Semoga suka dengan 1 bab kita hari ini, MyRe. Semalam membaca ….✿ ✿ Terus dukung novel kita dengan cara vote gems, hadiah, dan ULASAN MANIS DI KOLOM REVIEW (yang ada di luar yah, MyRe) Sehat selalu untuk kalian semua. Papai ... IG:@deasta18
'Mas Zeeshan tak mengganti parfum?' batinnya, termenung karena mencium aroma yang membuatnya bernostalgia. Zeeshan mencengkeram pergelangan tangan Nindi lalu menarik perempuan itu supaya beranjak dari sana. "Lepaskan!" pekik Nindi, memaksa tangannya lepas dari cengkeraman Zeeshan–setelah mereka berada di luar toko, "ck, lepaskan cengkeramanmu! Pergelangan ku sakit," cicit Nindi masih berusaha melepas cengkeraman tangan suaminya dari pergelangannya. Zeeshan melepas pergelangan tangan Nindi, setelah itu melayangkan tatapan tajam yang terasa membunuh dan menyeramkan. "Siapa yang mengizinkanmu keluar, Hum?""Aku tidak butuh izin siapapun," ucap Nindi dengan nada datar, bergegas pergi dari sana akan tetapi Zeeshan menariknya–memaksa Nindi agar ikut dengannya. Zeeshan membuka pintu mobil lalu memaksa Nindi untuk masuk ke dalam. Setelah itu, dia juga masuk ke dalam mobil–menyalakan mobil lalu melaju dari sana. "Kau perempuan yang bersuami, Nindi!" peringat Zeeshan tiba-tiba, "hidupmu ta
"Tapi karena kau istriku, kau boleh tetap di sini," seru Zeeshan tiba-tiba, "dengan syarat, lepas pakaianmu dan bergabung denganku." Mendengar ucapan terakhir Zeeshan, mata Nindi seketika melebar dan ekspresinya kaget bercampur shock. Dia melepas sandal berbulu yang dia kenakan lalu berbalik badan, di mana dia langsung melempar sandal tersebut ke arah Zeeshan yang masih berada di dalam kolam renang. Pyuung' Namun Zeeshan menghindar dengan cepat sehingga sandal Nindi tersebut berakhir terlempar ke seberang kolam. "Genit! Mesum!" ucap Nindi dengan nada setengah marah. "Humm?" Zeeshan menaikkan sebelah alis, "atas dasar apa kau menilaiku mesum?" "Masih nanya!" Nindi berkacak pinggang, "kamu--" "Mas," tegur Zeeshan cepat. "Yah itu, Mas menyuruhku melepas pakaian. Tujuannya apa coba? I-ingin menggrepe-grepe tubuhku yah," ucap Nindi dengan nada menggebu-gebu. Zeeshan berdecih pelan, lagi-lagi menaikkan sebelah alis sambil menatap intens ke arah istrinya. "Perempuan
"Anda sangat perhatian. Sekali lagi terima kasih, Tuan," ucap Alice, sekretaris Zeeshan yang ikut makan malam bersama. Nindi menatap sejenak pada perempuan itu, dalam hati dia meringis dan kecewa. Sungguh Zeeshan menyuruhnya memasak semua menu di sini hanya untuk menyenangkan sekretarisnya? 'Cinta ditolak memanglah menyakitkan. Tapi mantan Crush menyuruh masak untuk wanita lain, ternyata itu jauh lebih menyakitkan. Bon Cabe monyet!' batin Nindi, berupaya tetap tenang walau hatinya sakit dan ngilu. "Seingatku semua makanan di atas meja ini, tak pernah dimasak oleh chef di rumah ini," ucap Zeeshan dengan datar, menoleh pelan ke arah sekretarisnya, "jadi kau mencoba ini di mana sehingga semua makanan ini bisa menjadi makanan favoritmu?" "Ah yah, Tuan benar." Oliver membernarkan ucapan Zeeshan, "setiap kali kau ke negara ini, kau tinggal di sini dan otomatis hanya makan di rumah ini. Dan … kenapa semua makanan ini menjadi makanan favorit, Alice, sedangkan chef di sini saja tak pern
Keduanya seperti musuh! "Oh iya, Kaze, aku bawakan kotak bekal untukmu. Nanti, setelah kamu sampai di sana, kamu langsung makan yah," ucap Nindi dengan nada riang, menyerahkan sebuah kotak bekal untuk adiknya. Sekalian ingin memecah suasana tegang yang tercipta entah karena apa. Kaze meraih kotak bekal tersebut sambil melirik ke arah Zeeshan yang terlihat menampilkan ekspresi datar. "Kapan kalian berangkat? tanya Nindi pada adiknya. Sebenarnya dia datang ke kampus adiknya untuk berpura-pura sebagai pacar palsu Kaze. Ada seorang dosen muda yang menyukai adiknya, tetapi Kaze tak suka pada dosen tersebut. Oleh sebab itu dia meminta Nindi datang ke sini. Kaze dan team-nya akan melakukan penelitian di sebuah kota, hari ini adalah hari keberangkatan mereka. Meminta kakaknya datang di saat sekarang adalah moment yang pas bagi Kaze untuk memamerkan Nindi sebagai pacar dihadapan dosen gatal tersebut. Namun, rencana Kaze bisa dikatakan gagal karena Nindi membawa suaminya ke tempa
"Demi pria lain. Selingkuhanmu?" Nindi menatap handphonenya yang dilempar oleh Zeeshan. Rasa kesal dan marah seketika memenuhi dirinya. Nindi bangkit dari sofa lalu berdiri, menatap menantang ke arah Zeeshan. "Mau demi selingkuhanku atau bukan, itu bukan urusanmu!" ketus Nindi, segera beranjak dari sana dengan menyenggol lengan Zeeshan. Dia menghampiri handphone miliknya yang Zeeshan lempar lalu mengambilnya. Saat Nindi berdiri–sebelumnya berjongkok untuk mengambil handphonenya, tiba-tiba saja Zeeshan sudah berada di belakangnya. "Jadi benar jika kau berselingkuh?" ucap Zeeshan dengan nada marah yang tertahan. "Bukan urusanmu," jawab Nindi ketus, menatap Zeeshan dengan alis menekuk. Rahang Zeeshan seketika mengatup, menatap Nindi dengan marah. Dia mencengkeram Nindi kemudian menarik perempuan itu secara kasar ke atas ranjang. Bug' Dengan amarah yang menyelimuti diri, Zeeshan mendorong kasar Nindi ke atas ranjang–membuat Nindi terhempas kuat, berakhir berbaring di tengah.
'Kalau bukan karena kau mengandung anakku, aku tidak akan menikahimu. Aku tidak peduli pada penampilanmu.' Tiba-tiba saja ucapan Zeeshan waktu itu, kembali mengiang dalam kepala Nindi. Jika Nindi pikir lagi, Zeeshan sebenarnya tak peduli pada penampilannya dulu. Namun, karena mereka menikah, Zeeshan ingin Nindi merubah penampilan. Pria itu menyuruhnya berpenampilan lebih rapi, bukan karena Zeeshan suka padanya. Namun, karena pria itu ingin menjaga nama baik dan reputasi. Harusnya Nindi memahami itu dan tak berharap apapun. Nindi menghela napas lalu segera masuk ke dalam rumah. Melihat Zeeshan ada di ruang tengah, sedang duduk di sofa sambil berbincang dengan tangan kanan serta perempuan tadi, Nindi memilih beranjak dari sana. Untuk apa Nindi ke sana dan bergabung?! Toh, Zeeshan melewatinya begitu saja, tak mengatakan apapun dan langsung masuk ke dalam rumah ini bersama perempuan tadi. Namun meski begitu, Nindi menyuruh maid untuk membuatkan minuman pada Zeeshan dan tangan ka