Share

11. Pohon Angker

Mata ini seperti memaksa untuk tidak berkedip dan menahan untuk tidak melihatnya. Semakin lama semakin jelas tampak bayangan hitam meliuk-liuk di sekitar pohon besar itu. Kali ini aku seperti terkuras energi yang begitu besar sehingga gumpalan seperti asap hitam itu seperti menarik aku ke sana.

Sungguh, energiku sudah habis semua dan tubuhku juga ikut melemah hingga semuanya menjadi gelap.

"Sayang, kamu udah bangun?"

"Ma, Mama buka matanya, Ma!"

"Ma, kenapa tiba-tiba pingsan, Pa?"

"Kok, Mama nggak jawab, Pa?"

Aku ternyata pindang dan tidak sadarkan diri beberapa menit. Terdengar olehku di serentetan pertanyaan dari Beni, Andin, dan Andita.

"Aku, nggak apa-apa, kok, Sayang." Aku menatap wajah Beni dan kembali tersenyum padanya.

"Andin, Andita. Makasih karena kalian udah  menunggu Mama dari tadi di sini. Mama nggak kenapa-kenapa

Kalara Marvela

Hai semua sahabat pembaca tersayang, jika suka cerita ini boleh kasih jejak yah dan jangan lupa follow aku author ya IG @zika_amell FB @ Zika Amell Thanks All...

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status