Share

Maling

    Wanita yang ditatap Ira malah cengengesan. Meski sudah bertahun-tahun tak bertemu, tapi Ira masih ingat betul siapa wanita ini. "Iya, Mbak. Aku lapar. Kata Ibu suruh ambil di dapur karena Mbak udah datang." Ah, bukan itu jawaban yang ingin Ira dengar.

"Enggak gitu, kamu kok bisa ada di rumah ini?"

Gadis berambut sebahu itu mengendikkan bahu. "Takdir. Aku cuma ikut Ibu ke rumah sahabatnya, kok," jawabnya sambil berlalu setelah mengambil seporsi makanan.

"Sahabat?" gumam Ira lirih. Kenapa semua orang tua punya sahabat sih? Apakah zaman dahulu itu setiap orang wajib memiliki sahabat? "Tunggu! Kalau dia ke sini sama ibunya, berarti ...."

"Mah, kok lama?" Rendi melongok dari pintu dapur. Memastikan, istrinya baik-baik saja.

Segera Ira menggiring Rendi ke kamar. Ada beberapa hal yang ingin ia tanyakan. 

"Ayah tau, siapa tamu yang datang?" ucap Ira setelah mengunci pintu kamar. Rendi menepuk jidatnya. "Kan udah tak bilangin berapa kali, Ayah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status