Share

Bab 232

Penulis: Amrita
Dagunya mungil dan membulat, dengan wajah berbentuk oval yang penuh dan menawan.

Bibir wanita itu semerah buah ceri yang menggoda, hidungnya mungil dan mancung, alis matanya lembut dan bersahaja.

Rambut hitam legamnya digulung ke belakang, hanya beberapa helai rambut halus yang terurai ringan di sisi telinganya.

Wajah ini, terlalu familier bagi Harvey!

Harvey membeku di tempat, matanya terbelalak, tatapannya terpaku pada Wanda.

Otaknya benar-benar seperti macet total.

Luna, kenapa wajahnya persis seperti Wanda?'

Ini benar-benar lucu sampai tak masuk akal!'

Apa dia masih terjebak dalam mimpi konyol yang indah itu?'

Dari tribun penonton, sorak-sorai ribuan orang menggelegar seperti gelombang besar, menyapu dirinya.

Seketika tubuhnya tersentak dan dia pun tersadar kembali.

Wanda sama sekali mengabaikannya, seolah-olah tidak melihatnya, langsung berjalan melewati sisi Harvey.

Harvey berbalik dan segera meraih tangan Wanda.

"Kenapa kamu bisa ada di sini?"

Pandangan pria itu penuh dengan ras
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Chika
apaan sih artinya sudah Jojo? wkwk
goodnovel comment avatar
Chika
utk Wanda ga mau ganti rugi, Gono gini 120M aja ditarik LG. Buat Nadya 20M setahun utk melatih aja, blm mekanik, blm mobilnya. Apa isi otak Harvey? Moga si Wanda jadian sama Leonard, si Andre jadian sama si Irfan. Harvey ga usah dipikirin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 254

    Ketika Andre menatapnya, dalam sorot mata yang dalam dan dingin bagaikan bintang di malam hari, hanya ada dirinya seorang.Pintu lift kembali terbuka, dan Wanda melangkah keluar.Dia berjalan langsung menuju ruang rapat, lalu memberi perintah kepada orang-orang dari Sentra Cipta yang mengikutinya, "Dalam tiga menit, kumpulkan semua eksekutif ke ruang rapat!"Orang-orang yang mengikutinya segera berpencar dengan cepat!Mereka menyeret dan menggiring satu per satu eksekutif ke dalam ruang rapat."Kalian ini siapa?""Kalau kalian nggak lepaskan kami sekarang juga, aku akan lapor polisi!!"Beberapa eksekutif itu saling bersitegang, wajah mereka memerah karena emosi.Saat mereka digiring masuk ke ruang rapat, mereka langsung melihat Wanda sudah duduk di posisi kepala meja berbentuk oval.Tubuhnya ramping, sorot matanya lembut, namun saat duduk di kursi utama, aura yang terpancar darinya membuat semua orang terdiam.Para eksekutif itu semuanya mengenal Wanda, beberapa di antaranya bahkan ada

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 253

    Saat cahaya pagi mulai merekah, sebuah mobil Maybach S-Class khusus, hitam mengkilap bak seekor macan kumbang, berhenti di depan gedung perkantoran Jinata Teknova.Pintu mobil terbuka, dan sepasang kaki jenjang melangkah keluar lebih dulu. Sepatu kulit yang mengkilap menjejak lantai marmer yang licin.Andre keluar dari dalam mobil, mengenakan setelan jas abu-abu tua yang dijahit khusus, dengan potongan yang pas membingkai tubuh tegapnya.Dia berbalik, dan menyambut tangan Wanda yang hendak turun dari mobil."Pacarku ...."Dia sudah sepenuhnya larut dalam perannya. Wanda pun tersenyum sambil mengulurkan tangan, menempatkannya dengan lembut di atas telapak tangan pria itu yang lebar dan hangat.Wanda melangkah masuk ke dalam gedung bersama Andre, dan turut serta bersamanya adalah pimpinan proyek akuisisi dari Sentra Cipta, serta para profesional dari divisi audit, keuangan, dan perpajakan.Rombongan itu tampak besar dan berwibawa.Wanda dan Andre berjalan di barisan paling depan, dan pim

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 252

    Dia berkata kepada Irfan, "Kamu juga naik pangkat, jadi Cadangan ke-4."Fabian merasa pelipisnya menegang, wajahnya gelap, tampak seperti akan meledak kapan saja!Wanda berdiri, hendak pergi, lalu bertanya dengan santai, "Kenapa kamu kasih julukan pada kakakku dan Irfan?"Andre berjalan di sampingnya sambil berkata, "Kalau pacarku nggak suka, maka aku nggak akan memanggil mereka begitu." Sebenarnya itu bukan julukan, tapi urutan ... nanti dia akan tetap memanggil begitu diam-diam!Setelah Wanda dan Andre pergi, barulah Irfan bicara."Pak Andre gencar sekali mendekati. Apa mungkin ada maksud tertentu?"Fabian mendengus dingin. "Lihat saja senyumnya yang murahan itu!"Sambil mengambil berkas proyek lelang dari meja teh, dia berkata, "Sekarang, satu-satunya yang bisa membantu Wanda mendapatkan kepercayaan dari Sandy, dan juga bisa kita percaya, cuma Andre."Setelah berpikir cukup lama, Irfan pun mengangguk.....Wanda dan Andre duduk di dalam mobil, cahaya matahari yang hangat menerangi w

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 251

    Saat mengucapkan kata-kata itu, kedua tangan Andre mengepal ke dalam, jantungnya berdebar pelan, dan ada rasa hangat yang mengalir dari rongga dadanya.Apakah mengucapkan hal seperti itu terlalu tiba-tiba?Apakah Wanda akan menganggapnya orang gila?Dia menundukkan kepala, dengan sabar menanti keputusan dari Wanda.Dia memasrahkan segala keputusan atas dirinya kepada Wanda."Kalau kita menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, mungkin saja bisa memancing Sandy masuk ke perangkap."Wanda menatapnya serius dan berkata, "Pada hari aku berhasil mengambil alih Jinata Teknova, kerja sama kita pun akan berakhir. Saat itu, kita akan mengumumkan bahwa kita putus, dan Pak Andre bukan lagi kekasihku."Sambil menatap mata jernih dan bening miliknya, tenggorokan Andre terasa panas. "Biarkan aku jadi pacarmu, hanya selama satu bulan!"Wanda mengulurkan tangan ke arah Andre. "Perasaan yang kamu sebut tadi, tentang mencintai tanpa minta balasan ... aku belum pernah mengalaminya.""Aku mau merasakan

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 250

    "Andre, kamu menyukaiku, bukan?"Pertanyaan Wanda itu langsung dan berani.Daun telinga pria itu seketika memerah. Dia bertumpu pada meja teh dengan kedua tangannya, menundukkan kepala, dan bulu matanya yang panjang tampak bergetar ringan.Namun, tawa yang sulit ditahan sudah lebih dulu keluar dari tenggorokannya."Ya, aku menyukaimu."Saat mengucapkan kalimat itu, dia menatap langsung ke arah Wanda.Mata beningnya bercahaya seperti bintang-bintang di langit malam. Wanda menahan napas tanpa sadar, tak ingin melewatkan kilau indah dalam matanya.Andre menatapnya dengan pandangan lembut.Saat itu, seluruh dunia rasanya menjadi sunyi."Kamu tahu kapan aku mulai tertarik padamu?"Wanda memiringkan kepala sambil berpikir. "Saat aku, sebagai Luna, berhasil meraih juara pertama di setiap balapan?"Andre tersenyum dan berkata, "Saat kamu berdiri penuh semangat di podium Universitas Jinggara. Saat kamu melesat di lintasan balap dengan kecepatan penuh, saat kamu berani mengejar cinta tanpa ragu,

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 249

    Beberapa hari kemudian.Wanda, Fabian, dan Irfan berkumpul di kantor lantai teratas Graha Nagasena.Gedung ini terletak di kawasan pengembangan baru Kota Jinggara. Dari balik jendela besar di lantai 66, dapat terlihat pelabuhan luas terbentang dan gerbang menuju lautan. Kapal-kapal kargo raksasa meluncur perlahan di permukaan laut yang tenang.Jas Fabian disampirkan begitu saja di sandaran sofa. Dia hanya mengenakan kemeja yang pas badan tanpa dasi, kerahnya dibiarkan terbuka, memperlihatkan kulit berwarna perunggu dan tulang selangka yang gagah.Lengan bajunya digulung hingga siku, memperlihatkan lengan bawah yang kekar dan berotot dengan garis-garis otot yang tegas dan penuh tenaga.Dia duduk dengan santai, kedua kakinya sedikit terbuka."Sentra Cipta di bawah namaku sudah ikut dalam persaingan untuk mengakuisisi Jinata Teknova. Tapi meskipun Sentra Cipta menawarkan harga lebih tinggi daripada Omica Tech, Sandy belum tentu akan memilih Sentra Cipta."Dalam waktu sesingkat ini, memaks

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status