LOGINBERSAMBUNG
“Cuttttt!”Seru Way Kono nyaring dan semuanya bertepuk tangan, lega dan puas tak terkira, syuting film yang sempat tertunda hingga berbulan-bulan, bahkan kurang dari 3 minggu setahun tertundanya, menunggu Mamon sembuh kelar sudah.Tiba-tiba Mamon yang akan di istirahat kaget, tubuhnya di siram air yang sangat dingin oleh dua orang kru. Kontan dia ingin marah, sebab tubuhnya luar biasa capeknya, karena syuting non stop dari 4 hari yang lalu."Bangsat loeeh, gue lagi capeeek enak ajeee main siram," bentak Mamon. Tapi saat akan ngamuk, Mamon kontan terdiam dan berbalik tertawa kecil, saat sang pemeran utama wanita, Adelia datang bawakan kue ultahnya yang ke 17 tahun. “Selamat ya ganteng,” cetus Adelia sambil bawakan handuk dan peluk hangat Mamon, lalu cium pipinya di depan semua orang, bahkan tak ragu kecup bibir Mamon, padahal ini bukan sedang syuting.Kaget juga Mamon, tapi dia anggap ini sponitas saja.Padahal tanpa Mamon sadari, foto ciuman itu sengaja di sebar produser film ini k
Sebulan kemudian Mamon terlihat mulai jalan kaki perlahan di lingkungan kompleks perumahan ini.Seperti biasa, Ongky dengan setia menemani Abangnya ini latihan, sekaligus dia menjaga-jaga, kalau ada musuh keluarga ayahnya ini mengganggu Mamon.Setelah tahu mereka bersaudara, Ongky benar-benar jaga Abang-nya ini dengan sepenuh hati, sehingga hubungan keduanya sangat dekat.Ongky dan Tante Melly tentu saja takjub bukan main melihat cepatnya kesembuhan remaja ini, apalagi wajah Mamon makin tampan maksimal saja di usianya yang kini menuju ke 17 tahun.Bengap-bengap di wajahnya sudah sembuh, juga matang biru di badannya, obat balur dari Paman Jora benar-benar cespleng.“Kamu jauh lebih tampan dari ayahmu, juga kakek kalian yang terkenal sangat flamboyan di masanya, Mante Razak,” cerita Tante Melly.Mamon paling senang dengar kisah masalalu kakeknya dari mulut nenek tirinya ini, dia sampai ingin juga kelak jadi pilot sepert kakeknya.“Kapan Abang kembali ke Jakarta?” tanya Ongky.“Mungkin 3
Atas permintaan Mamon, Raymond setuju anaknya ini tetap di rumah Tante Melly sampai kakinya bisa di lepas ikatannya.Raymond juga sampai kaget dan kagum, melihat pengobatan tradisional yang Paman Jora lakukan ke anaknya ini."Kita kelak harus kunjungi Paman Jora, kalau uang dia pasti tak terima, bawakan oleh - oleh lain," cetus Raymond, dan Mamon tak ragu mengangguk. Bahkan saat di bawa ke rumah sakit untuk di ronsen, dokter ortopedi tanpa sungkan bilang kaki Mamon sudah nyambung sempurna, tingga menunggu kesembuhannya saja lagi.“Andai di operasi, bisa 6 bulan kamu pakai kruk juga harus pakai pin. Tapi pengobatan ini hebat sekali, aku yakin paling lama sebulan dari sekarang, kamu bakalan bisa belajar jalan,” kata si dokter ini kagum, hingga Mamon lega bukan main, bayangan bakalan cacat permanen kini sirna seketika.Apalagi Raymond, dirinya juga bersuka cita, hantaman di kaki Mamon yang di lakukan Aron Talang kelak tak berbekas.Hatinya sampai janji akan bikin revans ke Aron Talang,
“Tak apa ya Bang sementara tinggal di rumahku dulu, untuk menyembuhkan kakimu?” kata Ongky sambil perbaiki tubuh Mamon, agar Abangnya ini nyaman selama di perjalanan.“Aku justru berterima kasih padamu Ky, mau menampung aku di rumahmu,” sahut Mamon dan malah kagum dan salut dengan perhatian Ongky padanya .Mamon memanfaatkan waktu di perjalanan dengan tidur, efek ramuan pagi tadi yang kembali di berikan Paman Jora, membuatnya sering ngantuk.Tak terasa, mereka pun akhirnya sampai di rumah Ongky.“Bang bangun, kita sudah sampai,” Ongky lalu bantu Mamon bangkit dan memapahnya menuju ke rumahnya, setelah tadi bayar ongkos taksinya.Hanya satu kali pencet bel, pintu terbuka dan tatapa kaget terlihat dari ibu kandung Ongky.“Ongky…kemana saja kamu, ehh itu siapa yang kamu papah?” Tante Melly kaget bukan main melihat Ongky datang-datang memapah seseorang pemuda.Tak pernah Mamon sangka, hari ini dia akan bertemu mantan kekasih ayahnya, yang juga nenek tirinya sendiri.Tapi justru Mamon yang
Ongky menatap kagum wajah tampan Mamon, ini adalah hari ke 4 dia berada di rumah Paman Jora, wajah bengkak Mamon sudah kempes hingga 80 persen.“Wajah Abang ganteng sekali,” puji Ongky spontan, hingga Mamon senyum kecil di puji remaja tanggung yang tubuhnya juga terlihat jangkung ini, andai mereka berdiri berdampingin, tinggi Ongky sudah se dagu tubuh Mamon.Mamon kini sudah bisa duduk, kakinya masih di ikat di kayu, tapi bengkaknya dan insfeksinya sudah berkurang dratis, juga Mamon tak lagi tersiksa kesakitan.Ini membuat Mamon makin yakin dengan pengobatan tradisional ini, Mamon bahkan tak berniat minta antar ke rumah sakit, dia ingin berobat di sini sampai sembuh!“Kamu juga tampan Ky!” sahut Mamon.Kenapa Mamon kini pangling ke Ongky?Wajah Ongky semakin remaja justru lebih mirip Tante Melly, tentu dalam versi laki-laki, sifatnya juga sama dengan ibu kandungnya, selalu tenang dan santai, beda dengan Mamon yang bersemangat dan kadang bersikap ganas tanpa ampun pada musuh-musuhnya.
Sudah tiga hari Raymond, Gojali dan Anthony tiba di Melbourne, tapi tidak ada lagi para penculik menghubunginya.Bukan main marahnya pria ini, sekaligus makin khawatir dengan nasib Mamon, dia tentu masih teringat tubuh anaknya yang babak bundas, yang di kirimi para penculik gunakan ponsel Mamon tersebut. Apalagi Rahma siang malam menelponnya dan tanyakan kabar anak kesayangannya itu. Makin murkalah Raymond di buatnya.“Kalau sampai anakku kenapa-kenapa, ke lubang semutkan aku akan cari kamu Aron Talang,” dengus Raymond saking geramnya,.Gojali sampai harus menyabarkan Abangnya dan minta tunggu kabar Anthony yang kini bergerak senyap di lapangan cari informasi.Hari ke 4, Anthony malah bawa kabar yang mengejutkan, kepolisian federal Australia menemukan 4 mayat mengambang di sungai dan ke 4 nya di sebut sebagai anak buah Aron Talang, tapi jejak Aron Talang berikut anak dan istrinya tidak ada.Raymond dan Gojali sampai tak bisa berkata-kata saking kagetnya.“Apakah ada orang yang memban







