Share

Bab 17. Filosofi Kupu-kupu

POV Aravi

‘Sudah tahu kekanak-kanakan ngapain kamu ngejar-ngejar aku. Sudah saja cari yang lebih dewasa. Berhentilah mengejar ku seperti orang yang konyol.’

Aku terkekeh mengingat ucapan Lita tadi pagi. Konyol? Katanya aku terlihat konyol mengejarnya. Apakah memang seperti itu di matanya. Ku usap wajahku dengan gerakan kasar. Ku tarik napasnya dengan pelan berulang kali. Aku sendiri tidak mengerti mengapa aku bersikap demikian. Apakah terlalu berlebihan sikapku? Aku hanya tidak ingin kembali kehilangannya. Kenapa dia masih meragukan perasaanku.

Kenapa segala perlakuan lembutku tak ada yang bisa menyentuh hatinya? Apakah benar hatinya sudah mati?

Aku berusaha konsentrasi mengerjakan pekerjaanku secepat mungkin.

“Rav, makan yuk.” Redi tiba-tiba masuk ke ruangan ku lalu duduk di depan kursiku.

“Duluan. Aku belum lapar.”

“Ayolah, semalam bilang pengen makan soto depan bank itu loh.”

Aku menghela napas lemah mendengar tempat kerja Lita disebut. “Malas.”

“Loh biasanya semangat, kan ada p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status