Share

Bab 11

Saking geramnya Marvin terhadap Raymond, jika setelah memukulinya sampai babak belur dan habis itu selesai, dengan kata lain tidak akan ada keterlibatan pihak berwajib dalam menegakkan hukum, asli Marvin akan memukuli habis wajah Raymond, mungkin sampai mati.

Hanya saja, perkelahian cuma akan membuatnya sengsara. Jika satu pukulan saja mendarat di wajah Raymond, fix malam ini juga polisi dan pengacara keluarganya langsung mendatangi kediaman Keluarga Winston.

Sedari tadi orang seisi rumah sungguh tercengangkan mendengar omongan-omongan Marvin, mereka khawatir, was-was, dan takut kalau kalau nantinya akan ada pihak Keluarga Harvard datang dan memberikan tuntutan.

“Sebelum menunggu besok, kita selesaikan dulu urusan kita, Raymond!” kata Marvin sembari mengangkat telapak sepatunya. “Aku harap ada rasa cokelat di sini. Tentu kau suka rasa cokelat, bukan?”

Raymond Harvard terperanjat kaget. Matanya membulat, lalu ada guratan di keningnya, emosinya meledak. “Kau! Lancang sekali!” dengusnya menyeringai.

Marvin menaikkan lagi kakinya dan berkata tegas, “Jika kau memang laki-laki, ayo buktikan sekarang! Sahabatmu bernama Russel tidak mungkin lupa ingatan, kemarin kita bertaruh, jika Winsoil mendapatkan jatah minyak mentah untuk persediaan satu bulan, berarti kau harus menjilat telapak sepatuku.”

Dengan segala kebesaran nama Harvard seantero negeri, Raymond sangat tidak terima. Jelas omongan Marvin merupakan tamparan yang sangat keras di mata Keluarga Winston!

Derick dan Elena ketar-ketir. Seandainya nanti akan ada sekelompok orang dari Harvard datang ke sini, mereka berdua akan melimpahkan semua masalah kepada Marvin seorang. Keluarga Winston tak ikut campur.

“Tanggung sendiri akibatmu, Marvin! Jika kau masuk penjara lagi, jangan pernah bawa-bawa nama Keluarga Winston!” lolong Derick dengan wajah risau. Istrinya tak berani bicara, karena takut salah bicara.

Melihat kemarahan di wajah Raymond yang begitu meledak, Russel berdiri lalu berjalan mondar-mandir di sekitar ruang keluarga. Dia sungguh tidak tenang. Dalam kepalanya, asli Marvin bakal masuk penjara lagi untuk kedua kali.

Sesekali dia melirik dan mengawasi wajah santai dari Marvin. ‘Selepas dari penjara, orang ini malah makin berani,’ batinnya. ‘Apa otaknya sudah tidak waras?’

Gennifer makin kalut. Sejujurnya, dia tidak ingin suaminya melakukan kesalahan konyol, lalu kembali menderita seperti tempo lalu.

Jika Marvin kembali masuk ke dalam bui, Gennifer akan sangat terpukul. Ucapan dan tindakan Marvin memang konyol. Gennifer ingin marah, tapi hatinya lemah.

Namun, tidak bagi Axel. Meski terus diam, dia memperhatikan semuanya. Dia sangat yakin bahwa ada sesuatu di balik semua keberanian Marvin. Sejak kenal pertama kali, Axel tidak pernah mendengar omong kosong dari Marvin, meski hanya bercanda.

Russel tak tenang. “Hentikan sekarang, Marvin! Sudah berulang kali kami katakan, hormatlah terhadap Raymond!”

Marvin berdiri lagi. “Kakak ipar, jika dia hormat terhadapku, terhadap istriku dan keluarga kalian, aku pasti akan menghormatinya! Dia memberikan bunga dan cincin murah, apa itu bukan sebuah penghinaan terhadapku dan terhadap Keluarga Winston?”

Semua orang membisu.

“Ya, kita harus akui bahwa Harvard Corp sangat berjasa bagi Rock Electra dan Winsoil. Kita harus berterima kasih! Tapi, asal kalian tahu, kita di mata mereka, seperti keledai! Apa kalian semua mau terus-terusan dianggap seperti keledai!”

Bicara apa Marvin? Bukankah itu yang selama ini mengganjal di hati semua pebisnis di Chemisland? Namun, mereka semua takut bicara! Hari ini, penerus Keluarga Rock berani bicara!

“Jangan karena kekayaanya, lantas kita terus tunduk dan nurut begitu saja! Sekarang, aku ingin buktikan pada dunia, bahwa Keluarga Harvard tidak boleh bertindak semaunya!”

Orasi yang begitu mengagumkan. Dan inilah sosok pemipin sejati yang membawa perubahan. Seperti apa yang banyak orang prediksi, bahwa Marvin akan membawa perubahan tidak hanya bagi keluarganya, tapi bagi dunia!

“Aku tidak terima Raymond Putra Mahkota Harvard merebut istriku! Bagiku, ini sebuah penghinaan besar. Seharusnya orang terkaya harus punya sikap yang baik. Bukan malah menjadi perebut istri orang!”

Kuping Raymond panas mendengarnya. “Diam kau! Sangat tidak lucu, baru dua hari menghirup udara bebas, lalu kembali masuk ke sana. Jadi, sebelum nasibmu berakhir buruk, lebih baik kau diam!”

Marvin duduk dan meletakkan kakinya di atas meja. “Jilat telapak sepatuku sekarang!” titahnya.

BRAK!

Russel berang dan menggebrak meja. “Marvin! Hentikan! Menyesal sekali aku punya ipar sok hebat sepertimu!”

Marvin pun emosi. Dia terkenang selama dia menderita di penjara, tiada lain dan tiada bukan, ya lantaran mereka berdua.

Dia berani blak-blakan. “Karena kalian berdua! Semua bukti yang kami kumpulkan, jelas, kalian berdua lah dalangnya.” Lalu Marvin memandangi satu per satu anggota Keluarga Winston. “Sekali lagi aku ingatkan, aku masuk penjara lantaran Raymond dan Russel!”

Kemudian, Marvin membeberkannya dengan cukup lama dan detail. “Tapi, mereka selamat dari putusan hakim. Hukum di negera ini terlalu murah untuk orang kaya, sedikit lebih murah daripada mawar merah dan cincin emas putih!” ejek Marvin meluapkan amarahnya.

Marvin ingin buat perhitungan besar, namun obrolan kemarin dan hari ini hanyalah pembuka semata, nanti akan ada banyak sekali kejutan yang ditampilkan oleh Marvin dengan gagah berani.

Meski terdengar idealis, Marvin adalah sosok ambisius dan cerdas, sebab dia sangat mahir dalam persoalan teknik dan sains yang rumit. Oleh karena itu, persoalan menghadapi Raymond dan Russel tidak sesulit yang biasa dia pelajari waktu kuliah. Asal, dia punya duit yang banyak.

Tidak butuh waktu bertahun-tahun membuktikannya. Dalam waktu dua hari saja kemenangan besar itu sudah tampak. Hanya saja, Marvin tak mau jumawa dan mendongakkan kepalanya ke langit, lalu menjadi arogan seperti Raymond.

Dia berlaku demikian hanya untuk membuat perhitungan, membalas dendam, agar mereka jera dan mengakui kesalahan-kesalahan mereka. Gertakan dari Marvin hanya sebuah stimulus untuk memancing amarah Raymond sang putra mahkota. Marvin tersenyum geli begitu melihat Raymond sangat emosi.

Raymond menggagahkan diri dan berkata, “Aku tidak percaya bahwa kau yang membelikan Bunga Gloriest dan mengirimkan minyak mentah ke Winsoil! Berikan bukti!”

Marvin menegakkan bahu, lalu menjawab, “Percuma, jika aku berikan bukti kuat, kau tidak akan menjadi laki-laki sempurna! Kau tidak bakal menjilat telapak sepatuku, Raymond!”

Situasi makin memanas, apalagi kaki kanan Marvin tak turun dari tadi. Sengaja Marvin agak kurang sopan dan memancing keributan, cuma untuk mempermalukan pria sombong satu itu.

Perlahan Raymond memperbaiki posisi duduknya. Dia menyandarkan punggungnya sembari menghela napas samar. Ketika ini, wajahnya mengeluarkan keringat dingin. Sedari tadi dia membaca ekspresi Marvin, memang tidak main-main.

Marvin meneruskan, “Jika aku gagal memberikan bukti, aku akan menjilat telapak sepatumu sepuluh kali, kiri dan kanan!”

Meskipun agak gugup, Raymond menguatkan diri. “Baiklah! Deal!”

Kemudian, Marvin membuka ponselnya dan menghubungi penjual Bunga Gloriest.

Tuuutt.... Tuuutt....

Tidak nyambung.

Tiga menit mencoba, masih tidak nyambung.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status