Share

BAB 6

"Kenapa diam? Benarkan apa yang aku katakan?" ucap Julie lagi sambil berkacak pinggang.

Hati Austin seperti sedang disayat ribuan silet tak kasat mata saat menerima hinaan dari mertuanya. Bahkan saat Julie menghinanya Kenny tidak perduli, dan dia dengan acuh masuk ke dalam rumah. Julie yang sudah puas menghina Austin langsung masuk bersama dengan suaminya. Austin merasa bingung, ia hanya duduk di teras rumah sambil memeluk tasnya. Austin merasa tidak diterima di rumah sehingga ia tidak berani melangkah masuk.

Hampir satu jam Austin duduk dan berdiam diri di teras, hingga Kenny datang dan menyuruhnya masuk ke dalam rumah.

“Kenapa kau tidak masuk?” tanya Kenny, tangannya terlipat di dada sambil menatap wajah suami barunya.

“Aku merasa kalian tidak menerimaku, aku takut melangkah masuk dan membuat ibumu marah. Aku juga tidak tahu harus meletakkan barangku di mana.”

“Ayo ikut aku."

Austin menerima ajakan Kenny dan mengikutinya dari belakang. Kali ini Kenny tidak berkomentar apapun saat Austin berjalan di belakangnya, tidak seperti saat di hotel tadi. Austin tidak mempermasalahkan itu semua, yang terpenting sekarang Austin memiliki tempat berteduh dan tempat beristirahat.

Kenny membawa Austin ke kamarnya, langkah mereka tidak lepas dari pandangan Julie. Julie memandang rendah pria yang baru saja mendapat gelar menantu di keluarganya.

"Lihatlah pria itu, beruntung sekali dia bertemu dengan Mommy," ucap Julie pada suaminya.

"Biarkan saja, kenapa kau selalu memusingkan hal sepele seperti itu? Karena dia kau bisa mendapatkan harta orangtuamu," balas Adward.

Austin mendengar itu semua, tapi ia tidak menggubrisnya. Perkataan yang diucapkan Ibu mertuanya benar, ia memang beruntung bisa bertemu dengan Nyonya Thomson saat itu. Sepanjang langkah ia tenggelam dalam pikirannya. 'Semoga keputusan ini bukan suatu kesalahan,' batinnya.

“Ini kamar kita, kamu tahu sendiri kalau kita menikah atas dasar paksaan, bukan cinta, aku tidak mau tidur satu ranjang denganmu.”

"Ya, aku mengerti."

“Baiklah kalau begitu, kamu bisa tidur di sofa itu, jangan pernah berani menyentuh tubuhku," ucap Kenny memperingati suaminya.

Austin tidak menjawab perkataan Kenny, dia hanya menganggukkan kepalanya saja tanda menyetujui apa yang diperintahkan oleh Kenny. Austin juga sadar diri jika ia tidak boleh lancang terhadap tubuh istrinya.

“Lemarimu ada di sana, besok aku sediakan semua kebutuhanmu. Ingat, jangan keluar rumah dengan pakaian lusuh, aku tidak suka ada orang yang mencemooh.”

“Baik, akan aku ikuti semua peraturan yang kau buat.”

“Kalau kamu mau istirahat, istirahatlah dulu, aku mau ke ruang kerja, ada pekerjaan yang harus aku selesaikan.”

Setelah mengatakan itu Kenny langsung keluar dari kamar mereka, Austin sudah merasa lelah, ia langsung merapikan barang bawaannya di lemari yang sudah disiapkan. Tanpa menunggu lama, Austin langsung merebahkan diri di sofa.

Matanya memandang sekitar, melihat ke langit-langit yang terdapat lampu gantung kristal. Ia memikirkan bagaimana cara menjalani hidup di dunia yang baru saja ia masuki? Bayang-bayang kelam terlintas di kepalanya, jeritan-jeritan memilukan pada malam naas itu terputar dalam memorinya seperti kaset yang siap diputar ulang.

Sesak di dada terasa, air mata tak terasa sudah membasahi pipi, Austin berusaha mengenyahkan semua pemikirannya itu. Ia berusaha menghilangkan itu semua dengan memejamkan matanya, berharap bisa meraih mimpi yang indah.

Tapi sayang, beberapa kali Austin memejamkan mata tapi tetap tidak bisa juga. Pandangannya mengitari sekitar, berharap Kenny kembali ke kamar dan mengalihkan fokusnya. Austin mengerenyitkan dahinya, ia penasaran dengan Kenny yang belum kembali ke kamarnya, padahal ini sudah larut malam.

Baru juga Austin keluar dari kamar, dia bertemu dengan Ibu mertuanya yang sudah memasang wajah masam.

“Mau kemana kamu?! Pasti mau mencuri makanan malam-malam seperti ini?!” bentak Julie, Ibu mertua Austin.

“Tidak Mom, aku hanya ingin mengambil air minum saja,” bohong Austin, padahal ia mau mencari keberadaan istrinya.

“Mom! Mom! Aku tidak sudi dipanggil seperti itu olehmu! Kalau di rumah panggil aku Nyonya!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status