Share

Ancaman Mourin

Aku lebih dari terkejut, berlipat-lipat ketika tiba-tiba Mourin ada di belakang kami. Mommy juga terlihat sangat terkejut, wajahnya sampai berubah menjadi pucat. Mungkin sama sepertiku, takut kalau-kalau Mourin serius dengan ancamannya kemarin. Apakah itu? Mencelakai kami termasuk Mama.

"Hemh, masih berani juga ya kalian berkeliaran di sini?" Mourin merendahkan sekaligus melembutkan suara. Memasang wajah cerah dan hangat. "Nggak takut? Oh, pasti kalian berpikir aku main-main. Iya, kan?"

Ketakutan, Mommy memandangku. Menggenggam tangan ini erat-erat. Dari sorot matanya aku tahu, Mommy mengajak untuk melanjutkan perjalanan pulang. Sejujurnya aku pun menginginkan hal yang sama tetapi bagaimana dengan Mourin? Apa tidak tersinggung kalau kami tinggal pulang begitu saja? Mungkin pemikiran ini bodoh namun demikianlah adanya.

"Maaf, Mourin … Kami harus cepat pulang." lega sekali rasanya karena berhasil mengucapkan kata-kata manis itu. Setidaknya aku bisa bersikap lebih baik dari pada Mouri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status