Share

Pengembalian Karma

Author: Risca Amelia
last update Last Updated: 2025-05-21 17:25:24

Dengan langkah penuh perhitungan, Anaby mengikuti Darwin menuju ruang rapat utama. Pintu ganda ruangan itu perlahan terbuka saat Darwin mendorongnya.

Di dalam, nampak sebuah meja panjang yang dikelilingi kursi-kursi kulit hitam berkualitas tinggi. Sementara, diujung tengah meja, terdapat kursi kehormatan—kursi tempat Tuan Carlo biasa duduk selama bertahun-tahun. Titik tersebut menjadi pusat gravitas dalam setiap keputusan penting perusahaan.

Begitu Darwin menampakkan diri, ruang rapat mendadak lebih tenang. Para manajer dan anggota dewan, menundukkan kepala sebagai tanda hormat kepada asisten CEO tersebut.

Namun, mata mereka langsung membelalak saat melihat sosok muda di belakangnya. Beberapa tampak menegang, sebagian lainnya saling pandang, mencoba menebak siapa perempuan berpenampilan mewah dan berkharisma itu.

Tatapan mereka berubah dari bingung menjadi tercengang ketika Darwin berhenti di sisi kursi utama. Pria matang itu mempersilakan Anaby duduk di sana.

Anaby mengangguk keci
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Pengembalian Karma

    Dengan langkah penuh perhitungan, Anaby mengikuti Darwin menuju ruang rapat utama. Pintu ganda ruangan itu perlahan terbuka saat Darwin mendorongnya. Di dalam, nampak sebuah meja panjang yang dikelilingi kursi-kursi kulit hitam berkualitas tinggi. Sementara, diujung tengah meja, terdapat kursi kehormatan—kursi tempat Tuan Carlo biasa duduk selama bertahun-tahun. Titik tersebut menjadi pusat gravitas dalam setiap keputusan penting perusahaan.Begitu Darwin menampakkan diri, ruang rapat mendadak lebih tenang. Para manajer dan anggota dewan, menundukkan kepala sebagai tanda hormat kepada asisten CEO tersebut. Namun, mata mereka langsung membelalak saat melihat sosok muda di belakangnya. Beberapa tampak menegang, sebagian lainnya saling pandang, mencoba menebak siapa perempuan berpenampilan mewah dan berkharisma itu. Tatapan mereka berubah dari bingung menjadi tercengang ketika Darwin berhenti di sisi kursi utama. Pria matang itu mempersilakan Anaby duduk di sana.Anaby mengangguk keci

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Menepati Janji

    Mobil yang dinaiki Anaby berhenti tepat di depan lobi utama Nova Education Center. Cahaya matahari memantul di kaca-kaca tinggi, yang menghiasi gedung bergengsi tempat berkumpulnya para pemikir dan pendidik di kota Grenada. Begitu mobil benar-benar berhenti, Anaby melirik jam di ponsel sebelum membuka pintu.“Pak Darto, jemput saya saat jam makan siang, pukul dua belas tepat,” titah Anaby, dengan lembut.Pak Darto menoleh dan mengangguk penuh hormat. “Siap, Nona.”Setelah memberikan instruksi, Anaby mengeluarkan ponselnya dan menelepon Darwin—tangan kanan sang ayah yang selalu andal dan tepat waktu. Nada panggil hanya berbunyi dua kali sebelum disambut oleh suara tenang pria itu.“Saya sudah tiba di kantor,” ujar Anaby, sambil memindahkan tas tangan dan tas laptop ke pangkuannya.“Masuk saja Nona, saya menunggu di lobi,” balas Darwin, dengan nada ramah yang khas.“Baik. Saya segera masuk.”Anaby pun merapikan tasnya, lalu mendorong pintu mobil dan melangkah keluar. Angin pagi berembu

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Siap Melawan Aslan

    Tepat pukul enam, denting alarm ponsel membuat Anaby membuka matanya. Dengan penuh kesadaran, gadis itu bangkit dari ranjang. Meski semalam ia baru memejamkan mata menjelang pukul satu dini hari—pikiran Anaby telah lebih dulu terbang pada agenda yang menanti. Hari ini bukan sembarang hari. Ini adalah titik mula dari sebuah langkah besar yang telah ia siapkan dengan segenap keberanian. Dia akan berdiri sendiri, bukan sebagai putri seorang pengusaha besar, melainkan sebagai wanita yang layak diperhitungkan.Jari-jari Anaby yang ramping lantas menyapu layar untuk mematikan alarm.Namun, pandangannya terhenti saat melihat satu pesan masuk. Hanya satu baris—singkat, tetapi cukup membuat bibirnya melengkung membentuk senyum. Dari Michael.[Aku berangkat. Lakukan janjimu, dan aku akan menepati janjiku, Ana.]Seketika itu juga, garis lembut di bibir Anaby semakin lebar. Ia bisa membayangkan tatapan dingin Michael, tutur tajamnya yang menuntut, tetapi di baliknya ada perhatian dan perlindunga

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Hasrat Tak Terbendung

    Di kamarnya, Aslan menuju lemari gantung untuk memilih baju yang akan dia kenakan. Dari deretan gantungan, ia mengambil kemeja katun biru kelam bermotif garis, dipadu celana chino berwarna senada. Ikat pinggang kulit espresso diikat mantap, dan jam tangan perak berlingkar bezel hitam bertengger di pergelangan tangan kirinya. Setelah menyemprotkan parfum, Aslan meneliti wajahnya di cermin oval. Gel rambut tersisir licin, alis tebal yang rapi, dan paras maskulin yang sempurna.Bibirnya membentuk senyum tipis penuh keangkuhan. Andai saja dia berasal dari keluarga terpandang, pasti pesonanya mampu mengalahkan Michael Rajasa. “Suatu hari,” bisiknya, “kau akan menyesal, Ana. Cepat atau lambat, kau pasti kembali.”Sambil membusungkan dada, Aslan menelusuri lorong setapak paviliun menuju garasi. Rumah utama tampak sunyi, hanya diterangi lampu teras yang berpendar lembut. Aslan mendengus kecewa—tak ada sosok Anaby yang ia harapkan mengintip dari tirai jendela, sekadar untuk melihat penampil

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Istri Pengganti

    Gerbang besi tempa berukir lambang ‘R’ dengan warna keemasan menyambut kedatangan Laura. Di baliknya, jalan setapak granit hitam membelah hamparan taman bergaya Versailles—air mancur, patung nimfa, serta deretan bunga peony yang memanjakan mata.Cahaya lampu taman memantul pada kaca jendela mansion berlantai tiga lantai itu. Kediaman keluarga Rajasa menjulang megah, bagaikan sebuah istana klasik. Laura menelan kagum, kemudian menepikan mobilnya di depan teras bundar. Begitu mesin berhenti, ia menekan nomor Nicole.“Nicole, aku sudah di depan gerbang,” bisiknya gugup—antara takjub dan gelisah.“Masuk saja,” sahut Nicole ringan. “Security sudah tahu kalau kau akan datang.”“Tetap jemput aku, ya? Aku… canggung.”Tawa lembut terdengar di ujung sana, sebelum sambungan terputus. Tak lama, pintu gerbang pun terbuka. Nicole Rajasa—gadis berambut cokelat kemerahan itu muncul, mengenakan gaun linen selutut. Ia berbicara singkat pada petugas keamanan, lalu melambaikan tangan kepada Laura.Begi

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Kenakan Cincin Pernikahanmu

    Di kamarnya yang hening, Anaby melepaskan gaunnya dan menuju kamar mandi. Ia menuangkan sabun aromaterapi ke dalam bathtub, membiarkan busa halus memenuhi permukaan air hangat. Begitu tubuhnya tenggelam di dalam air, rasa penat mulai terangkat sedikit demi sedikit.Namun, satu bayangan malah menyusup pelan. Wajah Laura, senyum licik gadis itu dan tatapan genitnya yang tertuju pada Michael. Entah mengapa ia malah memikirkan adegan Laura yang sedang merayu Michael, ketimbang persaingannya melawan Aslan.Anaby membuka matanya, menatap kosong ke langit-langit kamar mandi. Air di sekelilingnya sudah mulai mendingin. Malam ini ia tidak boleh memikirkan hal lain selain bekerja. Metode Sigma yang ia susun membutuhkan fokus tinggi, dan ia masih harus mempelajari seluruh catatan rapat.Dengan uap lembut yang masih mengambang di kulitnya, Anaby akhirnya meninggalkan kamar mandi. Bathrobe berwarna ivory membungkus tubuhnya, mengungkung aroma ylang-ylang yang menempel sesudah berendam cukup lama.

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Tidak Mencintaimu Lagi

    Meski enggan, Anaby terpaksa menerima setangkai mawar merah yang telah disiapkan Aslan sejak awal. Jemarinya menyentuh batang bunga itu dengan dingin, tanpa getaran rasa. Ia tidak ingin memilikinya, tidak ingin menandai pertemuan ini sebagai sesuatu yang manis. Hanya saja, menolak pemberian Aslan secara terang-terangan hanya akan memperkeruh keadaan.Aslan tersenyum samar. “Kumohon, jangan marah padaku lagi, Sayang.”"Aku tidak marah, Aslan," tukas Anaby, mencoba meredam kejengkelan yang perlahan naik ke permukaan. "Kalau aku marah, aku tidak akan bicara denganmu saat ini."“Tapi, kau selalu menjauh dariku. Menghindari semua kesempatan yang bisa membuat kita berduaan," lanjut Aslan, dengan suara lembut.Anaby menghembuskan napas kasar. Mungkin ini saatnya ia bicara dangan tegas. Tidak dengan kemarahan, melainkan dengan kejelasan. Ia tidak boleh terus menunda dan membiarkan harapan Aslan tumbuh dari akar-akar pahit yang sudah patah.“Aku tidak ingin melanjutkan hubungan kita seperti du

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Pria Pengganggu

    Anaby menunduk, menatap ponsel yang masih berada di genggaman. Pikirannya belum lepas dari nama “Matrix” dan segala kemungkinan yang bisa muncul darinya. “Nanti saja aku memikirkannya, setelah metode Sigma selesai,” bisiknya dalam hati. Ada yang lebih mendesak saat ini. Rancangan metode Sigma yang ia kembangkan untuk menandingi Aslan belum rampung, dan esok pagi ia harus menghadiri rapat penting bersama dewan direksi. Fokusnya harus tetap terarah. Tentang Angelo dan Prof. Hansel—itu bisa ia pikirkan setelah rapat selesai.Mobil pun terus melaju hingga memasuki halaman rumah. Ketika roda berhenti dan Pak Darto membuka pintu, sosok Laura sudah lebih dulu berdiri dari kursi rotan di teras. Dengan dandanan yang berlebihan untuk ukuran sore hari, adik tirinya itu melangkah dengan gaya terburu-buru, seolah hendak membantu.“Aku baru akan ke rumah sakit menjenguk Papa. Ternyata Papa sudah pulang,” tutur Laura dengan senyum manis. ““Kenapa tidak ada yang mengabari kami?”Pandangan mata ga

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Meminta Bantuannya Sekali Lagi

    “Maaf, saya sendiri tidak tahu siapa yang membayarnya,” jawab sang perawat.“Pihak keuangan hanya memberi tahu bahwa semua tagihan telah dibayar lunas. Bila ingin menanyakan lebih lanjut, bisa langsung ke bagian administrasi.”Lekas saja Anaby mengangkat tangan sedikit, menolak dengan halus.“Tidak perlu. Terima kasih banyak atas bantuannya.”Perawat itu tersenyum hangat, lalu melangkah mendekati sisi ranjang Tuan Carlo. Dengan gerakan terampil, ia mulai melepas selang infus yang masih menancap di tangan pria paruh baya itu. Sensor nadi di jari, selang oksigen di hidung, serta elektroda pemantau di dada Tuan Carlo juga dicabut satu per satu. Terakhir, sang perawat membersihkan bekas perekat dengan kapas alkohol dan menutup bekas tusukan dengan plester kecil.“Sudah selesai, Tuan,” ujar sang perawat sambil menata alat-alat medis itu ke dalam nampan kecil.”Jangan lupa minum obat sesuai jadwal. Sebentar lagi kursi roda akan diantar.”Pak Damian yang sejak tadi hanya mengamati dari sisi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status