Saking geramnya Marvin terhadap Raymond, jika setelah memukulinya sampai babak belur dan habis itu selesai, dengan kata lain tidak akan ada keterlibatan pihak berwajib dalam menegakkan hukum, asli Marvin akan memukuli habis wajah Raymond, mungkin sampai mati.
Hanya saja, perkelahian cuma akan membuatnya sengsara. Jika satu pukulan saja mendarat di wajah Raymond, fix malam ini juga polisi dan pengacara keluarganya langsung mendatangi kediaman Keluarga Winston.Sedari tadi orang seisi rumah sungguh tercengangkan mendengar omongan-omongan Marvin, mereka khawatir, was-was, dan takut kalau kalau nantinya akan ada pihak Keluarga Harvard datang dan memberikan tuntutan.“Sebelum menunggu besok, kita selesaikan dulu urusan kita, Raymond!” kata Marvin sembari mengangkat telapak sepatunya. “Aku harap ada rasa cokelat di sini. Tentu kau suka rasa cokelat, bukan?”Raymond Harvard terperanjat kaget. Matanya membulat, lalu ada guratan di keningnya, emosinya meledak. “Kau! Lancang sekali!” dengusnya menyeringai.Marvin menaikkan lagi kakinya dan berkata tegas, “Jika kau memang laki-laki, ayo buktikan sekarang! Sahabatmu bernama Russel tidak mungkin lupa ingatan, kemarin kita bertaruh, jika Winsoil mendapatkan jatah minyak mentah untuk persediaan satu bulan, berarti kau harus menjilat telapak sepatuku.”Dengan segala kebesaran nama Harvard seantero negeri, Raymond sangat tidak terima. Jelas omongan Marvin merupakan tamparan yang sangat keras di mata Keluarga Winston!Derick dan Elena ketar-ketir. Seandainya nanti akan ada sekelompok orang dari Harvard datang ke sini, mereka berdua akan melimpahkan semua masalah kepada Marvin seorang. Keluarga Winston tak ikut campur.“Tanggung sendiri akibatmu, Marvin! Jika kau masuk penjara lagi, jangan pernah bawa-bawa nama Keluarga Winston!” lolong Derick dengan wajah risau. Istrinya tak berani bicara, karena takut salah bicara.Melihat kemarahan di wajah Raymond yang begitu meledak, Russel berdiri lalu berjalan mondar-mandir di sekitar ruang keluarga. Dia sungguh tidak tenang. Dalam kepalanya, asli Marvin bakal masuk penjara lagi untuk kedua kali.Sesekali dia melirik dan mengawasi wajah santai dari Marvin. ‘Selepas dari penjara, orang ini malah makin berani,’ batinnya. ‘Apa otaknya sudah tidak waras?’Gennifer makin kalut. Sejujurnya, dia tidak ingin suaminya melakukan kesalahan konyol, lalu kembali menderita seperti tempo lalu.Jika Marvin kembali masuk ke dalam bui, Gennifer akan sangat terpukul. Ucapan dan tindakan Marvin memang konyol. Gennifer ingin marah, tapi hatinya lemah.Namun, tidak bagi Axel. Meski terus diam, dia memperhatikan semuanya. Dia sangat yakin bahwa ada sesuatu di balik semua keberanian Marvin. Sejak kenal pertama kali, Axel tidak pernah mendengar omong kosong dari Marvin, meski hanya bercanda.Russel tak tenang. “Hentikan sekarang, Marvin! Sudah berulang kali kami katakan, hormatlah terhadap Raymond!”Marvin berdiri lagi. “Kakak ipar, jika dia hormat terhadapku, terhadap istriku dan keluarga kalian, aku pasti akan menghormatinya! Dia memberikan bunga dan cincin murah, apa itu bukan sebuah penghinaan terhadapku dan terhadap Keluarga Winston?”Semua orang membisu.“Ya, kita harus akui bahwa Harvard Corp sangat berjasa bagi Rock Electra dan Winsoil. Kita harus berterima kasih! Tapi, asal kalian tahu, kita di mata mereka, seperti keledai! Apa kalian semua mau terus-terusan dianggap seperti keledai!”Bicara apa Marvin? Bukankah itu yang selama ini mengganjal di hati semua pebisnis di Chemisland? Namun, mereka semua takut bicara! Hari ini, penerus Keluarga Rock berani bicara!“Jangan karena kekayaanya, lantas kita terus tunduk dan nurut begitu saja! Sekarang, aku ingin buktikan pada dunia, bahwa Keluarga Harvard tidak boleh bertindak semaunya!”Orasi yang begitu mengagumkan. Dan inilah sosok pemipin sejati yang membawa perubahan. Seperti apa yang banyak orang prediksi, bahwa Marvin akan membawa perubahan tidak hanya bagi keluarganya, tapi bagi dunia!“Aku tidak terima Raymond Putra Mahkota Harvard merebut istriku! Bagiku, ini sebuah penghinaan besar. Seharusnya orang terkaya harus punya sikap yang baik. Bukan malah menjadi perebut istri orang!”Kuping Raymond panas mendengarnya. “Diam kau! Sangat tidak lucu, baru dua hari menghirup udara bebas, lalu kembali masuk ke sana. Jadi, sebelum nasibmu berakhir buruk, lebih baik kau diam!”Marvin duduk dan meletakkan kakinya di atas meja. “Jilat telapak sepatuku sekarang!” titahnya.BRAK!Russel berang dan menggebrak meja. “Marvin! Hentikan! Menyesal sekali aku punya ipar sok hebat sepertimu!”Marvin pun emosi. Dia terkenang selama dia menderita di penjara, tiada lain dan tiada bukan, ya lantaran mereka berdua.Dia berani blak-blakan. “Karena kalian berdua! Semua bukti yang kami kumpulkan, jelas, kalian berdua lah dalangnya.” Lalu Marvin memandangi satu per satu anggota Keluarga Winston. “Sekali lagi aku ingatkan, aku masuk penjara lantaran Raymond dan Russel!”Kemudian, Marvin membeberkannya dengan cukup lama dan detail. “Tapi, mereka selamat dari putusan hakim. Hukum di negera ini terlalu murah untuk orang kaya, sedikit lebih murah daripada mawar merah dan cincin emas putih!” ejek Marvin meluapkan amarahnya.Marvin ingin buat perhitungan besar, namun obrolan kemarin dan hari ini hanyalah pembuka semata, nanti akan ada banyak sekali kejutan yang ditampilkan oleh Marvin dengan gagah berani.Meski terdengar idealis, Marvin adalah sosok ambisius dan cerdas, sebab dia sangat mahir dalam persoalan teknik dan sains yang rumit. Oleh karena itu, persoalan menghadapi Raymond dan Russel tidak sesulit yang biasa dia pelajari waktu kuliah. Asal, dia punya duit yang banyak.Tidak butuh waktu bertahun-tahun membuktikannya. Dalam waktu dua hari saja kemenangan besar itu sudah tampak. Hanya saja, Marvin tak mau jumawa dan mendongakkan kepalanya ke langit, lalu menjadi arogan seperti Raymond.Dia berlaku demikian hanya untuk membuat perhitungan, membalas dendam, agar mereka jera dan mengakui kesalahan-kesalahan mereka. Gertakan dari Marvin hanya sebuah stimulus untuk memancing amarah Raymond sang putra mahkota. Marvin tersenyum geli begitu melihat Raymond sangat emosi.Raymond menggagahkan diri dan berkata, “Aku tidak percaya bahwa kau yang membelikan Bunga Gloriest dan mengirimkan minyak mentah ke Winsoil! Berikan bukti!”Marvin menegakkan bahu, lalu menjawab, “Percuma, jika aku berikan bukti kuat, kau tidak akan menjadi laki-laki sempurna! Kau tidak bakal menjilat telapak sepatuku, Raymond!”Situasi makin memanas, apalagi kaki kanan Marvin tak turun dari tadi. Sengaja Marvin agak kurang sopan dan memancing keributan, cuma untuk mempermalukan pria sombong satu itu.Perlahan Raymond memperbaiki posisi duduknya. Dia menyandarkan punggungnya sembari menghela napas samar. Ketika ini, wajahnya mengeluarkan keringat dingin. Sedari tadi dia membaca ekspresi Marvin, memang tidak main-main.Marvin meneruskan, “Jika aku gagal memberikan bukti, aku akan menjilat telapak sepatumu sepuluh kali, kiri dan kanan!”Meskipun agak gugup, Raymond menguatkan diri. “Baiklah! Deal!”Kemudian, Marvin membuka ponselnya dan menghubungi penjual Bunga Gloriest.Tuuutt.... Tuuutt....Tidak nyambung.Tiga menit mencoba, masih tidak nyambung.Hari ini merupakan hari yang sangat membahagiakan bagi Marvin Rock. Pagi tadi, putra pertamanya telah lahir ke dunia. Marvin memberi nama : Brockley Leofric, persis Pangeran Terbuang. Marvin belum bisa move on dari sosok yang menjadi idolanya semenjak kecil. Pada akhirinya Marvin pun peka. Dalam cerita karangan Pangeran Terbuang, terkait Naga Glory menjadi sangat kaya lantaran menemukan harta karun terpendam, Marvin merasa apa betul itu dirinya? Tapi, Marvin tidak percaya ramalan, dan dia juga tidak percaya bahwa roh seseorang yang telah mati bisa merasuk ke tubuh orang lain. Marvin bukanlah karakter fiksi Naga Glory seolah-olah dia merupakan pria yang telah diramalkan, dan bukan pula karakter asli titisan Pangeran Terbuang. Namun, jika dikatakan sebuah kebetulan, bagaimana bisa semuanya bisa berjalan dengan sangat rapi? Sebuah teka-teki yang masih menyimpan misteri. Marvin memastikan diri bahwa dia merupakan keturunan Pangeran Terbuang sesuai hasil riset Fabrizio beserta pakar seja
“Ayah, maafkan aku karena aku pernah durhaka padamu. Aku merasakan dampak buruk setelah aku tidak berbakti dan berbuat baik padamu.” Werner Rockstone berdiri dari kursi sambil mengangkat tubuh Marvin. Dia menatap heran, “Ayah maafkan kesalahan kau, anakku. Dan ayah juga minta maaf, karena ayah tidak menaruh rasa empati yang lebih kepada mu.” Marvin mengerutkan kening. “Ayah, apa Tuan Arash menghubungi mu?” “Dia berbicara banyak hal denganku selama kau berada dalam perjalanan pulang. Dia sangat berterima kasih karena kau telah membuat anaknya menjadi sembuh dan sehat jiwanya.” “Hurmuz hanya butuh perhatian dan kebijakan dari ayahnya.” Marvin dan Werner berjalan di halaman samping, menjauh dari keramaian. Melihat sikap Marvin terhadap orang lain saja sudah luar biasa, bagaimana sikapnya dengan orang terdekat? “Ayah bangga punya anak seperti mu, Marvin.” Marvin malah membalikkan omongan. “Aku juga bangga pu
Setibanya di Gloriston, Marvin dan Gennifer langsung menuju rumah rumah baru mereka yang sangat megah dan baru beberapa waktu lalu rampung, di distrik Rockley. Rumah yang layak dikatakan sebuah istana kecil, setiap orang pasti ingin bisa memilikinya. Untuk merayakan kesembuhan Gennifer, maka diadakan acara makan besar antara dua keluarga besar, Keluarga Rock dan Keluarga Winston. Semua kerabat terdekat hadir dalam acara di malam hari ini. Tak kurang dari lima puluh orang pun hadir. Russel Winston memeluk Marvin dengan sangat erat dan hangat. “Saudara iparku, apa kau tahu sekarang Winsoil sudah sejajar dengan Harvard Oil? Kita tidak hanya butuh dengan mereka, bahkan kita bisa menyamai mereka.” Marvin senyum. “Bahkan kita akan melampaui mereka, Kakak ipar!” Impian besar Marvin sejak dulu adalah melepaskan ketergantungan dari pengaruh Harvard. Dan sekarang, Marvin telah melampaui impiannya tersebut, sebab Rock Electra dan Winsoil tidak hanya lepa
Selama Gennifer mendapatkan perawatan dan pengobatan di tempat pengobatan tabib Arash, Marvin cukup sering bercengkerama dengan Hurmuz. Ternyata, orang gila atau ODGJ, tidak boleh diacuhkan atau tidak patut untuk tidak dipedulikan, dengan kata lain mereka juga butuh perhatian. Ketika Marvin mengajaknya bicara, rupanya Hurmuz dapat merespons dengan cukup baik jika orang yang berbicara dengannya mau memberikan empati besar, jadi bukan sekadar perhatian semata, namun empati. Marvin berusaha melakukannya terhadap Hurmuz. Di Desa Abayaneh, tidak banyak orang yang paham tentang sejarah kerajaan dan militer zaman dulu. Alasannya karena mereka tidak berminat untuk tahu akan hal tersebut, semantara Hurmuz butuh teman mengobrol dan teman yang satu frekuesnsi dengan dia. Setiap hari Marvin pasti menceritakan sejarah kerajaan tempo dulu bersama Hurmuz, tentang raja-raja, peperangan besar, dan banyak hal. Hurmuz sangat senang ketika Marvin mau mendengarkan ceritanya
Harven menyelesaikan rapat karena Aleya tak kunjung mau berbicara. Dia segera menyuruh tiga rekannya untuk bekerja seperti biasa, sementara dia dan Aleya melanjutkan pembicaraan di ruangan CEO, tertutup. Setelah dipaksa secara terus-menerus, barulah Aleya mau bicara. “Aku tidak bisa mengatakan tidak karena semua yang dikatakan oleh mereka bertiga terbukti benar.” “Aleya, sabtu malam minggu itu aku melihat kau dengan mata kepalaku sendiri. Kau berduaan dengan Raymond. Minggu pagi, aku bersama Scott membuntutimu di hotel. Setelah itu, aku pergi ke rumah Fany, di sana aku menyaksikan apa saja yang telah dia bongkar. Aku mengumpulkan mereka hanya untuk menjadi saksi penguat. Aku sendiri adalah saksi utamanya.” “Maafkan aku, Tuan.” “Berapa Raymond membayar kau, Aleya?” Alasan kenapa Aleya mau menerima tugas berat dan berbahaya ini adalah karena ayahnya merupakan seorang buruh di One Tesla, pembangkit listrik milik Harvard. Sebenarnya, aya
Harven stop di depan salah satu tempat makan yang cukup jauh dari pusat kota Gloriston. Tapi mereka tetap berada di dalam mobil. Sengaja tidak turun karena hanya untuk memastikan siapa wanita di sana. “Aleya bersama Raymond?” gumam Harven lalu tersenyum getir. Tiga orang lainnya tak berkomentar. Sejurus kemudian, Harven menelepon Aleya. “Sedang di mana?” tanya Harven. “Di rumah. Sengaja tidak keluar karena jalanan pasti macet, kan ada pertandingan.” Mata Harven tak henti mengawasi Aleya dari kejauhan. “Ya, aku dan teman-teman baru saja selesai menonton pertandingan. Baguslah kalau kau berada di rumah. Jalanan kota memang macet. Tapi ada jalur lain yang tidak macet. Di sini tidak macet.” “Ya hati-hati di jalan.” KLIK! Harven bukan cemburu, tapi curiga. Apa hubungan antara Aleya dan Raymond Harvard? Malam ini dan minggu besok, empat pria itu sibuk dengan berbagai macam tugas.