“Aku masih memiliki hati. Jadi, aku lepaskan tugasmu untuk beres-beres rumah,” ucapku sambil memperhatikan ekspresi wajah Luna yang sepertinya sangat kegirangan.
“Harusnya dari awal. Aku datang kesini untuk jadi Nyonya bukan babu,” sahutnya dengan jumawa.“Aku hanya kasihan pada bayi yang kau kandung bukan kasihan padamu. Bayi tidak memiliki salah apapun, tapi kau jangan senang dulu. Kau akan jadi asisten pribadiku jadi kemanapun aku pergi kau harus ikut tapi saat aku berduaan dengan Mas Dafri kau harus pergi.”Luna melotot, “Kau sudah membuat surat perjanjian kemarin Mas Dafri dilarang untuk menyentuhmu da-”“Kau tahu sendiri aku ini orangnya plin-plan, jadi aku tarik semua pernyataanku kemarin dan surat perjanjian itu batal. Tidak ada lagi surat perjanjian antara aku dan Mas Dafri ataupun denganmu, aku akan melakukan apapun yang kumau jadi kau tidak ada hal untuk melarangku!”“Kau-”“Mas Dafri tidak akan percaya jika memang kau berniat mengungkapkan semuanya.” “Kita lihat saja nanti.” “Dia mencintaiku di-” “Jangan terlalu percaya diri. Ibaratkan bunga yang dihinggapi kumbang, kau itu hanya diperas saja. Diambilnya keuntungan darimu setelah itu kau akan dibiarkan dan mati.” Wajah Luna semakin pucat saat Mas Dafri sudah kembali. Aku tidak akan langsung membongkarnya karena jika itu kulakukan maka permainan akan langsung berakhir. Biarlah Luna merasakan tidak tenang dibayangi lelaki masa lalunya. “Aku ke kamar dulu.” Luna langsung berdiri dan melengos ke dalam kamarnya. Mas Dafri menatapku seolah bertanya. “Kalau ingin tahu kenapa tidak tanya sendiri saja padanya,” ujarku lalu mengambil alih piring berisi cake di tangannya. “Tidak. Aku tidak ingin tahu apapun.”
“Ma–s Dafri!” Luna gelagapan.Mas Dafri menyeret Luna, aku bahkan bisa mendengar wanita itu meringis. Tanpa kuminta Mas Dafri akan ada di pihakku. Tidak ada keuntungan baginya jika memilih Luna karena aku pun tahu dia tidak benar-benar mencintai Luna.“Benar dia yang kau maksud?” Jordi tiba-tiba sudah ada di sebelahku.“Kau bisa melihat sendiri bukan?”“Bangs*t! Sudah dinaikan derajatnya malah–”“Sudah, Jo!” Aku menahan Jordi yang akan menyusul Mas Dafri.Sebagai teman dia juga pasti merasa marah saat tahu temannya disakiti seperti ini. Jordi dan Luna sama-sama temanku tapi mereka tidak terlalu akrab. Dari awal aku memperkenalkan mereka memang seperti tidak ada kecocokan sebagai teman dari keduanya.Dulu sempat berpikir untuk menyatukan mereka tapi malah suamiku sendiri yang masuk jeratan Luna.“Sejak kapan?”Aku m
“Ma–s Dafri!” Luna gelagapan.Mas Dafri menyeret Luna, aku bahkan bisa mendengar wanita itu meringis. Tanpa kuminta Mas Dafri akan ada di pihakku. Tidak ada keuntungan baginya jika memilih Luna karena aku pun tahu dia tidak benar-benar mencintai Luna.“Benar dia yang kau maksud?” Jordi tiba-tiba sudah ada di sebelahku.“Kau bisa melihat sendiri bukan?”“Bangs*t! Sudah dinaikan derajatnya malah–”“Sudah, Jo!” Aku menahan Jordi yang akan menyusul Mas Dafri.Sebagai teman dia juga pasti merasa marah saat tahu temannya disakiti seperti ini. Jordi dan Luna sama-sama temanku tapi mereka tidak terlalu akrab. Dari awal aku memperkenalkan mereka memang seperti tidak ada kecocokan sebagai teman dari keduanya.Dulu sempat berpikir untuk menyatukan mereka tapi malah suamiku sendiri yang masuk jeratan Luna.“Sejak kapan?”Aku mengedikkan bahu, “Tidak tahu.”“Elea!”“Selama aku tidak meminta bantuanmu, tetap berada di posisimu oke?”“Tapi, El–”“Kau tahu aku seperti apa bukan? Jadi jangan ikut camp
Aku hanya diam saja membiarkan Mas Dafri yang bicara karena jelas itu akan lebih menyakitkan bagi Luna.Luna tidak akan bisa protes, jika berani sudah dipastikan akan ada lagi keributan besar antara dirinya dan juga Mas Dafri.“Ayo, Bu. Aku antar ke kamar, ibu harus istirahat dulu.” Mas Dafi membawa ibunya ke dalam kamar.Hanya tinggal aku dan Luna.“Apa yang kau lihat? Cepat selesaikan tugasmu!” titahku setelah Mas Dafri dan ibu mertua sudah tidak terlihat.Luna mendelik padaku, “Kau ….”“Jangan mempersulit dirimu, Lun. Kalau tidak mau ya sudah, angkat kaki dari sini!”“Tunggu pembalasanku!”Aku mengangguk, “Akan kutunggu dengan senang hati. Ingat jangan sampai ada yang terlewat, jika ada yang salah. Siap-siap saja terima hukumanmu.”“Lalu apa yang kau lakukan disini?”“Terserahku, ini rumahku.” Aku akan mengawasinya langsung disini, enak saja dia hanya ongkang-ongkang kaki di rumah ini dan hanya tidur makan saja kerjanya. Apa yang dilakukannya ini kuanggap sebagai bayaran karena di
POV LunaBukan hanya lelaki yang bisa tergoda, sebagai wanita sepertiku juga bisa tergoda. Rasanya aku benci pada diriku sendiri karena mencintai suami orang lain, apalagi suami sahabatku sendiri. Tapi semakin aku mencoba untuk mengubur rasa ini aku malah semakin tidak bisa melupakannya. Sikapnya yang lembut dan romantis pada Elea membuatku cemburu.Hidup Elea sangatlah sempurna. Dia terlahir dari keluarga kaya dan juga memiliki suami yang tampan, lembut dan juga sangat mencintainya. Aku juga ingin dicintai seperti itu. Aku pernah menjalin hubungan dengan David sebelum jatuh dalam pelukan Mas Dafri, hubungan kami bahkan sudah melewati batas, maksudnya disini Mas Dafri menikahiku sebelum dia menyentuhku. Keluarganya pun tidak ada yang tahu.Aku bahkan tidak tahu sejak kapan awal mula hubungan kami terjalin, tidak peduli Mas Dafri hanya menjadikanku mainan atau memang tulus. Aku benar-benar menginginkannya ada di sampingku, berbagi dengan Elea pun tidak masalah.Namun semakin hari aku s
POV EleaKeberadaan ibu mertua membuatku tidak nyaman karena Mas Dafri terus saja menempel. Ini dijadikan kesempatan olehnya untuk berdekatan denganku. Kenapa juga dia harus mengusir Luna lebih dulu, aku jadi tidak bisa mengerjainya lagi. Enak sekali Luna bisa keluar dari rumah ini begitu saja.“Sepertinya Ibu harus pulang besok karena tidak ada yang mengurus adikmu di rumah,” ucap Ibu mertuaku.“Elsa sudah besar, Bu. Ibu disini saja, apalagi Ibu jarang sekali berkunjung, kamu juga terlalu sibuk untuk mengunjungi Ibu.”“Ibu tidak ingin merepotkan Elea.”“Tidak apa 'kan Ibu disini, sayang?” Mas Dafri menyenggol lenganku.“Oh, iya. Tentu saja, Bu. Aku ada teman jadinya karena aku pun sudah mengurangi kegiatan di kantor setelah tahu sedang hamil,” ujarku.“Baguslah kalau memang kamu sudah mengurangi kegiatan di kantor. Bagaimana pun sekarang yang paling utama adalah kehamilanmu, El. Ibu tidak ingin kamu terlalu kelelahan.”“Iya, Bu.”Besok aku akan mengajak Ibu mertuaku untuk melakukan p
POV Author“Apa sudah benar-benar tidak bisa? Demi anak kita?” Dafri berlutut di hadapan Elea.Elea malah ikut berlutut membuat Dafri terperangah.“Apa maknanya berlutut? Aku juga bisa melakukannya. Lihat 'kan?”Lelaki itu menunduk dalam, mungkin tidak bisa lagi berkata-kata.Elea menghampiri ibu mertuanya dan menuntun wanita paruh baya itu untuk duduk di sofa..“Maafkan aku, Bu. Mungkin berakhirnya pernikahan ini membuat Ibu kecewa.”Bu Lia menggelengkan kepalanya, “Tidak, Nak. Kamu tidak perlu minta maaf, kamu tidak salah apapun. Semua ini kesalahan Dafri.”“Semoga menantu Ibu berikutnya bisa lebih baik dariku.”“Tidak akan ada yang sebaik dirimu, El.”“Aku pamit dulu ke kamar, Bu.”Jika terus melihat Bu Lia, bisa saja Elea luluh. Pertahanannya bisa runtuh, ia lemah jika berhadapan dengan orang yang disayangi. Bahkan untuk bisa melawan perasaan cinta yang masih besar pada Dafri itu sangat sulit hingga sekarang Elea mencoba untuk melepaskannya meski harus tertatih saat meninggalkan.
POV Author“Jangan gila kau, David!” Luna tidak habis pikir, jika sampai melakukan itu ia bahkan tidak bisa membayangkan apa yang akan diperbuat Elea padanya.“Kalau tidak mau ya sudah. Sudah jatuh tertimpa tangga. Kau ditinggalkan Dafri dan tidak akan bisa kembali padaku.” David menyeringai menatap Luna.David tahu Luna akan mudah diprovokasi, ia tahu betul seperti apa Luna. Akan melakukan apapun demi uang, demi keuntungannya. Tidak akan peduli jika orang lain dirugikan.Luna gamang. Diam rugi bergerak pun bisa jadi celaka, dalam hal ini ia harus hati-hati mengambil keputusan. Tapi untuk saat ini ia hanya bisa bergantung pada David karena jika ia mendapatkan masalah atau butuh sesuatu tidak akan mungkin datang pada Elea yang jelas tidak akan peduli lagi seperti sebelumnya.“Datangi aku besok jika sudah memutuskan.” David meninggalkan Luna begitu saja.Ini tidak mudah bagi Luna tapi untuk memastikan semuanya Luna akan mencoba mencari keberadaan Dafri, setidaknya ia mendapatkan kepasti