Share

Ombak Emosi

Semenjak kejadian itu, Zelina dan Vidya sempat uring uringan. Bahkan keduanya pun tidak saling berbicara untuk beberapa hari. begitu juga dengan hari ini, sepertinya Zelina masih belum bisa berdamai dengan Vidya.

Ya meskipun Vidya udah menjelaskan semuanya kepada Zelina.

“Zel, lo masih marah sama gue?”tanya Vidya.

Zelina tak menjawab. Dirinya masih saja bergelut dengan laptop yang kini ada di hadapannya. Vidya mendekati si Zelina. Namun, Zelina jutru bergeser ke tempat duduk lainnya.

“Zel, gue minta maaf ya, atas semua yang terjadi. gue gak ada niat apa-apa kok sama lo dan cowok kemaren itu,”ucap Vidya serius.

Zelina hanya memandang si Vidya sebentar. Wajah Vidya tampak begitu serius. Saat kedua matanya saling bertemu, Zelina justru memalingkan wajahnya. Ia kembali lagi ke laptopnya.

“Oke, kalo lo masih belum bisa maafin gue. malam ini gue bakal tidur di rumahnya sasa aja. Sampai lo maafin gue,” ucap Vidya.

“Silahkan aja,”jawab Zelina santai.

Vidya padahal hanya berpura pura untuk mengancam si Zelina. Akan tetapi justru si Zelina membiarkan dirinya pergi.

Demi harga dirinya yang tinggi, ia pun mau tidak mau pergi ke rumah temannya sasa, untuk menginap sampai si Zelina mau memaafkannya.

Vidya pun lalu keluar dari rumah. Dan menuju ke rumah si sasa. Zelina hanya melihat dari kejauhan, dia hanya diam menatap kepergian si Vidya.

*****

Sedangkan di lain tempat, Sena tampak terburu buru dengan pekerjaannya. Wajahnya tampak begitu lelah dengan mata yang merah karena seharian harus menatap layar computer. 

Ketika matahari sudah hampir terbenam, dan juga para karyawan lain sudah sebagian pulang.

“Sen, gak pulang?”tanyanya.

“Iya,”jawab Sena.

“Emmm, aku ikut pulang  boleh gak? soalnya aku  gak dijemput nih, toh rumah kita searah kan?”tanyanya lagi.

“Kamu bisa naik taksi atau pesan ojek online kan? aku ada urusan,”jawab Sena.

“Please sen. Kali ini aja,”paksanya.

“Gakbisa, maaf,”jawab Sena.

“Sen,….,”ucapnya.

“Aku pesenin kamu taksi online, tunggu aja di depan. Ini nomor platnya,”ucap Sena.

Setelah mengatakn itu, si Sena lalu keluar dari kantor dan menyambar mobilnya untuk pulang. sedangkan si farah tampak kecewa dengan jawaban si Sena.

“Sekarang kamu bisa nolak aku, dan besok akan buat kamu mengejar ngejar aku Sena, tunggu tanggal mainnya,”batinnya

Sena pun mampir ke toko buah terlebih dahulu. Dirinya sengaja membeli banyak buah untuk mengisi stok kulkasnya yang telah kosong. 

Saat akan menuju ke toko buah, dirinya melihat gadis yang berada di seberang jalan sendirian.

Sepertinya dirinya tak asing dengan rambut dan juga postur tubuh si gadis tersebut. Setelah mendapatkan buah yang dibelinya. Dirinya menghampiri gadis tersebut, memastikan gadis tersebut adalah Zelina. Pujaan hatinya.

“Sepertinya Zelin, aku harus menghampirinya,”ucapnya

Dirinya menyebrang jalan. Namun, gadis itu telah menghilang. Sena mencari cari kesana kemari. Melihat sekitarnya. Hasilnya nihil, ternyata tidak ada Zelina disana.

“Kok gak ada. apa mungkin jangan jangan bayanganku saja. arghhh, kenapa sih, aku sulit banget melupakan kamu Zelin,”ucap Sena sambil melihat ke kanan kirinya.

Setelah memastikan bahwa Zelin taka da disana, dirinya pun kembali dan menuju pulang. saat di perjalanan, banyak orang berkerumun. Dirinya yang sudah jengah dan kesal. hanya bisa marah marah tak jelas.

“Ini ada apa lagi , aku harus mengeceknya,”ucapnya.

Sena pun turun dari mobilnya dan melihat apa yang terjadi.

“Ada apa ya pak?”tanya Sena.

“Itu mas, ada kecelakaan,”jawab Bapak –Bapak yang ditanya oleh Sena.

Karena sekilas dirinya melihat sosok perempuan. Dengan spontan Sena menyerobot masuk ke dalam kerumunan tersebut. Sontak badannya kaku dan terkejut dengan sosok perempuan yang ada di depannya ini. ternyata perempuan tersebut tidak lain adalah Zelina.

“Zelin, bangun zel,Zelina,”panggil Sena dengan kawatir.

Sena pun lalu duduk di samping Zelina. Memastikan Zelina tidak apa apa. namun Zelina tak merespon, dirinya hanya diam saja. Sena semakin cemas dengan keadaan Zelina.

“Mas kenal sama nih anak,”tanyanya.

“iya pak saya kenal,”jawab Sena

“Kalau begitu, mas bawa aja ke rumah sakit,”saran salah seorang yang ada di sana.

“Baik,”jawab Sena.

Setelah itu,Sena pun membopong Zelin untuk dibawa ke rumah sakit. dirinya merasa kawatir dengan kondisi Zelin yang tak sadarkan diri. dan juga terluka di beberapa bagian tubuhnya. Sehingga baju Sena berlumuran darah.

“Aku gak akan biarin kamu kenapa napa zel,”ucapnya.

Dirinya lalu melenggang ke rumah sakit. memberikan pertolongan untuk pujaan hatinya. Beberapa kali dirinya telah melukai, maka kini harus mengobati luka tersebut.

Aarkhhhh,”desis Zelina.

Masih dengan posisi mata yang terpejam, Zelina mendesis kesakitan.

“Sabar zel, aku akan bawa kamu kerumah sakit. tahan sebentar,”ucapnya menenangkan/

Sena melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Mencari rumah sakit terdekat.  Sesampainya di rumah sakit, Sena lalu membopong Zelina  dan ditangani oleh suster.

“Maaf pak, bapak hanya bisa tunggu sampe sini,”ucap suster.

“Tapi sus…,”elak Sena

“Ini sudah prosedur rumah sakit, mohon bapak patuhi, permisi,”ucap suster.

Suster membawa pergi Zelina ke ruang ICU. Sena pun hanya bisa menunggunya dari luar ruangan. Wajahnya gelisah, mondar mandir di depan ruangan.  Tak hanya itu, hatinya pun tak tenang. Sesekali mengintip ke daam ruangan. Namun tak terlihat karena tertutup oleh tirai.

Beberapa menit kemudian, dokter bersama suster pun keluar dari ruangan. Sontak, Sena pun lalu menghampiri dokter dan menanyakan keadaan si Zelina.

“Giman gimana dok keadaan Zelina?”tanya Sena khawatir

“Keadaannya sudah membaik, hanya kepalanya yang terluka. Oh ya pak? Sedari tadi pasien terus saja memanggil nama Sena, apa bapak tahu?”tanya dokter.

Sena kicep. Masih belum menjawab pertanyaan dokter padanya. tak menyangka, Zelina sampai sebegitunya. Memanggil nama Sena saat keadaanny tidak membaik. Senyum ulas terpancar di bibir Sena. Ia percaya si Zelina masih ada rasa padanya.

“emmmm… Sena itu saya sendiri dok,”jawab Sena.

“Kebetulan sekali pak. Apa bapak anggota keluarganya?soalnya pasien butuh keluarganya,”ucap dokter.

Sena bingung mau menjawab apa. jika dirinya menjawab jujur bahwa dirinya adalah mantan kekasih Zelina maka akan sulit nantinya. lalu apa yang akan dijawab Sena?

“Emm, saya kakaknya dok,”jawab Sena.

“Oh baiklah, oh ya pak. Pasien sudah boleh dijenguk. Tapi, tolong jangan diajak bicara banyak. Karena keadaannya sepenuhnya masih belum pulih,”jawab dokter.

“Baiklah, dok. Terimakasih,”jawab Sena.

“Saya pamit dulu, permisi,”ucap dokter berpamitan.

Setelah itu, dokter dan suster yang menangani Zelina pun pergi dari hadapan si Sena. Si Sena pun lalu masuk ke dalam untuk menjenguk dan melihat keadaan si Zelina. Zelina terlihat masih memejamkan mata dengan kepala yang terbalut dengan kassa. Sena pun duduk di samping Zelina. melihat gadisnya terbujur dengan penuh luka.

Sena meraih tangan Zelin dan menciumnya. Ketulusan cintanya begitu terlihat. Mengelus puncak kepala , pipi , dan juga lagi lagi dirinya mengecup tangan Zelina. Menunggu Zelina hingga terbangun.

“Arghhhh,”desis Zelina.

Zelina merintih kesakitan. Namun matanya masih terpejam. Dengan kelembutan, Sena mengelus puncak kepala Zelina untuk menenangkan.

“Sena…Senaaa,”rintih Zelina.

“Aku disini zel, bangunlah,”ucap Sena menenagkan.

Zelina justru malah menangis.

“Hikss…kamu jahat, hiks, hiks ,hiks.”

Sepertinya Zelina sedang mengingo. Karena setelah mengatakan kata tersebut dan memposisikan kepalanya. Zelina kembali terdiam dan lelap dalam tidurnya. 

“Maafin saya, gak bisa jaga kamu,”ucap Sena meminta maaf.

Sena meminta maaf kepada Zelin atas kejadian yang telah dirinya lakukan. Kejadian yang membuat Zelina trauma dan berakhir seperti ini. Sena mengeluarkan ponselnya. Dirinya menelpon orang yang ada di seberang.

“Zelina dirawat di rumah sakit, bisakah kau kemari?”

Setelah mendapat jawaban dari seberang. Dirinya pun lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku dan dengan setia menunggu Zelina hingga terbangun. Lalu bagaimana reaksi Zelina ketika dirinya membuka mata dan orang yang pertama dilihat adalah Sena?

“Terkadang perlu menjauh untuk membuktikan ketulusan rasa cinta.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status