Home / Romansa / Membuatmu Menjadi Milikku / 47. Perampokan Paling Jahat

Share

47. Perampokan Paling Jahat

Author: CacaCici
last update Last Updated: 2025-06-25 10:56:00
"Kurir, mana pesananku?" ucap Nindi setelah menemui adiknya, di mana Kaze menunggu di sebelah mobil–enggan menginjakkan kaki ke rumah suami kakaknya.

Kaze menatap malas ke arah kakaknya, akan tetapi tetap mengeluarkan sebuah kantong plastik berisi nasi goreng dan minuman markisa–pesanan Nindi.

"Ini," ucap Kaze acuh tak acuh, keluar dari mobil.

Nindi senyum cerah, meraih pesanan tersebut dengan hati yang riang. "Terima kas--" Namun, mendadak dia batal berterima kasih, reflek menampilkan raut muka tak terima dan kesal.

"Loh, kok …-" Nindi mengangkat cup minuman markisa pesanannya, yang tersisa hanya biji markisa dan es batu, "mana air markisanya?"

Kaze menggaruk kening. "Aku tadi hanya mencoba."

Bug'

Nindi menendang kesal tulang kering di kaki adiknya. "Hanya coba tapi habis?!" galaknya.

"Enak." Kaze senyum tipis pada kakaknya, "jadi kucoba sampai habis."

Nindi mengepalkan tangan. "Trus untukku apa?" tuntutnya.

"Masih sisa es kan?" jawab Kaze tanpa merasa berd
CacaCici

Selamat Membaca dan semoga suka, MyRe. Dukung terus novel kita dengan cara vote gems, hadiah, dan ulasan manis di kolom review. Sehat selalu untuk kalian semua. Semangat! IG: @deasta18

| 30
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (16)
goodnovel comment avatar
CacaCici
Hehehe ... nanti ketahuan dong, Kak, kalau jujur. Cacan kan gengsi kek pamannya. (⁠≧⁠▽⁠≦⁠)(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)
goodnovel comment avatar
CacaCici
Huhuhu ... setinggi angkasa keknya, Kak. (⁠≧⁠▽⁠≦⁠) Padahal bapaknya nggak gengsian, Kak. Bapak Zayyan adalah Azam bucin akut dan gila abis. ಥ⁠‿⁠ಥ(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)
goodnovel comment avatar
CacaCici
Wkkwkwk ... sebenarnya Mas Ze lagi cemburu loh, Kak. Soalnya Nindinya minta bantuan ke Kae, bukan ke dia. ಥ⁠‿⁠ಥ(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Membuatmu Menjadi Milikku    52. Remaja yang dicintai Istriku

    Clara menggaruk kepala, dia mulai bingung. "Iya juga sih. Bahaya juga kalau dia sedang berpura-pura sayang ke kamu lalu kamu terjerat oleh cinta palsu itu. Tapi-- caranya memandangmu, itu indah banget loh, Nin. Dalam dan … seolah kamu saja yang bisa ditangkap oleh indra penglihatannya. Kurasa itu bukan sekadar suka sih, tapi sudah cinta …-" "Eish, jangan bikin aku berharap dong, Nyet." Nindi dengan cepat memotong ucapan Clara. "Ouh, jadi kamu nggak benci lagi sama Tuan Zeeshan? Udah cinta nih ceritanya?" Clara senyum jahil, menggoda Nindi yang terlihat kalang kabut dan salah tingkah. "A-apaan sih?! Siapa yang suka? Aku masih benci," jawab Nindi kesal dan ketus, padahal aslinya sedang deg degkan. "Daniel kamu!" Clara mendengus, menatap malas ke arah Nindi. "Yaudah, berarti kamu cuma punya pilihan ganti wallpaper." "Tapi kan--" "Tepe ken!" ledek Clara, "ganti, Nyet. Ngaku-ngaku benci tapi fotonya kamu jadiin wallpaper." "Kan aku sudah jelasin. Ini itu penolak malapetaka

  • Membuatmu Menjadi Milikku    51. Jujur atau Hapus?

    "Lalu siapa pria di walpaper handphonemu?" Wajah Nindi seketika tegang dan jantungnya langsung berdebar kencang. "O-oh, wallpaperku yah?" ulang Nindi, mencoba tetap tenang walau dia sudah berkeringat dingin karena gugup dan panik, "itu … aku juga tidak tahu. Fotonya asal aku comot di pintere-t. Fotonya bagus jadi kusimpan dan kujadikan sebagai wallpaperku," jawab Nindi dengan penuh keyakinan, senyum manis di akhir kalimat sambil menoleh ke arah suaminya–berharap pria ini percaya pada kebohongannya. Nindi terpaksa berbohong karena sangat memalukan jika dia mengatakan yang sebenarnya. Foto wallpaper-nya adalah foto Zeeshan sendiri. Foto tersebut Nindi ambil secara diam-diam saat mereka high school dulu, saat Zeeshan berada di lapangan basket–sedang bermain basket bersama dua temannya. Namun, dalam foto tersebut hanya ada Zeeshan karena Nindi hanya mengincar Zeeshan. Ada banyak gambar yang ia dapat, tetapi gambar saat Zeeshan membelakangi kamera lah yang ia jadikan sebagai wallpaper

  • Membuatmu Menjadi Milikku    50. Pria Selingkuhanmu

    "Pencitraan," gumam Kaze pelan, "karena kita keluarga Nindi," lanjutnya. "Tapi dia terlihat sangat berwibawa dan … hebat! Aura alpha-nya sangat kuat. Kakak ipar memang cocok untuk Nindi kita." "Dulu aku juga sepertimu," gumam Kaze pelan. Mereka berdua segera pergi dari sana, mengikuti maid ke ruang makan. Sedangkan Zeeshan masih di dapur, berdiri tepat di depan istrinya. "Aku juga membuatkan nasi goreng dan minuman markisa untukmu," ucap Zeeshan tiba-tiba, mengikis jarak antara dia dan Nindi–di mana tubuhnya dan Nindi semakin rapat, "jadi kenapa hanya adikmu dan sepupumu saja yang mendapat imbalan?" "Hah?" Nindi bengong, mendongak sepenuhnya pada Zeeshan, "imbalan apa, Mas? Aku nggak memberikan imbalan apapun pada Kae dan Danish." "Bagaimana dengan udang tadi?" ucap Zeeshan, mengingatkan Nindi pada udang yang Kaze bawa. Dari cerita ayah mertuanya–dulu, Kaze sangat suka udang dan Nindi malah sebaliknya, kurang suka karena kepala Nindi sering pusing setelah memakan u

  • Membuatmu Menjadi Milikku    49. Bagai Pembunuhan

    "Jika itu untuk Tuan, lebih baik buang. Tuan alergi dengan udang," ucap Alice tiba-tiba, melirik sinis ke arah masakan Nindi. Nindi menoleh pada Alice, menatap berang serta kesal pada perempuan itu. "Sok tahu! Orang ini makanan kesukaan Mas Ze," gumam Nindi pelan, setelah itu dengan bangga mengangkat wadah cantik berisi udang masakannya tersebut. Dia tidak sabar menyajikan ini pada Zeeshan, dan dia yakin Zeeshan pasti menyukainya. Nindi berniat beranjak dari sana. Akan tetapi Alice berhasil menghentikan langkahnya. "Cih." Perempuan itu berdecih remeh, "makanan kesukaan Tuan Zeeshan? Aku mempertanyakan status anda sebagai istri Tuan. Bagiamana bisa sesuatu yang dapat membuat Tuan kesakitan, anda sebut sebagai makanan favorit Tuan?" Nindi kembali menoleh pada Alice, mengerutkan kening–antara kesal dan mulai ragu. Apa iya Zeeshan alergi udang? "Jangan-jangan anda dikirim oleh keluarga Adam untuk melenyapkan Tuan," ucap Alice dengan nada enteng, lagi-lagi melirik sinis ke

  • Membuatmu Menjadi Milikku    48. Cinta Lama

    "Suaramu sumbang," ucap Zeeshan tanpa eksperi. Nindi melotot horor karena tak terima suaranya dikatai sumbang. He-hei! Tadi itu suara emas sang bidadari. Seandainya Nindi mendaftar ajang master chef, pasti dia menang! Tapi sudahlah. Pria ini bon cabe level 1000! Zeeshan menyuruh maid mengambilkan piring untuknya. Lalu setelah itu dengan teganya, dia memakan nasi goreng tersebut–tanpa membaginya pada istrinya. "Suami jahat!" gumam Nindi menyindir, "istrinya lagi ngidam makan nasi goreng, tapi nasi gorengnya malah dirampok. Tega banget. Dasar raja iblis!" "Raja iblis tidak makan nasi goreng," jawab Zeeshan santai, menepuk tangan Nindi yang berniat mencomot kerupuk nasi goreng. "Ih." Nindi menarik tangannya yang ditepuk oleh Zeeshan, menatap pria itu dengan air muka julid. Sejujurnya dia merasa kalau Zeeshan dan Kaze sama saja. Tadi Kaze meminum habis minuman markisanya dan sekarang Zeeshan memakan nasi gorengnya. "Si-siapa tahu raja iblisnya kerasukan manusia, makanya tib

  • Membuatmu Menjadi Milikku    47. Perampokan Paling Jahat

    "Kurir, mana pesananku?" ucap Nindi setelah menemui adiknya, di mana Kaze menunggu di sebelah mobil–enggan menginjakkan kaki ke rumah suami kakaknya. Kaze menatap malas ke arah kakaknya, akan tetapi tetap mengeluarkan sebuah kantong plastik berisi nasi goreng dan minuman markisa–pesanan Nindi. "Ini," ucap Kaze acuh tak acuh, keluar dari mobil. Nindi senyum cerah, meraih pesanan tersebut dengan hati yang riang. "Terima kas--" Namun, mendadak dia batal berterima kasih, reflek menampilkan raut muka tak terima dan kesal. "Loh, kok …-" Nindi mengangkat cup minuman markisa pesanannya, yang tersisa hanya biji markisa dan es batu, "mana air markisanya?" Kaze menggaruk kening. "Aku tadi hanya mencoba." Bug' Nindi menendang kesal tulang kering di kaki adiknya. "Hanya coba tapi habis?!" galaknya. "Enak." Kaze senyum tipis pada kakaknya, "jadi kucoba sampai habis." Nindi mengepalkan tangan. "Trus untukku apa?" tuntutnya. "Masih sisa es kan?" jawab Kaze tanpa merasa berd

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status