Share

Bertemu

“Zel , lo mau kemana sih? Tiduran aja dulu,” ucap Vidya melarang.

Zelina terus bergerak dari ranjang rumah sakit. dirinya bosan sedari tadi hanya bisa tiduran. Karena vidya terus saja melarangnya untuk bergerak.

“Zel,denger gaksih,”ucap Vidya.

“Iya iya denger. Gue mau duduk vid, capek tiduran mulu,”keluh Zelina.

“Zel, lo itu belum pulih bener. Jadi jangan banyak gerak, nanti luka yang ada di tubuh lo jadi makin nyeri,”ucap Vidya memberi wejangan.

“Vid, tapi gue capek tiduran mulu, panas nih punggung gue. tolong ya vid,”ucap Zelin dengan memperlihatkan puppy eyes nya.

Wajah zelina begitu memelas meminta tolong kepada vidya yang membuat vidya tidak tega dengan zelina. namun, dirinya juga harus melakukan amanah dari seseorang yang memintanya datang kemari.

Satu kalimat yang masih terngiang di otaknya.

“Tolong jaga zelina, jangan sampe dia banyak gerak, karena lukanya masih belum sembuh.”

Antara menjalankan amanah atau justru membantu temannya ini untuk duduk.  dan akhirnya vidya memilih untuk….

“Oke, gue bantuin lo duduk, tapi Cuma duduk aja ya, jangan sampe jalan,”ucap Vidya.

“Iya vidya,”jawab Zelina.

Vidya pun membantu zelina duduk. meski tampak begitu berat, dengan susah payah akhirnya zelina bisa duduk.

“Makasih vidya, udah bantuin gue duduk, dan juga ngerawat gue. emang lo itu sahabat yang the best,”ucap Zelina berterima kasih.

Vidya hanya nyengir menampakkan gigi putihnya yang berderet rapi. Zelina pun memeluk vidya dengan tulus, sebagai pernyataan terrimakasih.

“Iya sama sama zel, kita sebagai sahabat kan harus saling membantu dan menjaga, iya gak?”ucap Vidya.

“Hehehe iya vid, gue bersyukur punya sahabat kayak lo,”ucap Zelina

Vidya tak membalas ucapan zelina. 

“Andai lo tahu yang sebenarnya zel, apa lo juga bakalan mengucapkan terimakasih  seperti ini?” batin vidya.

Sebenarnya apa yang terjadi pada zelina. Mengapa vidya berkata seperti itu?

Setelah itu suster datang menghampiri zelina untuk mengecek keadaan zelin dan juga memberikan obat untuk diminumnya.   Setelah itu suster pun keluar dari ruang rawat zelina.

“Vid, kan gue dirawat nih. Terus administrasinya gimana?”tanya Zelina tiba-tiba.

“Oh itu tenang aja udah ada yang ngurus kok,”jawab Vidya spontan.

Seketika vidya pun menutup bibirnya. Dirinya keceplosan. meskipun tidak terus terang mengatakan, tapi menjadikan rasa penasaran yang timbul dalam benak zelin.

“Udah ada yang ngurus, maksudnya gimana vid?”tanya Zelina.

“Emmmm… bokap lo mungkin zel?”ucap Vidya menjawab asal.

“Jawaban lo gak masuk akal deh vid,”ucap Zelina penasaran.

“Gakmasuk akal gimana zel? “tanya Vidya.

“Ya seakan akan lo tuh tahu sesuatu , ada yang lo sembunyiin dari gue kan?”tanya Zelina.

Vidya pun merasa kebingungan dengan pertanyaan zelina. disamping dirinya tak ingin berbohong kepada zelin, di sisi lain dirinya tidak  juga harus menjaga amanah. Kini dirinya berada di posisi yang salah.

“Emmm…gakada zel, suer deh, gue tadi tuh salah bicara, “ucap Vidya sambil mengangkat kedua jarinya ke atas membentuk huruf V.

Zelina memandang vidya lekat. Mencari kebohongan dalam mata vidya.

“Gue tahu vid, ada yang lo sembunyiin dari gue,”batin zelina.

Zelina pun memalingkan pandangan yang mengintimidasinya itu.Dia tidak ingin vidya curiga bahwa dirinya sedang menaruh rasa penasaran padanya.

“Iya iya, gue percaya kok sama lo,”ucap Zelina.

“Nah gitu dong zel, yaudah gue ke toilet dulu ya, udah gaktahan nih,”ucap Vidya meminta izin untuk ke toilet.

“Yaudah sono, cepetan,”jawab Zelina.

Vidya pun lalu menuju ke toilet. sebenarnya dirinya tidak sedang ada panggilan alam, akan tetapi dirinya punya hal lain yang harus diselesaikan.

****

Drttt….drrt…drrt…

Bunyi ponsel yang sedang berdering.

Sena langsung mematikan ponselnya karena dirinya sangat sibuk dengan pekerjaannya.

Dua kali berdering, hingga akhirnya sena meraih ponsel tersebut.

“Udah siuman? Baiklah saya akan kesana sekarang,”jawabnya.

Setelah mengatakan hal tersebut. Sena pun lalu menutup ponselnya. Membereskan pekerjaaannya dan melenggang pergi. Wajahnya berseri seri , tanda dirinya mendapat kebahagiaan.

Jalanan yang ramai tak sulit baginya untuk menereobos. Tak hanya itu, keceepatan ia membawa mobil pun juga ia tambah. Karena dirinya sudah tak sabar. Sampailah, pada tujuannya.

Melenggang masuk dan berjalan menuju kamar rawat yang ditujunya. Ya benar, kamar zelina. setelah mendapat info dari teman zelina bahwa zelina sudah siuman, dirinya pun lalu beranjak pergi dan menemui zelina.

Sampailah, di depan kamar rawat zelina.

Dirinya hanya mematung melihat plang nama. Memastikan bahwa itu memang benar benar kamar zelina. dilihatnya dari kaca, tampak zelina sedang rebahan. Tidak ada satupun orang yang menjaganya.

Dengan penuh kebimbangan, sena mencekal pintu kamar rawat tersebut.

Ceklek

Pintu tersebut terbuka.

Sedangkan zelina masih belum menyadari. Karena sena membuka dengan begitu pelan. Namun, karena sepatu yang bergesekan dengan lantai, dirinya pun sadar dan melihat kea rah depan.

“Se..na,”ucap Zelina sambil menganga.

Sena tak menjawab. Dirinya pun mengampiri zelin. Lalu duduk di sampingnya. saat sena ingin menyentuh puncak kepala zelina. justru dirinya mendapat penolakan dari zelina. zelina menghindar.

“Jangan sentuh gue,”ucap Zelina.

Sena tampak kecewa. Namun, sepertinya gadisnya ini begitu kecewa padanya.

“Alhamdulillah , kamu udah siuman,”ucap Sena dari kejauhan.

“Hmmm,”jawab Zelina cuek.

“Kamu udah makan?”tanya Sena.

“Udah,”jawab Zelina.

Namun, justru perutnya berkata lain.

Krucuk…krucuuuuk….krucuuukk…

Suara perut zelina yang meronta meminta makan. Tanpa basa basi, sena pun meraih makanan yang ada di nakas samping ranjang zelina.

“Makan dulu, biar cepat sembuh,”ucap Sena sambil mengaduk bubur yang ada di tangannya itu.

“Gak,”jawab Zelina.

“Kali ini aja,”pinta Sena sambil mengarahkan se sendok bubur kea rah Zelina.

“Gak mau ya gakmau, maksa deh,” tolak Zelina.

Beberapa saat kemudian. Vidya datang masuk begitu saja tanpa permisi.

“Zel…ini…oh ada pak sena. Yaudah, ini makanannya zelin ya pak. Soalnya Zelin gaksuka bubur, jadi saya belikan ini,”ucap Vidya tiba-tiba.

Sena pun menerima bingkisan dari vidya.

“Oh ya, mumpung kamu ada temennya. Gue mau cabut ke kampus dulu ya, ada  kelas soalnya,”ucap Vidya.

“Gakboleh, lo harus disini aja,”ucap Zelina sambil menarik tangan Vidya.

“Zel, ini penting. Please, yaaa?”pinta Vidya.

Zelina melihat vidya yang memohon padanya. ia tidak boleh egois, selama dirinya dirawat di rumah sakit. vidya lah yang membantu dan meraatnya.

Ia harus mengijinkan vidya untuk kembali ke kampus.

“Oke, tapi habis itu balik kesini lagi ya,”ucap Zelina.

“Iya, nanti gue kesini lagi. titip zelin ya pak,”ucap Vidya.

Vidya pun melenggang pergi lagi.

Kini sena dihadapkan dengan zelina yang sifatnya udah 180 derajat berubah.

“Kamu makan dulu,”pinta Sena.

“Hm,”jawab Zelina.

Sena pun membuka bingkisan tersebut. Ternyata di dalamnya ada kolak kacang hijau. Makanan yang disukai oleh zelina. ia pun menyendokkan kolak tersebut ke arah Zelina.

Beberapa suapan telah diterima oleh zelina, hingga kolak tersebut habis. Namun, kolak tak cukup mengganjal laparnya.

“Udah udah, gue udah kenyang,”ucap Zelina.

Sena pun meletakkan di nakas.

Suasana menjadi canggung. Tak ada percakapan. Sena mendekat dan juga ikut duduk di ranjang zelina.

“Eh, jangan macam macam ya ,”ucap Zelina.

Ia justru mengelus puncak kepala zelin dengan menunduk. Wajahnya begitu lelah.

“Maafkan saya. Karena saya kamu jadi masuk rumah sakit,”ucap Sena.

Zelina tak menanggapi. Sena pun tak berani menatap zelin. Ia hanya mengelus puncak kepala zelin memberikan kenyaman. Dirinya rindu, dengan gadis tersebut. Gadis yang mampu membuat hatinya terkoyak.

Namun karena kesalahannya sendiri, hingga membuat gadis yang ada di sampingnya ini menjauh, bahkan takmau lagi menerima dirinya.

“Saya tahu kamu begitu kecewa dengan apa yang terjadi. Saya menyesal Zel,”ucap Sena.

“Udah lupakan saja, gue lagi gak mau bahas itu. mending sekarang lo pergi aja, sana….,”ucap Zelina mendorong tubuh Sena.

Sena yang mendapat penolakan. Dirinya pun pindah ke tempat duduknya. Ia menelungkupkan wajahnya dan meraih tangan zelin lalu diletakkan di kepalanya.

“Biarkan seperti ini saja,”ucap Sena.

Sena sepertinya rindu manja dengan zelina. awalnya zelina hanya meletakkan tangannya di kepala sena. Namun, sepertinya sena telah tertidur.

“Jangan kek gini deh, “ucap Zelina.

Tak ada sahutan. Dan setelah di cek, sena tertidur.  Zelina yang melihat sena. Pertahanan yang ia banggun, akhirnya roboh. Spontan tangannya mengelus puncak kepala sena sambil menyurai rambut sena.

Gue gaktau, kecewa ini begitu dalam. Tapi kenapa lo runtuhkan lagi, mau lo apa sih?”batin Zelina

Ia meneteskan air matanya. Semakin dirinya melihat sena, maka semakin terlihat bayangan kejadian itu pada matanya. Membuat kepalanya sakit.

“Arkhhh.”

“Arkhhhh, sakittt.”

Sena yang tertidur pun akhirnya terbangun. Karena mendengar rintihan zelin.

“Kamu kenapa ,mana yang sakit?”ucap Sena.

“Arkhhh, saaaaakit,”keluh Zelina.

“Saya panggilkan dokter, bertahan sebentar,”ucap Sena.

Sena pun memencet bel yang ada di samping ranjang zelina. karena dokter tak kunjung datang, sena pun keluar dan memanggil dokter.

Setelah menemui dokter akhirnya dokter pun mulai mengecek keadaan zelin dan menyuntikkan obat pereda agar zelina tak merasa kesakitan. Akhirnya zelina pun tertidur.

“Dok, dia gakpapa kan?”tanya Sena.

“Gakpapa, bapak tenang saja. hanya saja , pesan saya . jangan diajak bicara terlalu banyak. Dan juga jangan terlebih dahulu meminta untuk mengingat.

Karena kondisinya yang masih belum pulih. Dan juga, saya minta bapak untuk juga mengawasi. Karena jiwanya juga tergunjang,”jawab Dokter.

“Kejiwaan pak?”tanya Sena.

Sena terkejut dengan apa yang dikatakan dokter. Ia tidak menyangka, karena ulahnya, kejiwaan zelina juga terguncang.

“Jika bapak ingin tahu lebih lanjutnya, bapak bisa menemui saya, saya permisi dulu,”ucap Dokter.

“Iya pak,”jawab Sena.

Dokter pun pergi dari hadapan sena. Raut wajahnya begitu kawatir dengan kondisi zelina. meskipun terlihat baik baik saja, tapi nyatanya. Efek kejadian itu membuat zelina trauma. Ia pun kembali ke ruang rawat zelina. tampak tertidur dengan tenang.

“Kalau saja saya tidak datang di hidupmu. Pasti kamu gak akan seperti ini, maafkan saya , maafkan saya zelina,”ucap Sena.

Sena lagi lagi meminta maaf. dalam pikirnya, ia harus tahu kondisi kejiwaan zelina pada dokter. Ia takmau karena dirinya zelina menjadi trauma yang berkepanjangan.

Lagi lagi kejadian, kejadian apakah yang membuat zelina menjadi seperti itu? kejadian apa yang membuat zelina trauma?

“Jangan salahkan takdir jika menyakiti adalah bentuk cinta.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status