Share

Hari kedua berada di kampung

"Amira."

"Iya, Sam ada apa?"

"A-aku mencintaimu, Amira" ungkap Sam pelan membuat Amira tersentak kaget, setelahnya ia tersenyum manis.

"Kamu lucu ya, Sam kalo lagi seperti ini. Gemes, deh." Sam kaget kala Amira mencubit kedua pipinya.

"Ja-jadi gimana? Kamu mau?"

"Hmm …."

Lama Sam menunggu kepastian dariku, dan aku emang sengaja nggak mau untuk menjawab pertanyaannya itu.

"Amira? Gimana? Mau?"

"Hmmm."

"Kok, hm, terus, sih."

"Nungguin, ya?"

"Ah, kamu nggak asyik!"

"Udah, yuk pulang," sahutku membuat Sam tertunduk lemas.

Bukan apa-apa kenapa aku enggan menjawab pertanyaan tersebut, karena diriku saat ini hanya fokus pada tujuan, dan belum membuka hatinya untuk siapapun termasuk teman semasa kecilku ini.

"Kenapa? Kamu baper, ya?" goda Sam.

"Mana ada!" jawabku yang dibalas dengan kekehan Sam.

"Udahlah, Sam. Jangan ganggu aku!"

Aku dan Sam sama-sama tersenyum, lalu Sam melajukan roda empatnya meninggalkan tempat ini.

Aku gak berani natap mata Sam, aku ngerasa tatapannya aneh. Malah sekaran
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status