayang

Kyung Soo, tertawa melihat reaksi Ji An. Dia tahu Ji An malu hanya di tutupi dengan kata kaget, tapi tetap di tak mengungkit nya. "Haha, mianhe" maaf nya kemudian membersihkan sisa air di bibir Ji An mengunakan tissue, "apa disekolah sana kau sering bertengkar dengan Seok Won? Aku khawatir jika tidak ada aku kalian akan terus bertengkar" tanya Kyung Soo. Ji An dan Seok Won memang saat remaja sering bertengkar, entah itu hal sepele atau pun besar tetap di permasalahkan. Saat wafat nya Kyung Soo, Ji An dan Seok Won tak pernah lagi bertengkar, mungkin efek karena tak ada yang melerainya lagi.

Ji An menggeleng, "Aniyo, kami berdua sangat dekat, disana tak ada yang mau menemaniku karena aku dengan nya. Para wanita bahkan sangat membenciku, tapi Seok Won terus mendekati ku agar aku merasa ada teman. Dia sangat baik" terus terang Ji An, disana memang banyak yang tak menyukai Ji An. Dikarenakan Ji an dekat dengan Seok Won, dulu di SMP Seok Won adalah lelaki paling tampan di sana, bahkan saat memasuki SMA dia telah dikenal akan ketampanannya, oleh sebab itu banyak yang tak menyukai Ji An jika dekat dengan Seok Won.

"Baguslah kalau begitu, mau bagaimana pun kita bertiga sahabat"

"Ji An-aa, kalau misalnya aku tak ada, apa kau mau menjadi kekasih Seok Won. Aku tidak ada, aku pasti tak bisa melindungi mu, kalau ada Seok Won, dia pasti selalu melindungi mu" tutur Kyung Soo. Seketika Ji An teringat dengan kematian Kyung Soo, dulu sebelum kejadian itu, Kyung Soo juga berkata itu disini.

"Apa Kyung Soo ada masalah? Ahh aku ingat seminggu setelah kejadian ini, kecelakaan bunuh diri itu terjadi, aku harus menghentikan nya" batin Ji An, tujuan Ji An kesini ingin mengubah takdir, dan inilah saatnya dia mengubah takdir itu.

"Ya, aku akan bersama Kyung Soo kalau kau tak ada, tapi jika kau kembali aku akan bersama mu lagi. Dan ya, kalau kau mati, akupun juga akan mati, tak peduli apapun kejadian itu. Jadi kau jangan memikirkan hal macam-macam oke?" Jawab Ji An tanpa henti, mungkin ini adalah awal mula rencananya beraksi. Tinggal tunggu Seok Won, dan Minggu depan mereka akan mencegah kejadian Kyung Soo bagaimanapun cara nya.

* * *

To be continue

Salam Medusa37_

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status