Share

Aku tidak akan melarikan diri dari manapun

Betapa gaduhnya para anggota istana membicarakan Xiao Ji yang bersimpuh didepan Kaisar, mulai dari barisan pelayan, pasukan kerajaan, Ibu Suri dan juga para selir yang hadir disana. Angin yang mulanya hanya semilir perlahan-lahan berubah kencang hingga menjadi seperti badai. Helaian daun berguguran dan terlihat menghujani kerajaan. Semua orang sibuk mencari perlindungan dibawah atap-atap lorong balai yang menjalar disamping menuju alun-alun, meski tak setetes air pun jatuh dari langit. Hanya Kaisar dan para pasukannya tetap berdiri kokoh mengelilingi Xiao Ji, juga jenderal Lien Hua dan Wang Lu Han, Pangeran Kedua yang menatapnya dari atas sana.

“Apa ini salah satu kekuatanmu?” tanya Wang Ju Long menjalin jemarinya dibelakang pinggang. Jubah suteranya berkibar lembut.

Xiao Ji mengangguk.

“Apa kau marah karena sebentar lagi akan menemui ajalmu?”

Pandangan Xiao Ji turun pada daun-daun yang berserakan dibelakang Wang Ju Long. Meski sulit menebak pikirannya, Wang Ju Long bertaruh Xiao Ji sedang meratapi nasib.

“Siapa yang menyuruhmu mencelakai Jenderal?”

Mulut gadis didepannya bungkam. Bahkan tak sedikitpun memberikan reaksi terhadap pertanyaan Wang Ju Long.

“Jika kau tak menjawab, aku akan membuatmu merasakan kematian yang menyulitkan.”

Tiba-tiba Xiao Ji mendenguskan tawa, dia kembali mendongak, “aku tak keberatan. Ini adalah sumpah yang harus kujaga, dan aku setia pada kata-kataku, meski maut adalah ganjarannya.”

Sungguh berani gadis itu, kesabaran Wang Ju Long mulai diuji pada detik ini. Ilmu kebatinan yang dimiliki Xiao Ji hanya mencapai level tiga tetapi kesan jumawa yang diberikannya melebihi level lima. Tetap saja, Wang Ju Long tetap tak bisa memandang remeh Xiao Yu Ji sebab bagaimanapun, sihir yang ia punya mungkin lebih dari cukup untuk memporak-porandakan kerajaan semudah membalikkan telapak tangan.

Sebenarnya tidak juga. Xiao Ji sudah lama menghancurkan kerajaan jika yang dimaksud Wang Ju Long adalah seperti yang terlintas dipikirannya. Dia memang ambil resiko demi melindungi Yue Yin seorang diri.

“Baiklah. Penggal dia sekarang, dan buang kepalanya ke wilayah terlarang Jian Xing. Pastikan itu hancur dimakan serigala tanpa ada yang tersisa,” Wang Ju Long menurunkan pandangan pada tubuh Xiao Ji yang sebenarnya memiliki postur cukup bagus, “dan bakar tubuhnya sebelum matahari tenggelam. Abunya akan kita berikan pada overlord Zhao untuk mencegah reinkarnasi.”

“Baik, Yang Mulia!”

Segera, setelah perintah yang tedengar pilu itu dikumandangkan, Xiao Ji diseret mundur dari hadapan sang Kaisar dan pengawal yang lain mempersiapkan peralatan mematikan tersebut. Xiao Ji bahkan tak diijinkan bergerak karena titik akupunturnya dibekukan satu sekon setelah Kaisar menitah.

Xiao Ji adalah gadis yang cerdas dan banyak akal, tetapi menggunakan sihirnya pada saat seperti sekarang hanya akan mengundang lebih banyak resiko yang mengancam identitas sektenya. Feng Ying telah berkata, jika dia gagal dalam ujian akhir itu, maka tak banyak yang bisa dilakukan selain berjanji untuk menjaga Xiao Chen, adik sekaligus keluarga satu-satunya yang ia miliki. Lagipula ia tak meninggalkan apapun selain kenangannya yang pahit selama hidup.

Mulai terkenang olehnya paras-paras orang yang telah ia habisi semenjak bergabung dalam Yue Yin. Semua itu semata-mata demi syarat keberlangsungan sekte dan tujuan mereka menuju keabadian. Ketika ia mengedarkan pandangan kesekitar, telah siaga orang-orang yang mengawasi proses dirinya menuju alam baka. Wang Ju Long berdiri sekitar beberapa jengkal darinya dengan tatapan yang tak dapat diartikan.

Matahari bersinar cukup cerah hari itu, sangat disayangkan jika satu jiwa akan musnah secara sia-sia. Salah satu cara untuk mencegah reinkarnasi adalah dengan memisahkan kepala dan tubuh seseorang, dan abunya tidak diantar dalam doa tetapi diserahkan pada overlord untuk disimpan dalam suatu tempat yang tak bisa dijangkau dunia.

“Tunggu sebentar!”

Sebuah suara menghentikan kapak yang sudah terayun tinggi di udara. Xiao Ji membuka matanya untuk melihat siapa yang menginterupsi.

“Apakah dia akan mati dengan cara seperti ini?”

Xiao Ji mengenalinya. Dia adalah orang yang bersitatap dengannya beberapa waktu silam dari kejauhan, Wang Lu Han.

“Pangeran kedua. Mengganggu jalannya proses hukuman bagi penyusup adalah tindakan pelanggaran.” Wang Ju Long menoleh kearah putranya. Lu Han sepertinya tidak puas dengan keputusan sang Ayah sehingga dia berlutut untuk memberikan permintaan maaf, tetapi tetap melanjutkan bicaranya.

“Meskipun dia adalah anggota dari sekte Yue Yin bukankah tidak diperbolehkan menghilangkan nyawa seseorang begitu saja?”

“Dia sudah meracuni Jenderal Lien Hua. Menurutmu hukuman apa yang pantas untuknya selain dipenggal?”

Lu Han terdiam. Xiao Ji akan sangat bertepuk tangan jika pangeran yang satu itu berhasil menggagalkan hukumannya. Bahkan mungkin dia akan memberikan kelopak surga sebagai hadiah untuknya. Menjadi awet muda bukanlah tujuan hidup Xiao Ji. Dia hanya mendapatkannya secara cuma-cuma setelah menghabisi satu keluarga bangsawan terhormat di kota Wu Zhuan.

“Dia tampak begitu menyedihkan. Mungkin saja dia menyerahkan diri agar terbebas dari kemelut sekte Yue Yin yang mematikan.”

“Aku tanya, apa hukuman yang pantas untuknya?”

Lu Han masih belum menemukan jawaban yang tepat.

“Kita akan memanggil overlord Zhao untuk menghakiminya,” sebuah suara lagi muncul dari atas dan jubah cokelat tua berkibar sebelum menapak bumi, “bagaimana menurutmu, Ayah?”

Itu adalah Wang Fen Lian, pangeran ketiga di kerajaan Xing Guang.

Kaisar menghela napas pertanda ia mulai merasa terganggu, “apa kalian bersekongkol untuk mencoba menyelamatkannya?”

Mendengar itu, raut muka seorang wanita cantik yang berdiri disamping Jenderal Lien Hua berubah masam. Mei Ying adalah putri tunggal sang jenderal, dan dia wanita satu-satunya didalam kerajaan yang menerima begitu banyak perhatian dari para pangeran.

“Tentu kami tidak berani melakukannya. Aku hanya mengeluarkan pendapat sebagai sesama manusia.” Fen Lian berkata, menatap Xiao Ji dengan sorot yang lebih tajam jika dibandingkan dengan Kaisar atau Wang Lu Han.

Aura Fen Lian tampak lebih menakutkan daripada kakaknya ataupan sang Ayah. Xiao Ji menerawang dan menemukan tingkat kebatinannya ada pada level tiga. Dengan mendukung gagasan kakaknya barusan, Xiao Ji sungguh tak mengerti maksud dibalik perkataannya.

Diam-diam ia memutar bola matanya malas. Kenapa mereka harus repot-repot mengundang overlord Zhao hanya untuk mengirimnya ke alam baka?

Xiao Ji pernah bertemu dengannya beberapa kali, dan overlord Zhao benar-benar tidak memperhatikannya sama sekali seperti ia adalah rumput liar yang tak dibutuhkan tetapi juga tak berbahaya. Gadis itu bahkan berani bertaruh Kaisar hanya akan kena omel dari overlord Zhao karena mengganggu kebiasaannya memainkan seruling. Pada jam seperti sekarang, pria sakti itu akan menyesap teh bunga telang dipinggir danau sembari mendengarkan musik.

Pria yang aneh, pikir Xiao Ji saat itu.

“Bunuh saja aku sekarang, aku tidak keberatan, Yang Mulia.” Xiao Ji memutus telepati yang dilontar oleh ketiga pria dihadapannya. Rupanya dia benar-benar cari mati.

“Hai gadis kecil, apa kau tak sayang dengan nyawamu sama sekali? Bagaimana bisa kau terdengar seputus asa ini?” Lu Han melayangkan protes seolah dia adalah orang yang mengenal Xiao Ji sejak lama.

“Oh, apa seharusnya aku tertawa sambil berguling sekarang?”

Fen Lian mencemooh, “kau hanya terdengar semakin menyedihkan dengan berkata seperti itu. Kematian mungkin adalah jalan keluar bagimu. Tapi jelas kami tidak akan mengijinkan kau melarikan diri semudah itu.”

Ya ampun, Xiao Ji menghela napas. Apakah orang-orang didepannya itu tidak mengerti bahasa manusia?

“Aku tidak melarikan diri dari manapun. Ini adalah hukuman yang harus kuterima karena telah lancang mengusik kerajaan.”

Tentu Xiao Ji tidak akan membeberkan, apabila dia tak menerima hukuman dari Kaisar pun, dirinya akan tetap mati ditangan Feng Ying. Gagal melaksanakan tugas akan beresiko mengancam identitas. Maka sekte Yue Yin hanya memberikan dua pilihan; yaitu bunuh diri atau membiarkan dirinya dihabisi oleh sekte.

Pada kasusnya seperti sekarang, Xiao Ji merasa, mati ditangan Kaisar akan jauh lebih terhormat dibandingkan dengan membiarkan jiwanya musnah didalam sekte. Bagaimanapun juga, dia ingin mati dengan tenang tanpa pengaruh sihir.

“Kupikir, perkataan pangeran ketiga ada benarnya,” Wang Ju Long mengusap dagu,”bawa dia lagi ke ruang bawah tanah. Aku akan mencoba untuk menghubungi overlord Zhao.”

                                       **

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status