Share

34. Panik

Lagi-lagi Heera harus mengelus dada saat telinganya terus di hantui dengan suara Keenan yang memanggilnya dengan sebutan tak biasa. Tak ada angin dan tak ada hujan, Keenan memanggilnya dengan sebutan bunda. Mau protes, tapi Heera takut melukai hati anak kecil itu. Tapi kalau di diamkan, rasanya tak nyaman juga di dengar. Aneh saja, walaupun sudah kepala dua, tapi pikirannya untuk menikah masih jauh, apa lagi untuk punya anak.

"Kenapa diam aja, Ra?" Sean buka suara. Mereka sedang di jalan menuju pulang, dan Keenan sudah terlelap di kursi belakang.

Mendengar suara Sean yang menegurnya, Heera jadi tersadar, "Mas, Keenan kenapa tiba-tiba manggil aku bunda, ya?" tanya Heera sambil menatap Sean yang fokus menyetir di sebelahnya. Ya, untuk pertama kalinya Keenan mengizinkan Heera duduk di sebelah ayahnya. Biasanya Keenan tidak ingin duduk di belakang sendiri, tapi karena sogokan sang Ayah akhirnya ia merelakan Heera duduk di depan.

"Mungkin dia sudah tidak sabar, Ra

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Uly Muliyani
Anjani menolak lamaran Sean tp knp bisa Anjani mantan istrinya Sean.. maksudnya gimana sih??
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status