*PERNIKAHAN KONTRAK S2* Heera seorang gadis muda yang fokus meniti karir. Bukan tanpa alasan, sukses adalah satu-satunya untuk mengangkat derajat keluarga di kampung halaman. Sayangnya, dia kehilangan fokus ketika kedatangan tetangga baru. Sean yang sudah menjelma menjadi petualangan selama melarikan diri ke Bali terpaksa kembali ke Jakarta bersama anaknya. Tidak ada yang tahu kegagalan pernikahan di masa lalu membuat pria ini takut jatuh cinta. Well, tidak sampai dia bertemu dengan gadis muda tetangganya. Sayang, benih cinta itu mati karena sebuah kesalahpahaman. Tetapi...benarkah benih itu sudah sepenuhnya mati?
Lihat lebih banyakNaheera menatapi isi dompetnya yang kosong, tanda bahwa sekarang sudah akhir bulan. Gadis yang biasa di panggil Heera itu mendengus, akhir bulan atau tidak, dompetnya memang selalu kosong. Kalau pun terisi mungkin umurnya tidak akan lebih dari satu minggu mengingat banyak keperluan dan cicilan yang mengharuskan Heera merelakan lembar-lembar berharga itu keluar dari dompet usangnya.
Heera kira semakin dewasa dan bertambahnya usia, ia akan lebih leluasa dalam menikmati kehidupan karena bisa mencari uang untuk dirinya sendiri. Tapi ternyata Heera salah, tentu saja salah, bagaimana bisa Heera berpikir hidup untuk dirinya sendiri sementara di kampung adik dan ibunya butuh makan dan biaya hidup sehari-hari.
Heera mahasiswi semester akhir, seharusnya cewek itu hanya fokus pada kuliahnya yang mungkin tinggal beberapa langkah menuju kelulusan. Namun, menjadi tulang punggung keluarga membuat Heera harus pintar membagi waktu antara kerja dan kuliah. Sering kali Heera mendapati teguran dari dosennya karena tertidur saat kelas tengah berlangsung, atau bahkan di usir dari kelas karena tidak mengumpulkan tugas. Saking sibuknya mencari uang, semangat Heera untuk mendapatkan gelar jadi terbagi dua antara bekerja dan kuliah.
Hampir 4 tahun hidup di Kota, tapi gaya hidup Heera tidak seperti gadis kota kebanyakan. Melakukan perawatan kulit di klinik mahal, foya-foya atau berpacaran? Tidak pernah. Satu dari tiga macam hal tersebut tidak pernah Heera lakukan. Heera sudah terlahir dengan wajah cantik alami dan berkulit putih, tidak seperti warna kulit perempuan indonesia pada umumnya yang berwarna sawo matang, tapi menurut Heera warna kulit asli wanita Indonesia itu eksotis, hanya saja rata-rata tipe idaman cowok Indonesia adalah perempuan dengan kulit putih nan mulus, maka dari itu sebagian perempuan Indonesia berbondong-bondong merawat kulit mereka.
Dan dengan yang namanya berpacaran, Heera sangat menghindari hal itu. Ia sibuk mencari uang dan kuliah hingga tidak memiliki waktu untuk berkencan. Menurut Heera, pacaran itu rumit, jadi ia tidak ingin membuang waktu dan menambah beban di hidupnya karena berpacaran dengan laki-laki yang belum tentu menjadi jodohnya. Heera sangat ambisius dan pekerja keras, dia bukan tipe perempuan yang suka buang-buang waktu untuk hal yang tidak penting. Satu detik bahkan sangat berharga untuk Heera.
DRT
Ponsel Heera bergetar, dengan gerakan males ia meraihnya.
Rahel: kak, uang untuk bayar spp ku kapan dikirim?
Kepalanya bertambah nyeri saat membaca pesan itu. Dengan mata berlinang Heera mengetik balasan pesan untuk adiknya. Bukan balasan pesan mengeluh atau memaki adiknya yang tidak memahami keadaanya, Heera bukan tipe kakak yang seperti itu.
Heera: sabar ya, kaka usahakan kirim uang secepatnya
Heera memijat pelipisnya, memiliki 2 pekerjaan paruh waktu tidak membuat ia memiliki uang setiap ia butuh. Ia harus kerja, kerja dan kerja. Kaya tidak, tipes iya.
Desahan napas berat Heera hembuskan, hidup memang berat, tapi akan lebih menyesakan jika ia hanya berdiam diri membiarkan dunia menindasnya. Tidak ada yang tidak mudah, tapi tidak ada yang tidak mungkin jika suatu saat nanti ia tidak tahu lagi bagaimana caranya menghabiskan uang saking banyaknya uang yang ia miliki.
DRT
Heera membuka matanya, kembali menatap ponsel ditangannya yang menyala. Satu pesan masuk dari Jessi, teman satu kostnya tapi beda kamar.
Jessi: sudah makan belum, ra? Keluar sini ada tetangga baru kasih bingkisan
Heera langsung menegakan tubuhnya, meyudahi khayalannya kemudian beranjak keluar dari kamar. Sebagai anak kost yang setiap hari makan sekenyangnya, tentu saja saja makanan gratisan adalah favorit Heera. Jadi ia harus cepat datang sebelum Jessi menghabiskan semuanya!
***
Sean Rangadi, ia di kenal sebagai Hot Single Daddy di lingkungannya. Memiliki sejuta pesona dan kharisma yang kuat membuat Sean dengan mudah memikat hati wanita. Pahatan wajah sempurna dengan hidung lancip, rahang tegas dan bibir mungil yang menggoda, di tambah lagi Sean memiliki tubuh yang tinggi dan dada bidang, wanita manapun sudah pasti berlomba-lomba untuk jatuh ke pelukannya.
Meskipun umur Sean sudah menginjak kepala tiga dan pernah dua kali gagal membangun rumah tangga, tapi hal itu tidak membuat kadar ketampanan dan pesonanya berkurang di mata para wanita.
Pernikahan pertama Sean terlaksana karena perjodohan, sementara pernikahan keduanya terjadi karena Sean melakukan kesalahan, yaitu menghamili pacarnya, padahal saat itu status Sean adalah suami dari istri pertamanya -Anjani.
Sean memiliki satu anak dari istri keduanya, Yuna. Sementara dengan Anjani ia tidak memiliki anak karena mereka menikah tanpa rasa cinta dan terikat pernikahan kontrak. Pernikahan Kontrak yang Sean cetuskan kini menjadi penyesalan terbesar dalam hidupnya. Awalnya Sean tidak mencintai Anjani, namun lambat laun rasa cintanya kepada gadis konyol itu tumbuh. Sayang, mereka tidak di takdirkan untuk bersama. Kisah rumah tangganya rumit di jabarkan secara singkat.
Sean sangat mencintai Anjani, sampai saat ini. Bahkan setelah Sean bercerai dari Yuna, ia kembali berusaha mengambil hati Anjani. Namun ternyata, hati Anjani bukan lagi miliknya. Usai menolak lamaran Sean, beberapa tahun kemudian Anjani menikah dengan pria yang lebih baik dari Sean. Ya, Sean mengakui kalau pria itu lebih baik darinya. Tidak seperti dirinya yang pecundang dan tidak menghargai Anjani. Dan Sean sedang menikmati karmanya sekarang.
Sean memiliki apapun, ketampanan, kekayaan dan kehandalannya dalam berbisnis. Namun kelebihannya itu tidak membuat Anjani tertarik untuk rujuk kembali. Anjani tidak membenci Sean, tapi baginya, Sean hanya masa lalu, sementara Anjani terus melangkah maju.
4 tahun yang lalu, dimana kabar pernikahan Anjani dengan lelaki lain terdengar sampai di telinga Sean. Sean memutuskan untuk melarikan diri dari Jakarta bersama anaknya. Pulau Dewata Bali menjadi tempat pilihan Sean untuk menetap sementara guna menghapus Anjani dari hati dan pikirannya.
Tapi, pelariannya tidak membuahkan hasil, bahkan setelah tahun demi tahun berlalu, nama Anjani masih tetap melintas di pikiran Sean. Segala cara telah Sean lakukan, berkencan hingga tidur dengan beberapa wanita. Bahkan Sean sempat merencanakannya pernikahan dengan wanita berdarah Amerika, namun gagal karena wanita itu hanya mencintai dirinya, tidak mencintai Keenan, anaknya.
"Good bye, Bali."
Sean tersenyum tipis melihat Keenan yang sedang melambaikan tangannya kearah luar jendela mobilnya.
4 tahun pelariannya akan berakhir di sini. Sean menyerah, ia kembali ke Jakarta dan berharap salah satu penduduk Kota Metropolitan itu bisa meluruskan kembali benang kehidupannya yang kusut. Dan jika Sean boleh berharap satu hal lagi, ia berharap bertemu dengan perempuan yang dapat menyembuhkan luka mendalam di hatinya.
Karena Sean ingin kembali merasakan jatuh cinta dan melupakan Anjani sepenuhnya.
Sean menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya beserta sang istri. Dengan tak sabaran pria itu menanggalkan daster Heera yang kenakan. Melihat gunung kembar Heera yang menganggur didepan mata, segera ia gunakan mulut serta tangannya untuk bekerja. Tidak perlu di jelasin apa yang Sean lakukan saat ini, karena ya, memang yang sedang pria itu lakukan sesuai dengan isi kepala kalian sekarang. Heera melenguh di antara tidurnya. Tentu wanita hamil itu tertegun saat membuka mata dan mendapati Sean sedang bersarang di tempat favorit suaminya. Memasuki bulan kelahiran, Sean dan Heera sepakat untuk puasa alias tidak melakukan hubungan badan. Tapi tetap saja, soal menyusu sudah menjadi aktivitas rutin Sean setiap malam. Terkadang Heera juga memuaskan suaminya itu dengan segala cara yang bisa ia lakukan. Tangan Sean bekerja dengan baik saat ini, memijat dan memainkan payudara sintal sang istri yang makin membesar karena efek kehamilan. Gairah Sean tak terelakkan begitu mendengar desahan H
Beberapa Tahun Kemudian... "Pegang tangan abang, Kel." perintah Keenan sambil tersenyum lembut, ia lantas menggenggam erat tangan mungil sang adik kesayangannya dengan sigap setelah mereka keluar dari mobil. Saat ini kakak beradik itu tengah berjalan menuju sebuah taman kanak-kanak tempat Keela bersekolah. Ya, Shakeela Isyana Rangadi, putri kedua Sean dan Heera. "Ayah, ayo cepetan." ujar Keela dengan suara menggemaskan. Ia tidak sabaran ingin bertemu teman-temannya, sementara Sean sedang mengeluarkan tas dan totebag berisi kotak bekal yang Heera buatkan untuk Keela. "Sabar dong, Sayang. Ayo, pegang tangan ayah." Sean menyampirkan tas berwarna pink milik Keela ke pundaknya, lalu tangan kanannya yang bebas ia gunakan untuk menggandeng tangan mungil Keela. Sambil dituntun dua bodyguard yang selalu menjaganya Keela berjalan memasuki halaman sekolahnya, seorang guru menyapanya dengan senyum manis seperti biasa. "Pagi, Keela." "Pagi, Bu Vira." jawab Keela setelah menyalimi tangan sang
"Kamu di mana, Ra?" Heera merapatkan bibirnya, mendengar suara rendah Sean, sepertinya pria itu sudah menunggunya pulang di rumah."Aku masih di mall, mas.""Masih sama Jessi?" Beberapa detik Heer terdiam, pandangannya menoleh ke arah Jessi dan dua pria yang baru saja dikenalnya. Yang satu teman kencan Jessi, yang satu lagi adalah teman dari teman kencannya Jessi. "I-iya, masih dong." Heera tak berbohong, ia memang masih bersama Jessi, hanya saja istri Sean itu tidak berterus terang kalau ada dua pria yang bersamanya sekarang. "Pulang. Keenan nyariin kamu. Mas tunggu." ucapan Sean yang menekan disetiap kalimat dan langsung mematikan sambungannya begitu saja membuat Heera membatu di tempat. Heera takut, kenapa Sean bersikap demikian? Apa ia mengetahuinya? Kepala Heera spontan menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari radar Sean, tapi tidak menemukan. "Siapa?" Rakha, pria yang duduk dihadapan Heera bertanya saat melihat kepanikan yang melanda wajah Heera. "Suami aku. Aku udah disuruh
"Mas, aku boleh keluar gak sama Jessi?" Heera bertanya, menatap dengan pandangan sedikit ragu kearah Sean yang baru saja mendudukan diri di atas sofa. Ini sudah sore, dan Sean baru bangun dari tidurnya. Pria itu langsung istirahat setelah menyetir perjalanan panjang dari rumah mertuanya. "Mau kemana, Sayang?" tanya Sean sambil mengusak rambutnya yang sedikit aut-autan. Melihat itu, tangan Heera jadi gatal dan ikut merapikan rambut sang suami. "Mau jalan aja, udah lama juga aku gak jalan sama Jessi." jawab Heera. Sean manggut-manggut. Semenjak menikah, Heera memang jarang keluar bersama temannya, selain karena kadang Sean larang, tapi Heera juga memikirkan Keenan. Siapa yang akan menjaga anak itu jika ia pergi? Meski beberapa kali Heera mengajak Keenan saat ngumpul bersama temannya. Itu pun kalau Sean izinkan."Ngajak Keenan?" tanya Sean. Heera terdiam sesaat, sebelum menggeleng perlahan. "Kasihan Keenan habis pergi jauh, lagian kan ada Mas di rumah." Alasan Heera menerima tawaran J
"Gimana ngurus suami sama anak kamu, gak ada kesulitan, kan?" Heera yang sedang menyiram tanaman di halaman lantas menoleh ke arah Prima yang lagi duduk di kursi teras. Sebelum menjawab, Heera tertawa kecil lebih dulu. "Gak ada kok, Bu. Mas Sean sama Keenan gampang diurusnya." jawab Heera dengan nada guyon. "Coba kamu duduk sini dulu bentar, Ra." perintah Prima, meminta Heera untuk duduk di kursi kosong di sebelahnya. Saat ini di rumah hanya ada mereka berdua karena Keenan, Sean dan Rahel sedang bersepeda. Kebetulan sekarang sudah sore, cuacanya cocok untuk bermain di luar rumah. Tanpa membantah, Heera mematikan keran air lebih dulu kemudian duduk di sebelah sang Ibu. Raut wajah Heera tampak serius mengikuti mimik milik Prima. "Ada apa, Bu?" tanya Heera penasaran. Tidak biasanya sang Ibu tampak hendak membicarakan hal serius begini. "Tadi Sean minta di do'akan supaya kamu cepat isi. Memangnya kamu sudah siap memberikan Sean
"Masih sakit perutnya, Sayang?"Heera yang sedang memainkan ponselnya di atas ranjang spontan menoleh dan mendapati Sean yang baru saja memasuki kamar. "Udah gak sesakit tadi," jawab Heera seraya meletakan ponselnya. Atensinya kini terfokus penuh pada Sean yang baru saja merebahkan badannya disamping sang istri. Tangan Sean bergerak, menyelinap masuk ke dalam piyama Heera lalu mengusap-usap hangat perut istrinya itu. "Syukurlah," katanya. "Mas mau nanya boleh?" sambung Sean membuat Heera mengernyitkan keningnya. "Nanya apa, Mas?" "Kamu pernah ketemu Ayah kamu di sekolah Keenan?" to the point. Sean tidak ingin ada rahasia diantara ia dan Heera. Meski Sean tahu Heera sedang berusaha menutupi hal ini darinya.Heera diam sesaat, seakan tertangkap basah rahasianya. Tapi dengan ragu cewek itu mengangguk, lengkap dengan wajah penuh sesalnya. "Iya. Tapi Ayah seperti gak kenal aku." lirih Heera tersirat kesedihan. Ia masih ingat bagaimana sikap Juni ketika bertemu dengannya dan Keenan beb
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen