Share

Dia baru saja mematahkan lengan Mei Ying!

Li Fu berbalik menghadapnya lagi dan memperlihatkan senyumannya yang menawan. Tapi Xiao Ji tahu makna dibalik senyuman itu.

“Apakah kau mencoba melakukan penawaran terhadapku sayang?”

“Aku sedang membuat kesepakatan. Dan aku berjanji akan setia padamu asal kau menjamin keselamatan nyawaku.”

“Sebenarnya apa yang kau takutkan?” Li Fu lalu mendekatinya sembari menyipitkan mata,”aku harus membuat tawaran yang mahal jika tahu kau bertingkah seperti pecundang seperti sekarang bukan?”

“Nyawa dibayar dengan nyawa. Tidakkah itu cukup bagimu?” Xiao Ji menatapnya keheranan. Dia sudah menyerahkan dirinya pada Li Fu, apalagi yang bisa diusahakannya untuk memuaskan sifat bajingan yang mengalir didalam darah sang Putera Makhota?

“Katakan alasannya agar aku bisa memutuskan akan melindungimu ataukah tidak.”

Xiao Ji memandangnya remeh, “kau tak mampu bukan?”

“Mungkin,” kata Li Fu tak terganggu dengan provokasinya, “tapi ketika saat itu tiba, aku akan memastikan kalian musnah semuanya.”

“Apa kau tidak dengar? Aku baru saja menawarkan nyawaku padamu sialan!??”

“Dan apa untungnya buatku? Apa kau pikir aku benar-benar menginginkan dirimu untuk jadi seorang istri?”

“Aku tidak ingin menikah dengan siapapun!”

“Itu akan terjadi cepat atau lambat. Kecuali jika kau membocorkan beberapa rahasia terkait sekte Yue Yin.”

Xiao Ji berpikir dalam diam. Apakah maksud dari Putera mahkota ini pernikahan itu akan terjadi karena dia ingin menjadikan Xiao Ji sebagai pancingan? Tetapi bukankah Kaisar yang Agung tidak menyetujuinya?

Lantas jika mereka menikah, akankah Xiao Ji diperlakukan seperti seorang kasim yang tak punya harga diri? Ia bergidik dan bulu kuduknya meremang.

“Aku bukanlah orang yang mudah ditawar, Xiao Ji. Kau akan menuruti perintahku dan aku tidak berkewajiban melindungimu dari siapapun.” Li Fu mengatakannya tanpa ekspresi dan meninggalkannnya sendirian didalam kamar itu.

Sungguh kejam. Putera Mahkota itu memiliki sifat yang bertolak belakang dari sang Kaisar. Meski Wang Ju Long menjatuhkannya hukum penggal, setidaknya dia tidak mengeksploitasi hidup seseorang dengan kekuasaannya.

Xiao Ji mengedarkan pandangannya kesekeliling untuk memeriksa secara keseluruhan setiap bagian dari kamar tersebut. Sebenarnya kamarnya cukup bagus, tetapi sayang seperti pemakaman. Tidak terlihat fasilitas apapun selain satu lemari usang dan meja yang menyajikan teko berisi teh herbal beserta beberapa makanan.

Tempat yang ditinggalinya sekarang mungkin akan jadi persembunyian yang bagus setelah Xiao Ji memasang mantra air tanpa riak untuk melindunginya sementara dari Feng Ying. Li Fu secara jelas mengatakan pada orang-orang istana agar Xiao Ji diberi tempat paling terasing dan tidak terdeteksi oleh delapan arah angin. Dan lokasinya benar-benar terletak jauh didalam hutan buangan milik kerajaan Xing Guang. Xiao Ji tak tahu kenapa mereka menyebutnya hutan buangan, tapi yang jelas sekarang, dia tidak mendapatkan kesepakatan apapun dari Li Fu.

Maka dari itu yang harus ia lakukan adalah pulih sepenuhnya dan melarikan diri lagi tanpa harus menghilang. Ia ahli dalam penyamaran, dan kalau Li Fu mengira bahwa menghilang adalah satu-satunya cara bagi Xiao Ji melarikan diri, pria itu salah besar.

                                                               **

Dua hari telah berlalu sejak tragedi kecil yang terjadi dalam kerajaan.

Semua orang sedang berkumpul di Balai Pertemuan setelah Wang Ju Long membahas hal yang sedang terjadi didalam kerajaan. Tepatnya keluarga inti kerajaan dan juga Jenderal Lien Hua yang hampir saja menjadi korban pembunuhan.

Rapat itu sudah berlangsung sekitar setengah jam yang lalu dan belum mencapai bahasan inti. Wang Ju Long menanyai beberapa hal terkait k****u dan kebatinannya setelah turun dari gunung Qing Sheng.

“Dia menjadi hebat setelah meminum ramuan dari orang itu, Ayah,” kata Diwei berapi-api, “keenam cakranya terbuka dan dia bisa membaca situasi bahkan sebelum hal itu terjadi!”

“Ramuan apa itu? Dan siapa orang yang sudah bersedia mengajari Li Fu di puncak gunung Qing Sheng?” tanya Wang Ju Long penasaran. Li Fu memainkan riak air dalam cangkir dengan telunjuknya.

“Dia tidak ingin identitasnya diketahui, jadi kami memanggilnya dengan sebutan guru.”

“Apa kau juga diberi kekuatan?” Wang Ju Long menggeser pandangan kearah Diwei. Pria itu menggelengkan kepala.

“Guru bilang aku harus mengkhatamkan beberapa jurus sebelum naik ke tingkat berikutnya. Dia berjanji akan membimbingku lagi tapi..” Diwei menatap Li Fu tanpa harapan, “bagaimana kita bisa menemuinya lagi, kakak?”

“Bagaimana ciri-ciri orangnya?” Fen Lian rupanya ikut penasaran.

“Dia selalu memakai sejenis gat* dengan kelambu menutupi wajahnya. Tapi suaranya sangat halus dan menenangkan, seperti air yang mengalir.”

Sementara Li Wei mengurut pelipisnya sebentar karena ia masih terganggu dengan penuturan Li Fu pada awal bahasan. Tangannya terangkat di udara dan suasana menjadi hening tiba-tiba.

“Li Fu. Aku tidak ingin kau terlibat ikatan pernikahan dengannya. Dia sudah pulih sepenuhnya sekarang dan kita tak tahu apa yang bisa dilakukan wanita licik itu.”

Li Fu tersenyum pada wanita paruh baya tersebut dan berkata dengan lembut, “aku mengerti, Ibu.”

Tapi hanya itu yang disampaikan Li Fu. Kalimatnya itu terdengar ambigu sehingga Li Wei akan melempar beberapa pertanyaan lagi sebelum dua pengawal kerajaan mengetuk pintu Balai dan masuk dengan tergesa-gesa.

“Mohon ampun, yang Mulia!”

Wang Ju Long mengerutkan dahinya, “ada apa?”

“Xiao Ji.. dia baru saja mematahkan lengan Mei Ying!”

                                                                 **

*gat: topi berukuran lebar dengan penutup tirai yang mengelilingi wajah si pemakai

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status