Home / Urban / Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua / Bab 96: Sebuah Rahasia Rahma

Share

Bab 96: Sebuah Rahasia Rahma

Author: mrd_bb
last update Last Updated: 2025-09-27 07:44:43
Raymond naik private jet-nya untuk langsung terbang ke Australia, perjalanan non stop di tempuh hingga hampir 6 jam, sekali transit di Bali.

Pesawat mehong berharga hampir 350 miliaran ini tak sempat di ketahui Sanusi dan Aron Talang, sehingga aman parkir di hanggar di Halim Perdana Kesumah

Raymond tak pernah tahu, kalau hubungan Rahma dan ayah kandungnya sebenarnya tak baik-baik amat, tapi anehnya dengan ibu tiri dan kakak tirinya justru akrab, entah kenapa bisa begitu…?

Rahma tak mau terbuka apa penyebabnya, sehingga saat dia pamit, Rahma pesan jangan lama-lama di sana dan berbisik masih kangen bercinta saban hari.

Sehingga Raymond yang gemas sempat-sempatnya ajak Rahma satu ronde lagi, sambil bercinta dengan gaya berdiri, sebelum buru-buru mandi kembali dan bersiap ke bandara Halim.

“Doyan banget main cepat?” bisik Rahma tertawa, karena dia pun aslinya sangat menyukai gaya ganas suaminya, walaupun kakinya sempat gemetaran di hajar Raymond dengan gaya berdiri ini.

"Punya kamu bikin a
mrd_bb

BERSAMBUNG

| Like
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua    Bab 107: Benahi Benang Kusut Perusahaan

    Raymond meninggalkan Ambar yang mulai sibuk data semua warga yang belum dapat ganti rugi dan wajib perlihatkan surat-surat tanahnya, untuk dapat ganti rugi.Dia ikut Balak ke rumahnya dengan jalan kaki, yang jaraknya lumayan jauh. Sepanjang jalan Raymond bertanya siapakah orang dekatnya yang bakal mencelakakannya tersebut.“Ada beberapa orang…!” sahut Balak dengan nada serius.“Apakah salah satunya…istriku?” tanya Raymond penasaran.“Istrimu…?” Balak tidak teruskan omongannya, tapi malah senyum kecil. Raymond sampai hentikan langkahnya.“Hati-hatilah dengan istrimu, dia sebenarnya sangat mencintai kamu, tapi ada kekuatan dahsyat akan akan terus ganggu dirinya. Makanya kamu harus di isi, agar tak terkena pengaruh jahat itu,” ceplos Balak dan kini mereka sudah sampai di rumah sang tetuha adat ini.Balak lalu meminta Raymond lepas jaket kulitnya, juga baju kaosnya, lalu setelah duduk membelakanginya, mulut Balak bergumam baca ajian – ajian tertentu dan mulai lah dia corat-coret punggung

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua    Bab 106: Di Hadang Warga Bermandau

    “Berdosa sekali aku…hutan hancur begini. Tak bisa tidak, aku akan lepas saham, biarpun Rahma keberatan, aku tak ingin di cap sebagai perusak alam. Kalau terjadi bencana banjir dan longsor lalu terjadi korban jiwa, otomatis aku ikut nanggung dosanya,” batin Raymond.Soal Ambar, kalaupun kelak saham dia lepas, Raymond sudah berniat akan ajak anak buahnya masuk ke perusahan induknya dan akan di tempatkan di tugas lain. Ambar kepala Sub Cabang PT Bara Omega yang berkantor di Palangkaraya.Tanpa takut, Raymond minta Ambar bawa mobil mereka mendekati kerumunan warga yang sedang istirahat di sebuah tenda.Inilah mantan 'pegawai' PT Bara Omega yang sedang lakukan aksi demontrasi dan ini sudah masuki hari ke 9.“Stop, kalian siapa? Turun dari mobil,” bentak slah seorang dari 3 orang ini.Tiga orang langsung hadang mobil Raymond dan Ambar, mandau terlihat di pinggang mereka. Raymond tahan Ambar yang ingin menjawab, Ambar yang ternyata punya ilmu beladiri sama sekali tak gentar, justru dia khawa

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua    Bab 105: Ortu Rahma Masih Misteri

    Andi Rukmono dan bayinya datang dan minta maaf dengan Mark Dusman. Sekaligus kaget dengar mantan kekasihnya sekaligus sepupunya meninggal dunia karena sakit.“Bayi siapa yang kamu bawa itu Andi?” tanya Mark Dusman dengan dahi berkerut.“Ini…bayiku dan…Bresia,” sahut Andi, hati Mark Dusman yang dulu sempat panas istrinya di bawa kabur kini sesaat diam.“Lantas apa maumu bawa bayi itu padaku, kenapa kamu datang tanpa membawa Bresia?” tanya Mark lagi tetap dengan suara tenang dan kalem. “Bresia…sudah meninggal dunia, bayi ini…aku yang pelihara saat ini,” sahut Andi Rukmono dengan mimik sedih, sekaligus ngaku sangat berduka kehilangan ‘istrinya’ bulenya.Gantian sekarang Mark Dusman yang kaget, tak dia sangka mantan istri juga meninggal dunia.Kini dua lelaki yang sama-sama mencintai istrinya malah saling berbagi kisah, kenapa istri masing-masing meninggal dunia.Bresia ternyata punya riwayat penyakit darah tinggi dan jantung, aslinya di larang dokter hamil, itulah sebabnya dengan Mark

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua    Bab 104: Tak Disangka Mark Dusman Punya Riwayat Mengejutkan

    Raymond benar-benar bingung sendiri, kok bisa-bisanya dia kenal dengan kakek tua ini, dia dan Ambar seolah di tuntun ke rumah ini dan ini butuh jawaban, kenapa itu bisa terjadi...? “Mark Dusman…bukankah?” Raymond yang bingung dengan pengakuan kakek bernama Mark Dusman malah balik bertanya.Lalu Raymond sesaat terpaku, apalagi Ambar yang sama sekali tak tahu riwayat big bosnya ini dan siapa itu Mark Dusman?“Kamu mungkin pernah dengar kabar aku di tusuk laki-laki yang dulu katanya naksir wanita bernama Asih bukan?” si kakek pecah kesunyian.“Iyah…tapi katanya orang yang bernama Mark Dusman sudah…?” Raymond menahan kalimatnya.Si kakek yang ngaku Mark Dusman ini senyum kecil dan kembali dia isap sebatang roko yang baru dan Ambar tanpa ragu keluarkan sisa satu slop rokoknya dan di berikan semua ke kakek ini.Si kakek senang sekali dan dia bilang sudah lama tak ngisap rokok mehong, selama ini hanya rokok murahan mereknya pun aneh-aneh.Itupun harganya di pedalaman sini jadi mahal, karena

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua    Bab 103: Orang Tua yang Aneh

    Usai berkata begitu, si orang tua ini pamit dengan alasan sudah mau senja dan pergi begitu saja, meninggalkan Raymond yang masih terkaget-kaget.Ambar yang tak dengar ucapan si orang tua asyik ngobrol dengan warga setempat, fasihnya Ambar bahasa daerah ini membuat suasanaa jadi cair.Tanpa sadar Raymond malah jadi termenung dengan ucapan tak di sangka-sangka si bapak tua yang barusan pergi tersebut.“Turunan mahluk halus, apa maksudnya? Dan siapa si bapak tua itu yaa?” batin Raymond sambil menatap ke arah orang itu pergi dan kini cuaca sudah gelapserta mulai hujan rintik-rintik.Melihat Ambar asyik ngobrol dengan warga lokal, Raymond pun memutuskan tidak cerita soal ini, dia ikut basa-basi saja menyahut ala kadarnya.Setelah kenyang dan badan mulai seger, keduanya lanjutkan perjalanan lagi, apalagi ini sudah tak terlalu jauh lagi.Namun hujan makin lebat dan Ambar memutuskan, mereka akan cari penginapan sementara, yakni rumah warga, mana ada hotel di tengah kampung yang sangat jarang p

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua    Bab 102: Berpetualang ke Kalimantan

    "Jadi...kamu akan ke Kalimantan?" Rahma menatap suaminya, yang berencana besok akan ke Kalimantan Tengah."Iya sayang, aku ingin lihat langsung kondisi real di sana," sahut Raymond. Rahma mengangguk dan bilang hati - hati.Raymond putuskan akan langsung ke Kalimantan Tengah, untuk lihat langsung apa yang terjadi dengan anak perusahaan ini.Kalau dulu dia selalu serahkan ke anak buahnya, kini tidak lagi, Raymond lebih suka terjun langsung.Semenjak ikuti saran Rahma agar berlatih beladiri lagi, Raymond makin pede dan nyalinya makin besar, tidak lagi kayak dulu yang banyak takutnya.Tanpa Raymond sadari, sejak meninggalkan rumahnya dan pamit ke istrinya ini, wajah jelita Rahma berubah. Entah apa sebabnya, hanya Rahma yang tahu! Setelah private jetnya mendarat di Bandara Tjilik Riwut di Palangka Raya, dengan mobil double gardan Raymond menuju ke lokasi perusahaan.Dia jemput Ambar, salah satu orang kepercayaannya dan Raymond minta Ambar tak usah pakai sopir.“Kita akan selidiki diam-diam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status