Share

Trik Licik Harum

Aku memilih duduk di bangku taman bunga samping klinik, membaca buku sambil menunggu Mama selesai terapi. Takdir memang misterius. Mama yang terlihat sekuat baja pun akhirnya tumbang juga. Memang bukan kenyataan yang manis, bukan perkara yang mudah, Mas Arfen harus mendekam di balik jeruk besi. Aku sendiri mengakuinya, kok. Ini berat sekali, pahit sekali.

Tetapi jujur, rasanya tak percaya, Mama bisa menjadi selemah ini sekarang. Miss Clara menjatuhkan diagnosa depresi berat. Jadi, harus menjalani psikoterapi secara rutin supaya lekas pulih. Bersyukur, Mama menurut, tidak melakukan perlawanan yang berarti walau kadang-kadang rewel juga.

"Non Mirah!" suara khas Mbak Sri menarikku keluar dari ruang pemikiran tentang Mama yang membuat pusing. "Ibu gimana, Non?"

Kami sudah membuat kesepakatan tadi, Mbak Sri akan menyusul ke klinik kalau pekerjaan di rumah sudah beres. Aku sendiri sengaja datang lebih pagi ke rumah Mama, agar tidak tergesa-gesa. Maklum, perut sudah semakin berat dan tida
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status