Share

22. Perubahan

Berbagai perasaan berkecamuk dalam diri Hendi. Dia muak, marah, sedih, kecewa, betapa hidupnya jungkir balik setelah kematian ayahnya, Suroso. Dia tidak pernah membayangkan akan berurusan dengan hal-hal yang ghaib seperti yang saat itu dia alami.

Hendi melajukan motornya dengan cepat di atas aspal, sambil berpikir andai semua masalah yang mengimpitnya bisa berlalu secepat dia menarik gas kendaraannya itu.

Bik Yanti yang menyambut kepulangannya terkejut melihat luka-luka di wajah Hendi. “Mas Hendi, ya, Allah! Saya panggilkan mantri, ya, Mas?”

“Enggak usah! Mama di mana?” tanya Hendi. “Apa Mama baik-baik aja?”

“Ya, alhamdulillah, Ibu sudah mau makan sedikit-sedikit, sekarang Ibu ada di kamarnya sendiri. Mas Hendi sudah makan apa belum? Biar Bibik siapkan, ya?” tanya Bik Yanti penuh perhatian.

Bik Yanti, wanita berusia setengah abad itu sudah lama bekerja di keluarga Suroso, bahkan dialah yang mengasuh Hendi sejak kecil, sejak Hendi masih SD. Bik Yanti sangat mengenali karakter Hendi yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status