Share

8. Rencana Alena.

Author: Butiran_Debu
last update Huling Na-update: 2021-03-30 15:30:40

Alena berbaring malas di atas ranjang dengan seluruh tubuh yang hampir remuk redam. Matanya mengantuk tapi tak bisa diajak tidur. Dia menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan kosong melompong. 

Lukas datang dengan pelayan dapurnya mengantar senampan makan siang. "Nona, makan siang Anda sudah siap," ucapnya. 

Alena melirik malas pada tiga orang di depannya itu. 

"Paman Lukas, di mana laki-laki itu?" 

"Maksud Nona, Tuan Muda?" Lukas bertanya balik. "Tuan Muda sedang ada rapat penting di luar. Ada apa, Nona?"

Seketika Alena mendapat pikiran cemerlang. 

"Benar kah? Kalau begitu, bisa kah Paman Lukas memberiku sedikit keringanan? Aku bosan hanya di kamar ini. Ingin keluar melihat-lihat." Padahal Alena sedang merencanakan pelarian dirinya. 

Menurutnya Lukas sudah tua. Jika Alena mengajaknya berjalan-jalan di luar sana, Lukas tidak akan sanggup mengejar Alena jika dia kabur. Ini kesempatan baik untuknya. 

"Maaf, Nona. Tuan Muda tak mengijinkan Anda keluar dari dalam kamar."

"Ayo lah, Paman. Hanya di taman aja. Paman Lukas bisa menemaniku jika takut aku kabur." 

Lukas menunduk sangat sopan sebelum menggelengkan kepalanya tegas. "Tidak, Nona. Hanya Tuan Muda yang berhak menentukan apakah Nona bisa keluar."

'Ah, sial!' Batin Alena mengumpat. Orang-orangnya Harry ternyata sangat menjunjung tinggi perintah tuan mereka. Dia tidak akan punya kesempatan melihat dunia luar, jika melulu dikurung di sini. 

"Baik lah jika begitu. Sepertinya nasibku memang harus jadi tawanan." 

Alena mengusap wajahnya, dia tampak sangat sedih dan mulai mengeluarkan air mata. Lukas menjadi tak tega melihat gadis itu menderita seperti ini. Tapi bagaimana pun, Lukas tak punya keberanian untuk melawan perintah tuannya. 

"Nona, jika saya memberi saran bisa kah Nona menerima?" tanya Lukas.

"Saran? Aku hanya ingin sedikit kebebasan."

"Begini, Nona. Untuk bebas seluruhnya Nona tidak mungkin bisa. Tapi, untuk sedikit kebebasan itu sepertinya akan ada harapan."

Memang itu saja harapan Alena sekarang. Membatalkan kontrak dia tak akan punya kekuatan melawan Harry. Hanya sedikit kebebasan. Tidak selalu dikurung seperti burung dalam sangkar. 

"Coba lah Nona bersikap baik di depan Tuan Muda. Jika Nona berhasil membuatnya senang, mungkin Tuan Muda memberi kelonggaran. Bukankah Nona ingin bisa melihat dunia luar? Apa salahnya dengan sedikit mengalah?" Lukas menyarankan. 

'Baik-baikin Harry?' Alena memutar matanya malas. Orang seperti Harry bukanlah manusia yang pantas dibaiki. Dia itu manusia kasar, sangat merendahkan Alena. Tak akan pernah Alena bersikap baik padanya. 

"Nona, saya tau Anda pasti ingin bertemu keluarga. Meski hanya menjenguk sesekali, bukankah itu juga suatu keuntungan bagi Anda?" kata Lukas lagi. 

Seketika pikiran Alena beralih pada papanya. Pasti lah papanya sangat khawatir, mencari Alena ke mana-mana. Dia juga merindukan kekasihnya yang kini terbaring lemah di rumah sakit. 

Tidak ada salahnya dia berpura-pura baik di depan Harry demi bisa bertemu orang-orang yang dicintainya, kan? Pikiran Alena seketika jadi cemerlang. 

"Jadi, apa yang harus aku lakukan untuk laki-laki itu? Dia sangat kasar, aku tak yakin dia bisa dibaiki," jawab Alena setelah sekian detik hanya sibuk dengan pikiran. 

"Ada sedikit masalah pada emosi Tuan Muda. Jadi, Nona harus menjaga agar dia tidak selalu marah. Contohnya, dengan tidak membangkang saat dia mendekati Nona."

Maksudnya, Alena harus dengan ikhlas melayani pria itu di ranjang? Dunia ini runtuh pun, Alena tak akan pernah ikhlas dengan perlakuan lelaki itu. Dia menculik, memerkosa dan mengurung Alena. Apakah pantas Alena tersenyum senang saat dia menggagahi tubuhnya? Tidak masuk akal. Alena menggidik bahu membayangkan dirinya menggoda Harry. 

Tentu saja Lukas bisa memahami isi pikiran Alena. Dia tersenyum tipis membayangkan masa mudanya. 

"Maksud saya begini, Nona. Bersikap manis lah di depannya, jangan terlalu menunjukkan permusuhan di antara kalian. Jangan pula mencari-cari cela untuk kabur dari istana. Mungkin Tuan Muda akan sedikit lebih lembut pada Nona."

"Baik. Aku akan mencobanya," jawab Alena. 

Tak ada salahnya, kan? Dia akan mencoba bersikap manis demi bisa mengunjungi orang tuanya. Alena merencanakan sesuatu untuk menyambut Harry pulang dari acara rapatnya. 

Bersambung. 

Untuk isi koin bisa pakai pulsa, gopay, shopeepay atau minta diisikan sama kasir di mini market, ya. Kalo kesulitan, bisa hubungi aku di wa biar aku bantu. 082287686653

Terima kasih sudah membaca, semoga kalian suka. 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (67)
goodnovel comment avatar
ida agustina
tanggung bangrt
goodnovel comment avatar
Debora Ratte Limbong
karna koin jadi engga seru, coba sekali kali tdk mesti koin dan koin
goodnovel comment avatar
Jose Turambi
lanjut dong
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Melahirkan anak untuk CEO   Esktra Bab 2. Akhir Bahagia Untuk Semuanya.

    Esau berlari menaiki tangga pintu masuk istana keluarganya, dengan penuh semangat dan senyum yang tergambar di bibirnya. Tangan kanan menjinjing sebuah boks besar yang dia bawakan hadiah untuk istrinya, belakangan ini dia memang menjadi sangat romantis sejak mendengar kabar kehamilan Freya. Setiap akan pulang dari mana pun, Esau menyempatkan membawa hadiah untuk Freya. Baik itu berupa bunga, makanan, atau benda apa saja yang dia temukan di jalan. Terkadang juga Esau mencari-cari sesuatu yang diinginkan ibu hamil melalui situs internet, lantas membawakannya untuk Freya. Dia adalah suami yang begitu mencintai istrinya. “Sayang...” Esau mendorong pintu kamar, memamerkan jinjingan yang dia bawa. “Lihat, aku membawa apa padamu?” Freya yang tengah berbaring membaca sebuah buku, menurunkan buku itu ke atas perutnya dan melihat Esau. Sejak hamil dan dikatakan fisiknya lemah, Freya dengan suka rela mengambil cuti kuliah dan lebih memilih menghabiskan waktu menikmati k

  • Melahirkan anak untuk CEO   Ekstra Bab 1. Cucu

    “Frey, kalian harus datang, ingat!”Leona berseru dari ujung sana, melambaikan tangannya pada Freya yang masih berdiri menunggu Esau membukakan pintu mobil. Gadis itu mengangguk sebagai jawaban untuk seruan dari Leona.“Baik lah, akan aku usahakan.” Freya lalu masuk ke dalam mobil di samping suaminya yang menyetir.“Datang? Memangnya... ke mana dia mengajakmu?”“Ulang tahun. Leona merayakan ulang tahunnya, dan dia mengundang kita.”“Kenapa kita harus datang?” Esau menyahut acuh, menyalakan mesin mobil yang membawa mereka meninggalkan parkiran kampus. “Aku heran kenapa kau mau berteman dengannya, padahal dulu dia jahat padamu.”Jika dipikir-pikir, Leona memang banyak melakukan kejahatan pada Freya, tapi di balik itu Freya sendiri sudah membalasnya, kan? Lantas kenapa harus merasa dirinya harus membenci Leona lagi? Lagian Leona sendiri sudah meminta maaf secara terang-tera

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 168. Menghargai Keputusan.

    Semua orang menjadi diam melihat kedatangan pria itu. Esau masih terkejut, bahkan dia tidak sadar kapan Ezra Raves berjalan menuju kado besar yang sudah Harry siapkan. Dia menatap Harry dengan tatapan yang sedikit aneh.“Apakah kado dariku sangat besar?” katanya, seakan menyindir Harry. Ezra cukup tahu Harry adalah seseorang yang selalu mempersiapkan segala sesuatu, dan sudah pasti Harry lah yang membuat kado itu seakan-akan dari dirinya. “Kalian tampak senang melihat kado dariku, tapi tampaknya tidak senang dengan kedatanganku.” Ezra berpindah ke depan Harry, mengulurkan tangannya dan berkata, “Halo, Besan, akhirnya kita bertemu setelah sekian lama.”Harry muak melihat sikap Ezra yang seakan ingin menunjukkan sifat arogannya. Tapi demi menjaga nama baik menantu perempuannya, Harry mengulurkan tangan untuk menyambut Ezra. “Ya, selamat datang kembali. Aku pikir pesawat itu sudah meledak sehingga kau mungkin tidak akan pernah dat

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 167. Pernikahan Menegangkan

    “Selamat, akhirnya kau benar-benar menjadi lelaki jantan.” Parsa menepuk pundak sahabatnya, membuat Esau mengerut kening tidak senang.“Sial! Apa selama ini aku kurang jantan di matamu?” umpat Esau pelan, tidak senang dia dengan ledekan yang ditujukan Parsa padanya.“Mana aku tahu, Freya lah yang tahu bagaimana kau di ranjang.” Parsa melirik Freya dan meneruskan pertanyaan Esau padanya. “Bagaimana, Frey, apakah Esau jago di ranjang?” ucapnya sembari tertawa.Kesal, Esau meninju pelan pundak Parsa untuk menyuruh sahabatnya itu diam. “Diam lah, Brengsek, atau aku memanggil bagian keamanan untuk mengusirmu,” balasnya sambil bergurau.Hal itu membuat Julian ikut tertawa mendengar dua sahabatnya yang saling mengejek, dan ikut serta di dalam perbincangan mereka. “Mungkin kau memang tidak jago, Esau, sebab itu Freya ingin meninggalkanmu.”“Hei, tutup mulutmu atau aku

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 166. Kau Ibu Jahat yang Kurindukan

    “Apa yang kau lakukan, Esau?” Freya menarik Esau untuk menjauh, tetapi Esau tidak menggubrisnya. Dia tidak akan menyerah begitu saja sebelum Felisha menunjukkan apa yang dia sembunyikan.“Frey, aku lah yang lebih dulu mengenal bibi, jadi aku tahu dia tidak sepenuhnya gila. Sebelum kau masuk ke dalam hidupku, perawat mengatakan bibi hanya butuh pengobatan ringan. Dia hanya terlalu malu bertemu denganmu, sampai-sampai berkata tidak ingin melihatmu lagi. Benar seperti itu kan, Bi?” tanya Esau tegas.Tentu hal itu membuat Felisha tak tahan lagi. Dia lelah menahan diri hingga akhirnya meneteskan air mata dari kedua sudut matanya.“Aku orang jahat, kenapa aku berhak memiliki anak? Aku sudah membuat semua orang menderita, aku tidak pantas menjadi ibunya,” bisik Feli lemah.Pertemuan dengan Ezra sudah membuat Feli seperti tersadar bahwa dirinya adalah orang jahat yang tak pantas mendapatkan perhatian dari siapa pun. Semua tuduh

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 165. Kau Tidak Gila!

    “Maaf sudah memisahkanmu dengan papamu.” Esau mengelus wajah Freya, satu jarinya bermain-main di wajah cantik gadis yang bersandar ke pundaknya.Bagaimana pun, Ezra Raves adalah pria pertama yang mencintai gadis itu sejak dia lahir. Mungkin banyak kesalahan yang Ezra lakukan, tapi tetap saja cinta seorang ayah tidak bisa dihilangkan dari hati.“Kau masih sedih?” Kini Esau tatap wajah cantik istrinya dengan memegangi dagu lancip Freya.Menggeleng lemah, tentu saja Freya berbohong. Dia tidak bisa berkata dirinya baik-baik saja setelah yang barusan terjadi.“Sedih sebentar tidak akan membunuhku, kan?” bisik Freya, lagi air matanya mengalir. “Papa tidak boleh hanya menyalahkan mama, mereka sama-sama salah. Aku harus tega pada papa untuk membuatnya menyadari kesalahan.”“Benar, kau tidak melakukan kesalahan. Jika papamu bisa berpikir dengan baik, seharusnya dia menyesal.”Helaan na

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status