Share

10. Pertemuan

“Hei, perempuan bermata satu!”

Mendadak Nurlaila mendengar seseorang bersuara parau memanggilnya dari dalam kepalanya. Dia memiringkan kepalanya, menekan-nekan telinganya, mengira si pemilik suara bisa keluar dari dalam lubang telinganya.

“Kamu perempuan konyol, aku ada di sini, sebelah sini, di bawah dekat kakimu,” sahut suara itu lagi.

Nurlaila melihat ke bawah dan menemukan seekor ular pendek, gemuk, dengan mata bagai sepasang bintik hitam kecil di kepalanya. Nurlaila berjongkok dan bertanya, “Apa kamu ngomong sama aku?”

Ular itu menjulurkan lidahnya yang bercabang, mendesis-desis. Dia berkomunikasi dengan Nurlaila melalui pikiran. “Memang, siapa lagi, heh?” tanyanya balik dengan ketus.

“Apa kamu Gendeng?” Entah bagaimana, Nurlaila merasa langsung dapat mengenali sosok hewan itu.

“Yang sopan kalau bicara! Jangan langsung memanggilku dengan sebutan nama. Panggil aku Ki Gendeng!” Ular itu berteriak pongah di dalam kepala Nurlaila.

“Iya, iya, maafkan aku, Ki Gendeng.”

Rasanya sulit ba
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status