Share

57. Menyesal

Dengan rasa emosi yang mendominasi Sean menyetir mobilnya menuju alamat yang Heera berikan. Pedal gasnya Sean injak dengan kuat, membuat kuda besinya melaju dengan kecepatan di atas rata-rata, kebetulan saat ini kondisi lalu lintas lumayan renggang dan tidak macet.

Hanya butuh waktu dua puluh menit untuk Sean sampai di depan perkarangan kosan Arta, tatapan Sean semakin menajam saat melihat Heera dan Arta yang sedang duduk di kursi teras. Dengan gerakan tak sabaran Sean melepas seatbelt yang melilit tubuhnya kemudian beranjak keluar dari mobil. 

Kedatangan Sean dengan Ferrari merahnya yang mencolok itu tentu tidak luput dari perhatian Arta dan Heera yang semula fokus pada laptop kini menatap ke arah Sean yang sedang berjalan menuju mereka. Heera menghembuskan napas beratnya, menatap Sean dengan tatapan jengah. Heera bahkan sudah malas duluan sebelum debat bersama Sean di mulai.

Sean berdiri di depan teras kosan Arta, tangannya melipat di depan dada, menambah

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Zidan
mbulet ae critane iki.? tapi yaa terserah yg nulis hehehee
goodnovel comment avatar
Pepi Arastya
Mas duda.... kamu dimana? Kasihan Heera digantung nggak tau mau diapain ...... Lanjutin yuks ...
goodnovel comment avatar
frendmoe
berapa abad lagi ni selesai ceritanya. update lama, seuprit lg.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status