Russel berseru, “Akhirnya kau datang juga, Brotherku yang kaya raya!” Dia langsung memberikan pelukan hangat kepada Raymond.
Ketika mendengar kabar bahwa Marvin telah bebas dan berkunjung ke kediaman Winston, Raymond langsung bergegas pagi ini ke sini. Dia ingin melihat langsung seperti apa wajah dan badan si mantan napi.Di ruang tamu, Raymond menatap Marvin dengan pandangan hina. “Hei! Kau pria kotor, kau seharusnya tidak berada di sini! Jika kau memang dapat keberuntungan bebas dari hukuman penjara, seharusnya kau bekerja serabutan atau dagang sesuatu di online shop. Kau tidak pantas mengurus bisnis besar!”Melihat gaya Raymond yang arogan dan tengil, Gennifer makin benci, makin lama hatinya makin sulit menerima tawaran apapun dari Keluarga Harvard. Gennifer tambah jijik. Dia membela suaminya, “Sombong! Kau lebih tidak pantas berada di sini karena kau bukan siapa-siapa!”Seketika hening, dan pandangan menuju kepada Gennifer. Selama ini, jika mendapat tekanan, Gennifer jarang bicara dan lebih banyak pasrah meskipun hatinya sangat menolak. Baru kali ini dia tampil lebih berani, bisa jadi alasannya karena ada Marvin di sampingnya.Terkejut, Elena langsung menyela, “Gennifer, kau tidak boleh bicara seperti itu! Kau harus mengormati Putra Harvard!”Derick pun sama. Dia malah marah sama putrinya. “Jangan pernah lagi kau membentaknya, Gennifer!”Russel langsung merangkul Raymond karena tidak keenakan. “Gennifer sedang ada masalah. Maafkan kalau barusan dia kurang sopan. Silakan duduk, saudaraku. Kau mau minum apa?” Russel memperlakukan Raymond sangat berbeda ketika dia memperlakukan iparnya sendiri. Sungguh keterlaluan.Derick dan Elena selaku pemegang kuasa, tentu perhatiannya akan lebih condong kepada Raymond, ketimbang menantu mantan napi itu, dari segi apapun. Setelah mendapat tekanan dan rayuan maut dari Russel, akhirnya Roderick dan Elena bersikukuh agar Raymond saja lah yang harus menjadi suami dari Gennifer.Ketika Raymond dan Marvin disandingkan, menurut Roderick dan Elena, ibarat zamrud dan kerikil. Sebuah perbandingan yang tidak berimbang. Dari bisnis misalnya, Rock Electra adalah satu per lima puluh dari total bisnis Harvard Corp. Jauh melanting.Satu-satunya cara untuk membangkitkan bisnis Keluarga Winston adalah menjalin kerja sama dengan Harvard Corp. Itulah opsi yang ada di kepala mereka dan tidak ada opsi lain. Sebuah pilihan harga mati. Jika berpaling, dalam waktu beberapa bulan ke depan mereka akan bangkrut.Russel mempersilakan Raymond duduk pas di sebelahnya, lalu berkata ramah, “Saudaraku, jika kau belum pernah melihat napi pengkhayal menyedihkan, sekarang lihatlah. Dia sudah ada di depan mata kita!”Raymond tercengang bahagia. Ada sunggingan sinis di sudut bibirnya. “Bahkan rupanya lebih buruk dari yang aku bayangkan. Jika saja dia menyerah dan memilih menjadi orang biasa, dia akan menjadi lebih baik, Russel.”Russel mencebik remeh. Dia mendengus dan berkata, “Aku baru tahu, selepas dari penjara, muka akan menjadi tebal dan rasa malu akan hilang, rupanya.”Dadanya mulai sesak. Marvin menatap wajah dua orang itu cukup lama. Ya, mereka berdua lah dalangsebenarnya. Untuk saat ini Marvin memang tidak bisa berbuat banyak, tapi tunggulah nanti, dia akan membungkam mulut-mulut sampah ini.Raymond congkak dan sengaja ingin cari muka. Jika dia memang mau baik, harusnya sudah dari dulu. Dan satu lagi, kalau dia memang cinta sama Gennifer, tapi anehnya dia bersikap dingin dan tidak peduli. Lucunya, sikap tersebut tidak disadari oleh Keluarga Winston.Raymond berkata santai, “Aku akan bantu Winsoil selama satu bulan ini dalam persediaan minyak mentah. Minggu depan akan aku usahakan. Tidak ada syarat apapun, tapi satu saja.”Derick, Elena, dan Russel senangnya minta ampun. Mendengar omongan Raymond barusan, seolah mereka mendapat tambahan satu nyawa untuk hidup di dunia. “Apa syaratnya?” tanya Roderick sangat penasaran.Dengan menggagahkan diri, Raymond menjawab dingin, “Suruh mantan napi ini menjilat telapak sepatuku sekarang!”Gennifer yang pertama bereaksi. “Kau sudah gila, Raymond! Jangan kau remehkan suamiku!”Sebelum ocehan Gennifer memanjang, Elena buru-buru memotong, “Stop, Gennifer! Kau jangan ikut campur! Selama satu tahun kau selalu gagal dalam mengurus bisnis keluarga, kau tidak bisa diandalkan!”Russel menyabarkan adiknya. “Tenang, Dik. Lebih baik kau diam dan menyimak saja. Menjilat telapak sepatu jauh lebih baik daripada kita semua pening selama sebulan penuh. Dan aku yakin, Marvin akan memilih menjilat telapak sepatu Raymond daripada mendekam dalam bui meskipun selama satu hari.”Bagi Keluarga Winston, tawaran yang diberikan oleh Raymond barusan tidak berpengaruh sama sekali bagi mereka. Apapun yang akan dilakukan oleh Marvin, mereka terima saja. Jika Marvin melakukannya sampai seribu kali pun, mereka tak peduli.Meskipun status sebagai mantan napi tidak bisa dihilangkan seumur hidup, Marvin adalah orang yang selalu menjaga kehormatan dan nama baiknya. “Aku tidak terima! Hei kau Raymond, waktu satu minggu yang kau usahakan itu tidak ada apa-apanya. Aku yang akan mencukupi kebutuhan minyak mentah Winsoil selama satu bulan, besok!”Semua orang pun tercengang.Biji mata Russel rasanya mau lepas saking kagetnya. “Kau, Ipar Menyedihkan! Berhenti berkhayal! Aku tahu kau menjadi agak gila selepas dari penjara, tapi kami mohon untuk tidak menunjukkan kegilaanmu pada kami!”Derick ternganga. Apa menantunya sudah gila? Besok? Marvin akan menyediakan persediaan minyak mentah selama satu bulan? “Marvin, kau bahkan gagal mengurus dirimu sendiri, bagaimana mungkin kau akan membantu bisnis keluarga kami?! Hentikan omong kosongmu!”Raymond berdiri dan bertepuk tangan, seolah memberikan kesan kagum terhadap Marvin. Dia mencibir hina, “Kau baru saja keluar dari penjara, Bodoh, jangan pernah buat dirimu malu di depan keluarga istrimu sendiri. Jilat telapak sepatuku sekarang, dan kami akan melupakan omongan gilamu barusan.” Raymond menyilangkan tangan di dada dengan gaya penuh keangkuhan.“Kita bertaruh!” tantang Marvin. “Kalau kau memang laki!”Raymond tersenyum sebelah sembari memicingkan matanya. “Astaga! Apa yang mau kau pertaruhkan, Gila?!”“Aku tahu bahwa harga minyak mentah khusus untuk Winsoil selama satu bulan adalah satu milyar dollar. Jadi .....”“Hahaha.” Russel dan Raymond terpingkal-pingkal geli. Menurut mereka, Marvin terlalu polos. Anak SMA saja bisa buat pernyataan seperti itu.Raymond tersenyum mengejek. “Pintar juga kau selepas dari sekolah S3 di dalam sel tahanan. Haha.”Gennifer sangat resah. Dalam benaknya, dia berpikir bahwa Marvin akan memberikan taruhan sama seperti dia bertaruh kepada Russel. Gennifer berdegup jantungnya. Apa yang didengarnya saat ini sungguh tidak masuk akal. Dia pasrah.Marvin meluaskan pandangannya lalu berkata tegas, “Baiklah, jika besok ada pasokan minyak mentah senilai satu milyar dollar ke Winsoil, kau Raymond, akan menjilat telapak sepatuku! Jika aku gagal, aku akan bercerai dari istriku, lalu silakan kau nikahi!”Hari ini merupakan hari yang sangat membahagiakan bagi Marvin Rock. Pagi tadi, putra pertamanya telah lahir ke dunia. Marvin memberi nama : Brockley Leofric, persis Pangeran Terbuang. Marvin belum bisa move on dari sosok yang menjadi idolanya semenjak kecil. Pada akhirinya Marvin pun peka. Dalam cerita karangan Pangeran Terbuang, terkait Naga Glory menjadi sangat kaya lantaran menemukan harta karun terpendam, Marvin merasa apa betul itu dirinya? Tapi, Marvin tidak percaya ramalan, dan dia juga tidak percaya bahwa roh seseorang yang telah mati bisa merasuk ke tubuh orang lain. Marvin bukanlah karakter fiksi Naga Glory seolah-olah dia merupakan pria yang telah diramalkan, dan bukan pula karakter asli titisan Pangeran Terbuang. Namun, jika dikatakan sebuah kebetulan, bagaimana bisa semuanya bisa berjalan dengan sangat rapi? Sebuah teka-teki yang masih menyimpan misteri. Marvin memastikan diri bahwa dia merupakan keturunan Pangeran Terbuang sesuai hasil riset Fabrizio beserta pakar seja
“Ayah, maafkan aku karena aku pernah durhaka padamu. Aku merasakan dampak buruk setelah aku tidak berbakti dan berbuat baik padamu.” Werner Rockstone berdiri dari kursi sambil mengangkat tubuh Marvin. Dia menatap heran, “Ayah maafkan kesalahan kau, anakku. Dan ayah juga minta maaf, karena ayah tidak menaruh rasa empati yang lebih kepada mu.” Marvin mengerutkan kening. “Ayah, apa Tuan Arash menghubungi mu?” “Dia berbicara banyak hal denganku selama kau berada dalam perjalanan pulang. Dia sangat berterima kasih karena kau telah membuat anaknya menjadi sembuh dan sehat jiwanya.” “Hurmuz hanya butuh perhatian dan kebijakan dari ayahnya.” Marvin dan Werner berjalan di halaman samping, menjauh dari keramaian. Melihat sikap Marvin terhadap orang lain saja sudah luar biasa, bagaimana sikapnya dengan orang terdekat? “Ayah bangga punya anak seperti mu, Marvin.” Marvin malah membalikkan omongan. “Aku juga bangga pu
Setibanya di Gloriston, Marvin dan Gennifer langsung menuju rumah rumah baru mereka yang sangat megah dan baru beberapa waktu lalu rampung, di distrik Rockley. Rumah yang layak dikatakan sebuah istana kecil, setiap orang pasti ingin bisa memilikinya. Untuk merayakan kesembuhan Gennifer, maka diadakan acara makan besar antara dua keluarga besar, Keluarga Rock dan Keluarga Winston. Semua kerabat terdekat hadir dalam acara di malam hari ini. Tak kurang dari lima puluh orang pun hadir. Russel Winston memeluk Marvin dengan sangat erat dan hangat. “Saudara iparku, apa kau tahu sekarang Winsoil sudah sejajar dengan Harvard Oil? Kita tidak hanya butuh dengan mereka, bahkan kita bisa menyamai mereka.” Marvin senyum. “Bahkan kita akan melampaui mereka, Kakak ipar!” Impian besar Marvin sejak dulu adalah melepaskan ketergantungan dari pengaruh Harvard. Dan sekarang, Marvin telah melampaui impiannya tersebut, sebab Rock Electra dan Winsoil tidak hanya lepa
Selama Gennifer mendapatkan perawatan dan pengobatan di tempat pengobatan tabib Arash, Marvin cukup sering bercengkerama dengan Hurmuz. Ternyata, orang gila atau ODGJ, tidak boleh diacuhkan atau tidak patut untuk tidak dipedulikan, dengan kata lain mereka juga butuh perhatian. Ketika Marvin mengajaknya bicara, rupanya Hurmuz dapat merespons dengan cukup baik jika orang yang berbicara dengannya mau memberikan empati besar, jadi bukan sekadar perhatian semata, namun empati. Marvin berusaha melakukannya terhadap Hurmuz. Di Desa Abayaneh, tidak banyak orang yang paham tentang sejarah kerajaan dan militer zaman dulu. Alasannya karena mereka tidak berminat untuk tahu akan hal tersebut, semantara Hurmuz butuh teman mengobrol dan teman yang satu frekuesnsi dengan dia. Setiap hari Marvin pasti menceritakan sejarah kerajaan tempo dulu bersama Hurmuz, tentang raja-raja, peperangan besar, dan banyak hal. Hurmuz sangat senang ketika Marvin mau mendengarkan ceritanya
Harven menyelesaikan rapat karena Aleya tak kunjung mau berbicara. Dia segera menyuruh tiga rekannya untuk bekerja seperti biasa, sementara dia dan Aleya melanjutkan pembicaraan di ruangan CEO, tertutup. Setelah dipaksa secara terus-menerus, barulah Aleya mau bicara. “Aku tidak bisa mengatakan tidak karena semua yang dikatakan oleh mereka bertiga terbukti benar.” “Aleya, sabtu malam minggu itu aku melihat kau dengan mata kepalaku sendiri. Kau berduaan dengan Raymond. Minggu pagi, aku bersama Scott membuntutimu di hotel. Setelah itu, aku pergi ke rumah Fany, di sana aku menyaksikan apa saja yang telah dia bongkar. Aku mengumpulkan mereka hanya untuk menjadi saksi penguat. Aku sendiri adalah saksi utamanya.” “Maafkan aku, Tuan.” “Berapa Raymond membayar kau, Aleya?” Alasan kenapa Aleya mau menerima tugas berat dan berbahaya ini adalah karena ayahnya merupakan seorang buruh di One Tesla, pembangkit listrik milik Harvard. Sebenarnya, aya
Harven stop di depan salah satu tempat makan yang cukup jauh dari pusat kota Gloriston. Tapi mereka tetap berada di dalam mobil. Sengaja tidak turun karena hanya untuk memastikan siapa wanita di sana. “Aleya bersama Raymond?” gumam Harven lalu tersenyum getir. Tiga orang lainnya tak berkomentar. Sejurus kemudian, Harven menelepon Aleya. “Sedang di mana?” tanya Harven. “Di rumah. Sengaja tidak keluar karena jalanan pasti macet, kan ada pertandingan.” Mata Harven tak henti mengawasi Aleya dari kejauhan. “Ya, aku dan teman-teman baru saja selesai menonton pertandingan. Baguslah kalau kau berada di rumah. Jalanan kota memang macet. Tapi ada jalur lain yang tidak macet. Di sini tidak macet.” “Ya hati-hati di jalan.” KLIK! Harven bukan cemburu, tapi curiga. Apa hubungan antara Aleya dan Raymond Harvard? Malam ini dan minggu besok, empat pria itu sibuk dengan berbagai macam tugas.