Share

11. Sumpah

Kata-kata Suroso sama sekali tidak dipahami Nurlaila. “Siapa Maya? Cakar hitam apa?” tanyanya berulang-ulang.

Bukannya menjawab pertanyaan Nurlaila, Suroso malah tertawa-tawa histeris. Tepat seperti apa yang dibilang Ki Gendeng sebelumnya, Suroso sudah benar-benar kehilangan akalnya.

“Pah, ngomong! Jelaskan semuanya!”

“Sudah! Percuma kamu mengajak bicara wong edan!” Ki Gendeng mendesis dalam pikiran Nurlaila.

Tak mengindahkan Nurlaila, Suroso kembali pada pekerjaannya, menggarap ladang yang ditumbuhi tanaman-tanaman aneh.

“Setidaknya suamimu itu beruntung punya keahlian, tidak harus dipaksa jadi pijakan, atau tukang angkat batu.” Ki Gendeng mengomentari.

“Aku harus cari tahu, siapa itu perempuan bernama Maya? Apa dia yang sudah bikin celaka suamiku?”

“Halah! Paling-paling, itu nama perempuan yang jadi salah satu korban nafsu bejad suamimu,” ujar Ki Gendeng berpendapat.

Mata satu Nurlaila membesar, dia mendekatkan lengannya--di mana sosok ular Ki Gendeng melingkar--ke wajahnya, lalu de
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status