Zelina, sosok gadis yang memiliki masa lalu kelam dengan lelaki yang memiliki usia yang terpaut 3 tahun lebih tua darinya. Sena Pradipta, sosok lelaki yang hampir saja merusak masa depan Zelina karena sebagai pembuktian rasa cintanya. Namun tak disangka, justru hal itu membuat Zelina menjauh darinya. Tak hanya itu, dirinya juga sempat trauma akan hal itu. Bagi Sena , membuat Zelina menjauh darinya adalah kesalahan yang fatal. Melepaskan sosok mutiara yang mampu membuat hidupnya kacau tak terarah. Akankah Sena mampu membuat Zelina kembali lagi ke dalam hidupnya lagi?. "Terkadang mencintai tidak harus memiliki, akan tetapi juga harus melepaskan membiarkannya bahagia."
Lihat lebih banyak“Setelah apa yang lo lakuin ke gue. gak nyangka gue sama lo sen,”ucapnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Kan aku udah jelasin. Masak kamu masih gak ngerti sih ,” ucapnya tersulut emosi.
“Gak ngerti maksud lo? Lo itu udah hampir mau merusak gue sen, lo gak mikir kedepannya gue gimana?” ucapnya
“Tapi buktinya kamu juga mau kan? kamu juga salah disini,”ucapnya juga menyalahkan.
Merasa malas menanggapi, Zelina pun meraih tasnya dan melenggang pergi dari hadapan Sena. Ia tak mau lagi berurusan dengan sosok lelaki yang ada di depannya. Zelina Prameswari , atau yang biasa kerap dipanggil Zelin, Elin, Lili, adalah gadis yang saat ini menyandang sebagai mahasiswa semester 3 di Universitas Bangsa Jaya. Dadanya sesak mengingat kejadian kemaren yang masih saja memenuhi pikirnya. Ia meninggalkan sosok lelaki yang beberapa kali membuatnya kecewa. Meskipun masih belum menguntai hubungan, akan tetapi ia merasa sosok lelaki tersebut berbeda dari lainnya. Namun nyatanya, lebih buruk dari yang dia kira.
“Gue nyesel kenal tuh orang, untung iman gue masih kuat, kalo gak, arkhhh,”ucapnya dalam batin meruntuki dirinya sendiri di sepanjang jalan.
Dirinya kini sedang berjalan menuju pulang ke rumahnya. Lebih tepatnya rumah yang ia kontrak selama dirinya berkuliah. Sambil mengayun ayunkan tangannya dan kini berhenti di sebuah tempat duduk pinggir jalan. Matanya melihat jalanan yang ramai berlalu lalang dipenuhi oleh kendaraan. Tak lama kemudian, angkot datang. Ia pun pulang dengan menaiki angkot.
Sedangkan di lain tempat, sosok lelaki yang tadi bersama Zelina. Sebut saja Sena Pradipta. Sosok lelaki yang usianya 4 tahun diatas Zelina. Sosok yang dianggap dewasa, namun ulahnya membuat siapapun menolak dirinya. pantas saja, diumur yang kepala dua lebih 3 tahun masih saja sendiri. berusaha mendekati dan ingin mendapatkan hati Zelina, tapi usahanya tak berbuah hasil.
“Arkhhh, aku kurang apa coba, bisa bisanya dia menolakku seperti ini,” ucapnya kecewa sambil mengusap kasar kepalanya.
Sesekali menyeruput kopi yang dipesannya. Melihat di sekelilingnya yang datang dan pergi berdua. Sedangkan dirinya? belum juga mengutarakan rasa akan tetapi sudah ditinggal pergi oleh Zelina. Setelah dirinya bosan , dan kopi yang ada di depannya ini telah habis. Ia pun ke meja kasir untuk membayar.
“Meja nomor 5,”ucap Sena
“Sebentar saya lihat dulu,”ucap mbak kasir
“Hmmm,”jawab Sena.
“Untuk meja nomor 5 sudah dibayar pak, oleh mbak yang bersama bapak tadi,”ucap mbak kasir menjelaskan.
“Dibayar?”tanya Sena tak percaya.
“Iya, ini bukti struk pembayarannya pak,”ucap mbak kasir sambil menyodorkan struk tersebut kepada Sena.
Ia menerima struk yang diberikan oleh kasir. Dalam pikirnya, Zelina adalah gadis benalu yang menggantungkan hidup kepadanya. Tapi, dugaannya salah kaprah.
******
“Zel, lo kenapa dari tadi murung terus?”tanya Vidya yang melihat Zelin.
“Gue gapapa kok Vid,”jawab Zelin bohong
“Cerita dong,biasanya haha hihi hahah hihi,kek orang gak waras,”ucap Vidya
“Males aja gue, pen rebahan,”jawab Zelin
Zelina masih belum bisa jujur kepada sahabat, sekaligus partner orang yang tinggal bersamanya. Dia adalah Vidya Arumsari. Tak seperti biasanya yang produktif, ia lebih memilih untuk mengguling gulingkan badannya diatas kasurnya. Sambil melihat langit langit atap kamarnya. Vidya yang melihat Zelina tak seperti biasanya, ia lebih memilih pergi dan membiarkan Zelina sendiri.
Tok tok tok
Suara pintu diketuk. Menandakan ada tamu.
“Sapa sih yang bertamu sore sore gini, gaktau orang lagi rebahan apa,”keluh Vidya.
Meskipun bibirnya ngedumel tidak jelas, namun dirinya pun lalu menuju ke depan untuk membukakan pintu. namun sebelumnya, dirinya melihat siapa yang datang lewat jendela.
“Siapa ya dia? Tumben ada cowok main kesini, gak biasanya. Ah mungkin aja om nya Zelin,”ucapnya sambil melihat dibalik tirai jendela.
Vidya pun membukakan pintu rumahnya. Dan terpampanglah sosok Sena di hadapan Vidya. Vidya yang tahu pu n, hanya bisa meneguk ludahnya dalam dalam. Matanya melotot tak percaya akan sosok Sena.
“Emmm…cari sapa ya?”tanya Vidya.
“Zelinanya ada?”tanya Sena to the point.
“Oh Zelin,”ucapnya sambil manggut manggut
“Jadi ini cowok Zelin, ganteng juga,”batin Vidya memuji Sena dalam hati.
Vidya masih bengong karena melihat sosok Sena.
“ Zelina nya ada?”tanya Sena sambil melambai-lambaikan tangannya di hadapan wajah Vidya
“Eh, eh ,maaf. iya ada. mau apa?”tanya Vidya ketus
Vidya kembali menjadi dirinya. menjawab pertanyaan Sena dengan ketus.
“Saya mau ketemu sama Zelina,”jawab Sena.
“Zelinanya gakbisa diganggu, lagi unmood,”jawab Vidya.
“Hufft, coba kamu bujuk dia, siapa tahu saya bisa ketemu dia,”ucap Sena.
“Gakbisa om, Zelin tuh kalau udah unmood. Gue mah gakberani buat ganggu dia. Nanti yang ada dia yang marah marah sama saya. Om mau tanggung jawab? Bujuk Zelina tuh butuh tenaga,”jawab Vidya panjang lebar.
Sena mulai memahami perkataan Vidya.
“Lakukan apapun agar saya bisa ketemu sama Zelin,”ucap Sena pasrah.
“Oke, gue akan bantu om. tapi itu gak gratis ya om. tahu sendiri kan, dunia ini semakin kejam. Jadi gimana om?”tanya Vidya.
“Iya iya, saya akan turuti persyaratan dan apapun yang kamu minta. Yang penting saya bisa ketemu sama Zelin,”ucap Sena pasrah.
“Gampang. Saya akan coba, kalau saja si Zelin gakmau ketemu sama om. om harus tetap kasih timbal baliknya,”ucap Vidya.
“Tap..,”ucap Sena terpotong oleh Vidya.
“Gakada penolakan om. kan udah deal,”ucap Vidya memotong kalimat Sena.
Sena pun mengangguk anggukkan kepalanya sebagai jawaban.
“Dasar cewek. Tahu aja isi dompet orang. Sama aja, eh tapi Zelin gak kek gitu,”batin Sena
setelah itu Vidya pun menutup pintu, menuju kamar Zelin dan melancarkan aksinya. tampak Zelin sedang tertidur pulas dengan mata yang sembab dan meringkuk memeluk guling. Bahkan layar laptopnya pun masih saja menyala menampilkan film yang sedang diputarnya.
“Kebiasaan nih anak, kalau lihat film pasti tidur,”
Vidya pun membereskan laptop yang masih menyala. Dan juga membangunkan si Zelina.
“Zel, bangun, udah sore,”ucap Vidya membangunkan Zelina dengan meneppuk badan Zelina.
“Arghhhhh,”keluh Zelin sambil merentangkan tangannya ke atas
Zelina merubah posisinya. Kini membelakangi si Vidya.
“Zel, bangun, udah sore nih. Katanya lo mau ngajak gue jalan jalan,”ucap Vidya
“Emmm, iyaa,”jawab Zelin dengan nada yang masih malas.
Zelina pun bangun. Ia pun kini tengah duduk . akan tetapi masih dengan mata terpejam. Vidya pun berdiri. Namun, si Zelina justru balik tidur lagi.
“Zel, lo kok malah balik tidur lagi sih,”keluh Vidya
Zelina tak menanggapi. Malah justru tidur lebih pulas lagi. Vidya jengah melihat sahabatnya ini sulit sekali untuk dibangunkan. Ia pun memiliki ide untuk membangunkan Zelina. Trik membangunkan untuk si kebo seperti Zelin. Diraihnya air minum yang ada di meja belajar Zelin. Lalu ia tuangkan di tangannya.
Pyukk…pyukk…pyukk..pyukkk..
Suara air yang dicipratkan ke wajah Zelina. Tak hanya itu, saat dirinya mencipratkan air ke wajah Zelina. Dirinya juga berteriak.
“Kebakaran…kebakaran…kebakaran….aaaaa..aaaa..,”teriak Vidya sambil mondar mandir dan mencipratkan air ke wajah Zelina.
Zelin sepertinya mendengar. Ia pun langsung bangun dan berdiri. Sontak wajahnya bingung dan panic. Sedangkan Vidya kini sedang berlari lari kesana kemari sambil berteriak.
“Zel, buruan keluar, ada kebakaran, ayo keluar,”ucap Vidya panik
“Kebakaran vid? Beneran?”tanya Zelin
“Iya zel, ayo keluar, sebelum nanti kita mati di dalam, “jawab Vidya yang tampak beneran
Sangking paniknya Zelina berlari sana sini. Ia bahkan tak menjawab. Dirinya justru meraih ember, laptop dan ponselnya. Dan menuju ke pintu depan. Vidya pun menyusulnya.
Ceklek
Keduanya pun keluar dari dalam rumah. kini mereka berada di teras rumah. Zelina memandangi kanan, kiri, dan juga keadaan sekitar. Tapi justru baik baik saja.
“Kok….,”ucap Zelin yang tak menyangka melihat keadaan sekitar
“Heheh, maafin gue zel. gua tuh sebenarnya…,”ucap Vidya meminta maaf.
Dan datanglah Sena di hadapan mereka berdua.
“Lo ngapain kesini? Masih belum puas?”tanya Zelin kepada Sena yang kini ada dihadapannya.
“Aku kesini Cuma mau minta maaf sama kamu,”ucap Sena
“Hah, maaf lo dah basi. Gak guna, kadaluarsa,”ucap Zelin memalingkan pandangannya
“Zel, aku bener bener khilaf waktu itu, dan tolong dengerin penjelasanku sekali lagi, “ucap Sena memohon
“Gue gak butuh penjelasan lo, mending sekarang lo pergi dari sini. Sebelum gue minta petugas keamanan seret lo dari sini,”ucap Zelin mengancam
Vidya pun mengelus punggung Zelin yang sedang tersulut emosi.
“Zel, dengerin dulu penjelasannya,”ucap Vidya.
Ia melakukan apapun agar misinya berhasil.
“Gakbisa vid, dia tuh udah berbuat seenaknya sama gue. apa lo jangan jangan kerja sama dengan dia?”tanya Zelin penasaran
“Heheh, maaf zel. ini tuh demi kehidupan kita yang layak di tanggal tua,”ucap Zelin
“Udah gue gakmau denger, awas minggir,”ucap Zelina mendoron
Vidya menahan si Zelina yang ingin masuk rumah. dan tidak sengaja, Vidya mendorong si Zelina hingga hampir terjatuh. Untung ada si Sena yang dengan gercep menangkap si Zelina. Vidya tak melewatkan kesempatan itu. dirinya lalu menutup pintu dan menguncinya. Zelina yang masih ditangkap oleh Sena. Dirinya pun lalu melepaskan diri.
“Lepasin, cari cari kesempatan kan lo,”
“Kesempatan? Aku tuh bantu kamu biar gak jatuh, seharusnya bilang terima kasih,”
“Terima kasih? gue berterima kasih sama lo? mimpi,”
Setelah itu Zelina menggedor gedor pintunya agar dibukakan oleh Vidya.
“Vid , bukain pintunya,”
“Gak zel, lo kelarin dulu masalah lo sama om om itu, baru gue buka nih pintu,”
“Arkhhh, ini semua tuh gara gara lo?kalo aja lo gak datang kesini, si Vidya gak mungkin kunciin gue dari dalam,”
“Buat ketemu sama kamu itu juga gak gratis,”
“Maksudnya? Udah deh gakusah banyak alasan. Mending sekarang cepetan lo mau ngomong apa, gue gakada waktu buat ladenin lo.”
Zelina diacuhkan oleh Vidya. Vidya memilih untuk tidak membukakan pintu . Sedangkan Zelina kini berada di luar bersama si Sena. Apakah yang akan terjadi? akankah si Zelina mau mendengar penjelasan dari Sena? Dan mampukah si Sena menaklukan lagi hati si Zelina?.
“Ketentuan hati untuk menerima kembali bukan perkara mudah. Apalagi dari sosok yang masih belum usai di masa lalu.”
“Dengan berat hati saya putuskan, bahwa kamu tidak bisa mengikuti dan melanjutkan acara in lagi “ucap salah satu panitia acara. Zelina mengulas senyumnya. Dalam hatinya bersorak gembira tanpa ada kekecewaan. Ia hanya mengangguk sebagai jawaban. “Okay gue terima, gue juga sebenarnya dari awal gak niat buat ikut nih acara gak jelas ini, thanks buat semuanya,” Zelina berdiri dari kursinya dan melangkah keluar dari ruang rapat. Senyumnya masih terulas di sudut bibirnya. “Akhirnya gue bisa juga pergi dari sini, “ ucap Zelina Ia berjalan keluar dari halaman balai desa dan menuju pulang. sebenarnya ia berencana untuk menghindari Sena, namun kali ini ia tidak bisa. Sena yang mengetahui Zelina pun lalu keluar dari mobilnya dan menghampiri Zelina. “Gimana? Kamu gapapa kan?” tanya Sena khawatir. “Gue gapapa, bisa minggirin tangan lo gak?”keluh Zelina. “Kamu bener gak dihukum kan? kamu gak dipukul kan sama mereka?” tanya Sena khawatir. “Ishhh, gue gapapa Sena. gue baik baik aja. Mending
Sena sukses mampu membuat Zelina yang sedari tadi mengoceh tak jelas menjadi diam. Mata Zelina seolah terhipnotis dengan pemandangan indah yang ada di depannya. Apalagi dilihat dari kejauhan di tempat yang tinggi. Hutan yang asri dengan berbagai macam warna dan pengunjung yang berseliweran di sekitarnya. Sena yang kini duduk di samping Zelina, berupaya mendekat. Kini jarak keduanya cukup tipis, namun Zelina tidak sadar akan hal itu. ia sibuk mengabadikan view yang ada di depannya.“Suka?”tanya Sena.Zelina hanya mengangguk pelan. Sena hanya bisa mengulas senyumnya. Bukan Sena kalau tidak menggunakan kesempatan dalam kesempitan. Ia meletakkan pelan kepalanya di pundak Zelina. membuat pemiliknya terkejut.“Eh,”ucap Zelina singkat.“Sebentar saja Zelina,”pinta Sena.Kini pundak Zelina adalah tempat ternyaman kedua bagi Sena setelah kasur. ia pun juga memejamkan kedua matanya. Berbeda dengan Zelina yang
“Jadi gitu ceritanya?” tanya Vidya. “Sebenarnya masih ada banyak yang gue sembunyikan dari lo Vid, gue gakmau lo jauhin atau bahkan benci sama gue,”batin Zelina. Zelina hanya menjawab dengan anggukan. Sedangkan Vidya semakin penasaran apa yang terjadi dengan keduanya sebelumnya. “Zel, lo tapi gak sampe di emmmm itu kan ?” tanya Vidya ambigu dengan raut wajah yang sulit diartikan. Sedangkan Zelina yang lemot loading lama alias lola, ia masih saja tidak mampu mencerna pertanyaan dari Vidya barusan. “Diapain sih Vid?” tanya Zelina tidak jelas. “Gitu emm itu, secara pak Sena normal, dan lo kan juga cantik. mana ada ada sih yang gak nafsu sama lo, “Frontal banget sih lo vid. Ya …gue gaktau, secara gue udah kek nyaman gitu di peluk. Dan gue gaktau lagi apa yang te
Zelina sudah sadar satu jam yang lalu. Namun dirinya masih enggan untuk membuka matanya. Tidak hanya itu, ia bahkan melihat kekhawatiran dari seorang Sena.“Zelina, bangun. Maafkan saya Zelina,”ucap Sena.Zelina hanya diam saja tanpa menanggapi Sena. Sesekali tangan Sena menyelipkan rambut Zelina yang menutupi wajahnya. Bahkan Sena juga mengompres tubuh Zelina, karena sedari tadi tubuh Zelina terasa panas.“Zel, saya tahu kamu sebenarnya udah sadar. Ayo bangun zel, jangan bikin saya jadi khawatir gini,”ucap Sena.Sena terus saja mengoceh tak jelas. sesekali dirinya juga mencium puncak tangan Zelina. karena tak kuat melihat Sena dan merasa geli . Zelina pun akhirnya membuka matanya perlahan. Dia pun mulai melancarkan dramanya.“Gue dimana, auhh,”ucapnya sambil memegang kepalanyaZelina hendak bangun dari tidurnya. Namun Sena, yang mendengar lenguhan Zelina lalu membantu Zelina untuk duduk.
“Zel , lo yakin sama keputusan lo?” tanya vidya.“Iya vid, udah deh tenang aja,”jawab Zelina.“Tapi Zel…,”tanya vidyaNamun terpotong oleh Zelina.“Vid, lo gak yakin sama sobat lo ini?” tanya Zelina dengan penuh penekanan.“Iya Iya, gue yakin kok lo bisa nanti,”jawab vidya pasrah.“Nah gitu dong, ini baru sobat gue. thank ya vid. Pulang ke kota, gue traktir lo es krim deh,”ucap Zelina Senang sambil memeluk vidya.“Beneran?”tanya vidya penasaran.“Hmm, es krim paddle pop, hahahha,”jawab Zelina.Keduanya kini melenggang pergi menuju balai desa untuk mendapatkan pembekalan dan juga pelaporan. Tak hanya itu, katanya pun juga ada tamu yang bakal mengisi acara hari ini di balai desa. Sepanjang perjalanan keduanya tertawa riang seakan tak ada beban. Dan sampailah di balai desa, dimana semua peserta dan panitia telah berk
Suasana pagi yang bersinar cerah ternyata tak sama dengan suasana hati Zelina kali ini. Bagaimana tidak, hatinya berkecamuk kesal dan bahagia. Bahagia bisa bertemu lagi, kesal jika terus saja mengingat masa kelam bersama Sena. Entahlah. Dirinya sudah beberapa hari berada di keluarga Pradipta. Mekipun belum sah dijuluki mrs. Sena. Akan tetapi berkat kegiatan ini, dirinya bisa menjadi bagian dari keluarga Sena. Hari ini dirinya mulai nimbrung di dapur iBu Astri. Meskipun dirinya tidak ahli dalam dunia masak memasak, akan tetapi demi menjaga nama baik dan harga diri.“Biar ina saja bu yang memotong bawangnya,”ucap Zelina.“Yaudah. Oh ya ina, ibu mau bangunin bapak dulu. kamu lanjutin masaknya ya, nanti ibu kesini lagi.”jawab Bu Astri sambil menyodorkan pisau dan sayuran kepada Zelina.“Iya bu, “jawabnya sambil tersenyum kea rah Bu Astri.Bu Astri pun menyodorkan pisau dan bawang putih ke arah Zelina untuk dipotong po
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen