Share

BAB 5

"Maaf, Dad."

Julie langsung bungkam tidak bersuara lagi, begitupun dengan anggota keluarga yang lainnya. Mereka tidak bisa merendahkan Austin di hadapan ketua keluarga Thomson, mereka semua tidak mau menjadi sasaran kemarahan pria tua yang selalu berkuasa di keluarga itu.

“Terima kasih karena kamu mau menikahi Kenny, aku sangat senang sekali. Aku yakin kamu adalah pria yang baik,” timpal Nyonya Thomson sambil menggenggam tangan Austin.

“Tidak nek, aku yang seharusnya berterima kasih, kalian sudah berbaik hati menerimaku di keluarga ini.”

Semua anak dan cucu keluarga Thomson harus menerima keputusan ini, meskipun dengan berat hati. Mereka semua pasti akan bersatu, untuk menjatuhkan Kenny, dan melengserkannya dari Thomson Company.

Setelah semua pembahasan tentang pernikahan terselesaikan, mereka semua pulang ke kediaman masing-masing, begitupun dengan Kenny dan Julie.

***

Hari pernikahan akhirnya tiba, semua orang bersuka cita, tetapi tidak dengan Julie dan saudara lainnya. Mereka tersenyum, tetapi hanya senyum kepahitan yang mereka tampakkan.

Tidak ada lagi senyum tulus di wajah mereka saat tahu setengah kekayaan akan jatuh kepada Kenny dan pria miskin bernama Austin. Berbeda dengan Julie, dia tersenyum pahit hanya karena malu memiliki menantu miskin seperti Austin. Tapi Julie menguatkan hatinya lagi kala mengingat kekayaan yang akan jatuh pada keluarganya, dan itu membuatnya sangat puas. Akhirnya dia yang memenangkan perebutan kekayaan, meskipun hanya setengah bagian.

“Selamat untuk kalian, kami senang melihat kalian bersatu seperti ini. Semoga pernikahan kalian bertahan sampai tua dan maut memisahkan kalian, sama seperti kami,” ucap Tuan Thomson menyelamati Kenny dan Austin.

“Terima kasih Kek, atas doanya,” balas Kenny.

Terlihat sekali kegembiraan di wajah pasangan tua yang menjodohkan Kenny dan Austin. Austin juga merasa bersyukur telah diterima di keluarga terpandang seperti keluarga Thomson.

“Apakah kamu bahagia dengan pernikahan ini? Maafkan aku yang tidak bisa menolak keinginan nenek,” ucap Austin kepada Kenny.

“Aku juga tidak bisa menolak permintaan mereka, aku hanya ingin membahagiakan meraka. Kita jalani saja pernikahan ini,” balas Kenny tanpa menatap wajah Austin.

Austin sadar diri jika ia tidak diinginkan oleh Kenny, ia mengembuskan napasnya, dan tidak membalas perkataan Kenny. Mereka berdua berjalan beriringan, menyapa para tamu yang mengahadiri pesta pernikahan. Senyuman indah yang dipaksakan tidak pernah lepas dari wajah pasangan pengantin baru ini.

“Wah… tampan sekali suamimu, tapi apakah ini yang disebut-sebut gelandangan beruntung itu? Aku salut pada suamimu yang bisa meraih hati ketua Thomson,” ucap salah satu tamu undangan.

“Maaf Nyonya, mohon jaga bicara anda, anda sedang berbicara dengan keluarga Thomson! Tidak ada yang boleh menghina keluarga Thomson, siapapun itu!” balas Kenny dengan nada tegasnya.

Wanita yang menghina Austin langsung pergi begitu mendengar jawaban Kenny yang terkesan dingin. Austin yang merasa direndahkan hanya bisa menundukkan wajahnya karena tidak mau membuat Kenny lebih malu lagi.

“Angkat wajahmu, sekarang kamu adalah bagian dari keluarga Thomson. Tidak ada yang boleh menghinamu,” suruh Kenny.

Austin menerima perintah istrinya dan langsung mengangkat wajah juga menatap mata Kenny.

“Maaf, maafkan aku, pasti kamu malu memiliki suami miskin sepertiku,” ucap Austin dengan ekspresi putus asa.

“Tidak ada yang perlu dimaafkan, semua ini sudah takdir.”

Austin langsung tersenyum, dia yakin jika Kenny adalah wanita baik. Setelah selesai menyapa para tamu, mereka berdua berkumpul bersama keluarga yang lainnya. Saat mereka sedang berkumpul, lagi dan lagi Austin menerima penghinaan. Bukan hanya penghinaan dari para sepupu, Ibu mertuanya pun ikut menghinanya.

“Permisi, ada gembel naik kasta, beri dia jalan,” sindir William sepupu Kenny.

“Beruntung sekali Kenny bisa mendapatkan pria miskin seperti ini. Ups! Bukan Kenny yang beruntung, tetapi pangeran baru kita yang beruntung,” sindir Dora sambil tertawa mengejek.

“Sudah! Sudah! Jangan hiraukan gembel ini, lebih baik kalian makan saja,” timpal Julie mengacuhkan menantu barunya.

Kehadiran Austin di tengah-tengah mereka membuat mereka bahagia, mereka terus saja menghina Austin tanpa memikirkan perasaannya. Tentu saja Austin merasa tidak dihargai oleh mereka, mereka semua mengacuhkannya, bahkan Kenny yang sudah resmi menjadi istrinya pun mengacuhkannya juga.

Austin pergi dari hadapan mereka dan bersantai di balkon gedung. Dia bahagia dengan pernikahan ini. Tetapi dia juga sedih karena sudah menjadi beban bagi Kenny. Andai saja keluarga Austin mau menerimanya kembali, pasti dia bisa membuktikan kalau dia layak mendapatkan Kenny sebagai istrinya.

Sayang sekali, kekuatannya membuat ia terpisah jauh dari keluarganya. Setiap kali Austin berlatih, selalu saja ada pihak yang dirugikan. Sampai saat ini, Austin masih belum bisa mengontrol kekuatannya, terlebih lagi jika dia sedang emosi. Saat Austin sedang tenggelam dengan masa lalunya, Kenny datang membawakan sepiring makanan, tentu saja Austin menyambut piring itu dengan senang hati karena dia juga belum mengisi perutnya sedari pagi.

“Makan dulu,” ucap Kenny dingin sambil memberikan piring pada Austin.

“Terima kasih, apakah kamu sudah makan?” tanya Austin.

“Sudah, makanlah dulu, tamu-tamu sebentar lagi akan pulang dan kita juga akan pulang ke rumah.”

“Apakah kita akan pulang ke kediaman Thomson?”

“Tidak, kita pulang ke rumah orangtuaku, tidak pantas kita tinggal di sana, aku tidak mau membuat keributan dengan sepupuku yang lainnya.”

“Baiklah kalau begitu, aku terserah padamu saja.”

Kenny langsung pergi setelah Austin membalas perkataannya. Austin yang merasa diperhatikan langsung memakan makanannya dengan lahap. ‘Ternyata dia baik juga meskipun terkesan dingin,’ batin Austin sambil memandangi kepergian Kenny.

Begitu Austin menyelesaikan makannya, dia langsung menghampiri Kenny yang sedang duduk di pelaminan. Tanpa sungkan, Austin duduk di samping Kenny dan tersenyum kepadanya.

Resepsi pernikahan yang megah ini telah usai, dan tiba saatnya Austin pulang ke kediaman Kenny. Austin hanya membuntuti Kenny dari belakang dan tidak berani berjalan berdampingan, ada rasa tidak percaya di dalam dirinya. Dia takut membuat Kenny marah, dan membuangnya ke jalanan seperti keluarganya dulu.

“Kenapa kamu berjalan di belakang? Apakah kamu bodyguardku? Jalan di sampingku, jangan membuat pemberitaan yang dapat merusak citra keluarga Thomson, di sini masih banyak reporter yang berkeliaran,” ucap Kenny sambil menarik tangan Austin.

“Maafkan aku.”

Tanpa menunggu lama Austin mengikuti langkah Kenny dan berjalan bersisian, bahkan Kenny merangkul lengan Austin layaknya pasangan yang berbahagia. Austin terkejut dengan tindakan yang dilakukan Kenny, sontak Austin langsung menoleh dan tersenyum pada Kenny. Kenny membalas senyuman Austin dan itu membuat Austin merasa menjadi pria yang sangat beruntung.

“Ngapain kamu?! Kamu pakai mobil bodyguard yang ada di belakang saja! Kamu tidak pantas menaiki mobil mewah seperti ini!” bentak Julie, tidak memperbolehkan Austin menaiki mobil pengantinnya,

“Mom! Apa-apaan sih? Malu dilihat reporter, Mommy mau ada berita jelek tentang Mommy?” sela Kenny.

“Pria tidak tahu diri! Mommy sangat tidak suka kamu menikah dengan pria ini!”

Austin terdiam, dia tidak mungkin membalas ucapan Julie disaat sedang marah seperti ini. Kenny membela Austin, ia langsung menarik tangan mommynya. Rupanya bentakan Julie didengar oleh Tuan Thomson dan itu membuatnya marah.

“Julie! Hentikan tindakan keterlaluanmu! Austin ini sudah menjadi bagian dari keluarga Thomson, kamu harus menerima itu semua.”

“A-aku hanya masih kesal saja dengannya Dad, sedari tadi aku dihina oleh teman-temanku karena mendapatkan menantu rendahan seperti dia.”

“Cukup! Jangan membuat keributan lagi, sekarang juga kalian pulang. Edward! Bawa pulang istrimu, jangan sampai dia membuat kekacauan di sini.”

“Baik Dad.”

Julie menunjukan rasa tidak sukanya pada Austin. Beruntung Tuan Thomson datang dan menyuruhnya pulang. Edward suami Julie langsung menarik tangan istrinya dan memasukkannya ke dalam mobil.

Sepanjang perjalanan pulang Kenny mengacuhkannya dan terus saja memainkan tabletnya. Austin hanya bisa terdiam dan menjaga jarak dari Kenny, Austin takut membuat Kenny merasa tidak nyaman dengan kehadirannya.

Austin memandang ke luar jendela, jalanan yang dilaluinya sangat asing, bahkan sangat jauh dari tempat tinggalnya dulu. ‘Kek, aku sudah menikah, aku yakin, kalau kakek mengetahui ini pasti kakek akan merasa bahagia, Kenny wanita yang baik,’ batin Austin.

Austin menolehkan wajahnya memandangi wajah sang istri, lalu dia tersenyum saat memandangi Kenny yang sedang sibuk dengan tabletnya. Austin langsung membuang wajahnya dan menatap ke luar jendela lagi saat Kenny menyadari apa yang dilakukannya. Austin merasa masih terlalu dini untuk mendekati Kenny, Austin takut dengan penolakan.

Perjalanan menuju ke rumah Kenny tidak memakan waktu yang lama, hanya membutuhkan waktu tiga puluh menit saja. Mereka sudah tiba di pekarangan rumah. Begitu Austin turun dari mobil, Ibu mertuanya sudah berdiri di ambang pintu sambil berkacak pinggang, tidak ada kelembutan sama sekali saat menerima menantunya di rumah.

“Selamat datang menantu miskin! Kami siap memberimu makan!” ucap Julie dengan seringai jahatnya.

“Sudah, cukup Mom! Jangan buat drama lagi, kami sudah lelah,” balas Kenny.

“Kenapa kamu malah membela pria miskin ini sih?! Benar apa yang Mommy katakan ‘kan? Pria ini miskin dan kita yang harus memberinya makan.”

“Mau dia miskin atau tidak aku tidak perdul. Hanya sekedar makan aku juga bisa memberinya makan, yang aku butuhkan sekarang adalah istirahat, aku sangat lelah sekali.”

“Maaf kalau aku menjadi beban kalian, besok aku akan mencari pekerjaan,” timpal Austin.

“Ya, ya, ya, silahkan cari kerja, palingan juga kerja serabutan yang bisa kamu lakukan, pria sepertimu pasti tidak memiliki otak, mana mungkin bekerja kantoran!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status