Sesampainya di depan Wanda, dia kembali menahan diri. Dia menggigit bibir bawahnya, lalu mengangkat wajah meronanya sambil memperlihatkan senyum polos nan ceria."Ziko, sudah lama nggak ketemu! Boleh aku memelukmu?"Sasha merentangkan kedua lengannya ke arah Ziko. Ziko tampak sedikit gugup, jemari mungilnya menggenggam ujung lengan bajunya."Hmm!"Dia mengangguk pelan pada Sasha.Sasha memeluk Ziko, dan di detik berikutnya, kedua kaki Ziko sudah terangkat dari lantai.Sasha mengangkatnya dan menimbang-nimbang beberapa kali."Ziko lebih berat dari sebelumnya, kamu pasti pintar makan, ya!"Wajah Ziko langsung memerah seketika.Sementara itu, para staf yang berdiri berbaris di dua sisi serempak membungkuk. "Pak Leonard, Nona Wanda, Nona Sasha, selamat malam.""Selamat malam."Sasha segera menurunkan Ziko. Meskipun dia belum sepenuhnya memahami situasinya, sopan santun sudah tertanam dalam dirinya. Dia buru-buru membungkuk, membalas sapaan mereka.Wanda juga membalas sapaan mereka, sambil
Di pangkuan sang asisten, terdapat sebuah laptop. Saat dia menyadari ada mobil yang mengikuti mereka, dia segera menggunakan Sistem Pengawasan Terpadu untuk menelusuri asal-usul kendaraan tersebut.Wajah Wanda seketika berubah malu.Ada apa sih dengan mantan suaminya ini!Pandangan mata Leonard yang gelap tampak menyimpan senyum samar yang tersembunyi."Mantan suamimu, benar-benar perhatian sama kamu."Kata-katanya terdengar seperti Harvey bukanlah keponakannya, melainkan hanya orang asing yang tak ada hubungannya dengannya."Dia itu benar-benar ... sakit jiwa!" Wanda berusaha keras menahan diri untuk tidak menghina Harvey di hadapan Leonard.Leonard berkata pada asistennya, "Biarkan saja dia mengikuti."Mobil hitam berpelat khusus itu memasuki kediaman Leonard.Begitu mobil memasuki area lima kilometer dari tempat tinggalnya, pergerakan kendaraan langsung terpantau ketat oleh satelit di angkasa.Di seluruh radius lima kilometer, terdapat pos penjagaan.Sedangkan dalam radius satu kilo
Mendengar ucapan pelayan, kerut di dahinya makin dalam.Apakah hubungan Paman Leonard dan Wanda benar-benar seakrab itu?Sebelumnya, Harvey tidak pernah melihat Leonard berbicara dengan Wanda.Namun, Harvey segera memahami, itu karena Paman Leonard menghargai bakat, sehingga dia sangat memperhatikan Wanda.Apalagi, pamannya ini adalah orang yang sangat tradisional.Meskipun Wanda sudah bercerai darinya, darah keluarga Ferdian tetap mengalir dalam diri Sasha.Paman Leonard hanya sedang menjaga ibu dari putri keluarga Ferdian itu saja.Harvey menghubungi bawahannya. "Ikuti mobil Paman, aku harus tahu ke mana dia membawa Wanda.""Ya, Pak Harvey."Sandy yang sebenarnya sudah pergi, tapi melihat mobil berpelat khusus meninggalkan restoran di pintu keluar, dia kembali bersama istri dan putrinya.Sandy melihat hanya Harvey yang tersisa di ruang VIP, dan dengan penasaran bertanya, "Kenapa Pak Leonard datang lalu pergi? Bagaimana dengan Wanda? Apa mungkin dia pergi bersama Pak Leonard?"Nadya b
Otot-otot di wajah Harvey menegang, jakunnya yang menonjol sedikit bergetar.Leonard tetap berbicara dengan lembut, "Kalau kamu sudah mengerti, jawab saja: baik."Kulit kepalanya seperti berdenyut, seolah seluruh keberaniannya luntur. Akhirnya Harvey menundukkan kepala yang selama ini selalu terangkat tinggi di hadapan Leonard."Baik ...."Dia berdiri terpaku, mirip seorang panglima yang ditimpa kekalahan. Bayangan suram menyelimuti bahunya yang perkasa.Setelah mendengar Harvey mengiyakan, Leonard meninggalkan tempat itu dengan puas....Wanda berjalan di sisi Leonard, lalu bertanya, "Pak Leonard, terima kasih sudah menolongku."Sasha ikut memuji, "Pak Leonard hebat sekali!"Kepala kecilnya masih dipenuhi rasa kaget. Ini pertama kalinya Sasha melihat Harvey tampak lemas seperti itu.Sasha memandang Leonard dengan penuh kekaguman. Di benaknya, pria ini bukan hanya lebih hebat dari Harvey, dia bahkan berada di dunia yang berbeda."Lebih baik panggil aku guru seperti dulu saja," kata Leo
Jari-jari Harvey menggenggam kontrak dengan lebih kuat, meninggalkan jejak tak beraturan di atas kertas.Suara Leonard yang dingin dan tenang, membuatnya tak mampu melawan."Ayahmu sudah gagal mendidikmu." Kalimat itu seperti angin badai yang menghancurkan semua rasa bangga Harvey selama bertahun-tahun!Dia adalah nakhoda keluarga Ferdian, telah memimpin Perusahaan Ferdian selama bertahun-tahun, dan semua orang mengikuti perintahnya.Harvey mengira dirinya adalah raja yang tidak bisa dibantah oleh siapa pun.Namun, tanpa disangka, ada dewa di atasnya yang memberi hukuman padanya.Dalam sekejap, Harvey bahkan kesulitan bernapas."Paman Leonard, kami bukan orang asing. Apa Paman lupa padaku? Aku dan Nancy pernah bertemu denganmu di kediaman leluhur keluarga Ferdian ...."Nadya berusaha mendekatkan diri dengan Leonard.Leonard tidak memberi tekanan berlebihan, tapi wajahnya begitu tampan, sehingga saat berbicara padanya dari jarak sekitar dua meter,Nadya merasa ucapannya menjadi tidak la
Aura kuat yang bagaikan beban ribuan kilo menekan tubuh Sandy, membuatnya sulit bernapas.Di hadapan Leonard, dia seperti anjing liar yang menyelipkan ekor, bahkan tak berani mengangkat cakar."Tapi ...." Kenapa rasanya Leonard lebih seperti ayah Wanda .... Sandy masih ingin berbicara."Kamu hanya perlu menjawab: mengerti!"Suaranya begitu tenang dan datar, namun Sandy merasa seolah kehilangan napas.Naluri untuk bertahan hidup memaksanya membuka mulut, menjawab satu kata demi satu kata sesuai dengan arahan Leonard."Me ... mengerti!"Leonard mengalihkan pandangannya dari Sandy, asistennya mendorong kursi rodanya menuju kursi utama.Leonard melihat kotak hadiah yang dibuang di atas meja makan. Kantong kertas cokelat bertuliskan logo Perusahaan Ferdian terlihat terjatuh dari dalamnya."Apa itu?"Harvey menjawab, "Itu tawaran kerja dari Perusahaan Ferdian yang aku siapkan untuk Wanda."Leonard mengangkat dagunya sedikit, asistennya langsung mengambil kantong kertas cokelat itu.Asisten m