Share

Meluruskan Benang Kusut

"Mirah!" pekik Mommy ketika pintu terbuka secara perlahan-lahan. "Ya Tuhan, Mirah …?"

Mommy duduk bersimpuh di depanku yang berdiri tegak dengan lilitan selendang panjang di leher. Entah, apa yang sudah merasuki diriku sehingga seputus asa ini. Sekarang pandanganku lurus ke depan namun kosong, tanpa senyuman apalagi kata-kata. Tidak ada sama sekali.

"Apa yang kamu lakukan, Sayang? Ingat, Mirah, sadar. Ada Baby Twins di perut kamu. Sebentar lagi mereka akan terlahir ke dunia. Sadar, Mirah, sadar. Jangan putus asa, ya? Masih ada Mommy, Mirah. Mommy akan selalu ada buat kamu, Sayang."

Detik berikutnya, Mommy berdiri. Melepaskan lilitan selendang panjang di leherku. Air matanya berderaian seperti hujan. "Tuhan marah kalau kita putus asa, Mirah. Tuhan murka. Kita harus lebih banyak bersyukur, Mirah. Tak terhitung nikmat-Nya untuk kita. Arfen atau siapa pun itu bisa saja meninggalkan kamu tapi Mommy nggak, Mirah. Nggak akan pernah."

"Mir---Mirah minta maaf, Mommy."

"Ya, Mirah. Ngga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status