Mag-log inBERSAMBUNG
“Kamu bakalan punya PR besar kelak, si Veloxia agaknya klepek-klepek denganmu Raymond?” kata Rahma perlahan, saat menatap Gojali, Veloxia dan Bonar yang justru asyik berjoget di depan panggung kecil ini dan si Gojali malah asyik nyawer Veloxia yang lagi nyanyi.Raymond yang nggak pernah se humble yang di lakukan Gojali tak bisa melarang kelakuan remaja ini, yang malah sangat menikmati tubuhnya tertukar. “Aku justru membayangkan gimana perasaan Massayu melihat sepupunya malah naksir raga aku yang di pakai si Gojali!” sela Raymond spontan.“Whattts…jadi si Veloxia itu?” Rahma sampai membulat matanya, kaget baru tahu Veloxia dan Massayu sepupuan.“Benar Rahma, ibunya Massayu dan ibunya Veloxia bersaudara!” sahut Raymond.“Hmm…bakalan tambah rumit hubungan kalian Raymond, Veloxia anggap Gojali dirimu dan Gojali sejak lama naksir Veloxia, sementara kamu dan Massayu malah masih suami istri bukan...??!” sela Rahma kalem, kembali ke setelan pabrik.“Rumit, gara – gara kelakuan si Gojali!” sun
“Pergilah cepat dari hadapanku, atau kaki kalian aku patahkan lagi. Itu hukuman bagi kalian yang secara kurang ajar menganggu berani Rahma,” dengus Raymond, keluar sifat aslinya, dingin dan agak kejam.Matsani dan Farid dengan airmata bercucuran menahan sakit yang terasa nyiut-nyiut hingga ke kepala langsung pergi, diikuti dua orang centeng mereka tadi, tak menyangka si ‘remaja’ bertubuh kokoh itu begitu hebat, belum lagi munculnya ‘Raymond’ ke tempat ini.Sesaat suasana kafe ini hening sesaat.Tiba-tiba semua kaget, saat Gojali bertepuk tangan dua kali. “Hayoo semua kembali nikmatin musik, semua kerusakan aku Raymond Razak yang ganti, kalian semua juga aku traktir,” ceplos Gojali, hingga Raymond tak nyadar sampai menepuk jidatnya, melihat kelakuan Gojali ini.Ini sifat aslinya kalau lagi habis akal dan hanya Rahma yang tahu kebiasaan mantan suaminya ini.“Kamu hebat sekali keponakanku,” Gojali dengan cueknya, tepuk - tepuk bahu Raymond, sampai sakit perut Rahma menahan tawa melihat k
Begitu Raymond berjalan menuju ke arah Rahma yang sedang di ganggu Matsani dan Farid, dia sudah di hadang dua orang berbadan gempal.“Santai jagoan, biarkan temanmu itu rayuin tante cantik berwajah kayak bidadari dan boerbody asoy itu, kan biasa atuhh bagi-bagi enak he-he-he,” cetus seorang berbadan gempal ini, dengn gaya jagon hadang langkah Raymond. Semua pengunjung tegang, apalagi pemilik kafe ini, si taoke ini sudah bisa membayangkan berapa kerugian yang dia derita andai terjadi keributan di kafenya ini.Mata Raymond kontan berubah jadi bengis. Matsani dan Farid juga berhenti ganggu Rahma dan melihat apakah kedua centeng yang sengaja mereka bayar ini akan mampu hajar Gojali alias Raymond.Untuk balaskan dendam mereka, karena dulu di hajar Raymond.Anehnya Rahma justru tak khawatir dengan Raymond, tapi…dua orang itu dan dua remaja yang secara kurang ajar berani menganggu dirinya.“Kalian semua cari penyakit,” batin Rahma yang sudah tahu bagaimana tabiat mantan suaminya ini kalau su
“Ray, temani aku makan malam”Chat dari Rahma dan Raymon senyum di kulum, tumben mantan ayank bebnya ngajak makan malam.“Boleh Rahma, mau makan di mana?” Raymond balas chat mantan istrinya ini.“Kamu masih ingat kan Kafe 90 an, yang terletak di Jakarta Selatan, nggak jauh dari Blok M, kafe pertama kali kita kencan saat masih jadi mahasiswa? Kita bertemu pukul 7 malam” Raymond langsung sahuti yaa dan pasti akan datang.Seulas senyum merekah di bibirnya, aneh baginya, Rahma seolah ingin ajak dia bernostalgia di jaman mereka masih jadi anak kuliahan.Saat itu dia dan Rahma janjian di kafe kenangan itu dan Raymond dengan motor yang kini dia simpan di garasi rumah mewahnya masih ia simpan sebagai kenangan, saat itu semangat 45 sekali ke sana.Walaupun kala itu dia harus relakan uang kiriman uangnya berkurang hingga separu buat traktir Rahma. Tapi dia bahagia, karena Rahma sejak malam itu mau jadi kekasihnya dan berakhir di pelaminan.Saking semangatnya, Raymond malah datang duluan sejak
Gara-gara Rahma bercerita soal Armani, ingin rasanya Raymond menegur kelakuan adiknya itu, agar menghargai Rahma sebagai istrinya."Kenapa si Armani harus diam-diaman begitu? Bukankah tujuannya adalah untuk membantu baby Astrid? Apa mungkin dugaan Rahma, Armani justru diam - diam menyukai Massayu, karena wajahnya yang mirip mendiang Astrid," gumam Raymond.Tapi…diam-diam pun harus jujur dengan hatinya, apakah selama ini dia juga mencintai Massayu Ellana dari hati…?Raymond sampai termenung di balik kemudi mobil mewahnya. Kini hatinya malah tiba-tiba mulai mentah dengan Massayu.Anehnya, dia sama sekali tak marah dengan 'pengkhianatan' Massayu. Dirinya justru flassback dengan kelakuannya sendiri.Biarpun belum ada ikrar talak yang ia ucapkan, tapi secara agama, dia dan Massayu boleh di bilang sudah bercerai, karena lebih 6 bulan tak ada nafkah batin dan materi yang ia berikan buat Massayu. Otaknya kini malah ingat terus dengan Rahma, si mantan istrinya tersebut.Se-jutek dan protektif-
“Raymond…bolehkah aku sedikit curhat, tentang…Armani!”“Silahkan Rahma!” sahut Raymond yang sudah tak bisa lagi menutupi jati dirinya, walaupun masih menggunakan raga Gojali.“Tapi…kamu juga janji rahasiakan ini dan jangan marah dengan Armani?”Lagi-lagi Raymond mengangguk dan diam-diam ia sangat penasaran, apa yang terjadi dengan rumah tangga Rahma dan Armani ini? Serta kenapa dia di minta jangan marah ke adik se ayahnya itu.“Kejadiannnya saat kamu masih koma di rumah sakit dan Massayu datang berkunjung. Kala itu ada aku dan Armani di sana. Saat itu aku keluar dari ruang perawatan, karena si Mamon menelpon, ketika balik aku tak sengaja mendengar mereka berdua bercakap-cakap!”“Iya…lantas, apa yang mereka percakapkan?” sahut Raymond makin tak sabaran.“Armani minta tolong dengan Massayu menemaninya ke Banjarmasin, untuk menemui anaknya, Astrid. Sebab kata mantan mertua Armani, baby Astrid yang kini berusia hampir 2 tahunan sering sakit dan mengigau, kalau melihat foto mendiang ibun







