Share

Bisikan dari Alam Sunyi

Penulis: ArunaLys
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-14 16:10:13

Slamet menunduk. Rahasia itu ia simpan rapat—sebuah bisikan kematian yang tak sanggup ia bagikan, bahkan pada adiknya sendiri. Kalau kukatakan kebenaran, akankah hatinya luluh? Atau justru semakin panas, merasa dikesampingkan dalam wasiat ayah?

Ia menutup mata, menghela napas berat. Ada rasa bersalah yang membayang: bersalah karena merahasiakan, bersalah karena membiarkan sang adik hidup dalam prasangka. Tapi di sisi lain, ada ketakutan: ketakutan jika rahasia itu terbongkar, luka akan semakin dalam.

"Bowo… seandainya kau tahu, aku tak pernah ingin lebih. Aku hanya menjalankan pesan yang tak pernah sampai padamu. Rumah ini bukan milikku, tapi milik kenangan kita, milik doa ayah dan ibu," bisik Slamet dalam hati, serasa berbicara pada bayangan adiknya yang jauh

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menantu On Air : Siaran Rahasia dari rumah mertua    Bisikan dari Alam Sunyi

    Slamet menunduk. Rahasia itu ia simpan rapat—sebuah bisikan kematian yang tak sanggup ia bagikan, bahkan pada adiknya sendiri. Kalau kukatakan kebenaran, akankah hatinya luluh? Atau justru semakin panas, merasa dikesampingkan dalam wasiat ayah?Ia menutup mata, menghela napas berat. Ada rasa bersalah yang membayang: bersalah karena merahasiakan, bersalah karena membiarkan sang adik hidup dalam prasangka. Tapi di sisi lain, ada ketakutan: ketakutan jika rahasia itu terbongkar, luka akan semakin dalam."Bowo… seandainya kau tahu, aku tak pernah ingin lebih. Aku hanya menjalankan pesan yang tak pernah sampai padamu. Rumah ini bukan milikku, tapi milik kenangan kita, milik doa ayah dan ibu," bisik Slamet dalam hati, serasa berbicara pada bayangan adiknya yang jauh

  • Menantu On Air : Siaran Rahasia dari rumah mertua    Undangan yang Tertahan di Ujung Lidah

    Malam itu, ruang tamu rumah sederhana Pak Slamet diselimuti temaram lampu minyak. Angin dari jendela bambu berdesir pelan, menyelipkan aroma tanah basah sisa hujan sore. Di kursi kayu tua yang sudah mulai keropos di beberapa sisinya, ia duduk termenung. Tangannya meraba-raba lipatan sarung, seolah mencari pegangan untuk keraguan yang tak juga menemukan ujung.Sejak sore, pikirannya penuh dengan satu perkara: siapa yang harus ia undang pada acara tasyakuran empat bulan kehamilan Sekar, menantunya. Acara itu sederhana saja—sekadar doa bersama, kenduri kecil, dan harapan yang dilangitkan untuk keselamatan ibu dan calon cucu. Namun bagi Pak Slamet, acara itu bukan sekadar doa; melainkan pernyataan kepada dunia kecilnya bahwa keluarganya tengah menunggu titipan suci dari langit.Ia melirik ke arah istrinya yang

  • Menantu On Air : Siaran Rahasia dari rumah mertua    Rahasia yang Mengetuk Pintu Kembali

    Hari-hari Sekar terasa semakin indah. Wajahnya kian berseri, tubuhnya yang mungil menyimpan rahasia kehidupan baru yang tumbuh di dalam rahimnya. Kehamilannya sudah memasuki bulan keempat, dan setiap pagi ia merasa lebih bersemangat. Arya selalu setia mendampinginya, kadang terlalu protektif, tapi itu justru membuat Sekar tersenyum bahagia.“Sayang, jangan terlalu capek, ya. Aku yang angkat galon. Kamu cukup duduk manis,” kata Arya suatu pagi sambil bercanda, membuat Sekar terkekeh.Di ruang tengah, Bu Sri tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Sebagai seorang ibu dan calon nenek, ia merasa kebahagiaan itu perlu dirayakan.“Saya ingin buat tasyakuran kecil, Sekar. Biar ada doa bersama, tanda syukur atas kehamilanmu,” ucap Bu Sri sambil merapikan kerudungnya.Pak Slamet, ayah mertua Sekar, mengangguk setuju. “Ya, kita undang tetangga dekat saja. Sederhana, tapi penuh doa.”Sekar menyambut ide itu dengan hati hangat. “Terima kasih, Bu. Aku senang sekali.”Namun, di balik kegembiraan it

  • Menantu On Air : Siaran Rahasia dari rumah mertua    Serial siaran

    Pagi itu, loteng rumah mertua diselimuti cahaya hangat matahari yang menembus jendela kecil. Sekar duduk di kursi kayu, menatap mikrofon, dan tersenyum tipis. Hatinya masih hangat dari siaran kemarin, dari keberanian Rina membagikan ketakutannya.“Tadi aku berbicara tentang keberanian menghadapi ketakutan,” bisik Sekar ke mikrofon. “Hari ini, kita akan membahas tentang keberanian dalam mencintai… bahkan saat kita tidak tahu harus berbuat apa.”Dering telepon studio memecah keheningan. Sekar menekan tombol terima, dan terdengar suara laki-laki muda, canggung namun penuh rasa ingin berbagi.“Halo… ini… ini saya, Bu Sekar. Nama saya Dito. Saya ayah baru… dan saya bingung. Anak saya baru tiga tahun, tapi saya… saya merasa sering salah. Saya tidak tahu cara mend

  • Menantu On Air : Siaran Rahasia dari rumah mertua    Mentari Baru di Loteng

    Sekar membuka mata di pagi yang hangat. Sinar matahari menyelinap melalui tirai tipis kamar yang selama ini selalu terasa asing baginya, tapi kini terasa begitu ramah. Tubuhnya yang mulai membesar sedikit demi sedikit mengingatkannya bahwa ada kehidupan lain yang bergantung pada dirinya, kehidupan yang membuat hatinya berdebar sekaligus penuh syukur.Di dapur, terdengar suara piring bersentuh lembut. Bu Sri, mertuanya, sedang menyiapkan sarapan, wajahnya menampilkan ketenangan yang dulu jarang Sekar lihat. “Sekar, Sarapan sudah siap,” suaranya lembut, tanpa nada dingin seperti dulu.Sekar tersenyum, hatinya hangat. “Terima kasih, Bu. Aku… aku akan turun sebentar lagi.”Arya muncul di ambang pintu, rambutnya masih basah, tapi matanya berbinar. “Pagi, Sayang. Tidurmu nyenyak?” tan

  • Menantu On Air : Siaran Rahasia dari rumah mertua    Menyulam Kasih dalam Diam

    Ia tersenyum tipis, air mata masih menetes. “Sekar telah mengajariku sesuatu yang berharga: kadang kita terlalu sibuk menjaga kehormatan atau tradisi, sampai lupa menjaga hati orang-orang yang kita cintai. Dan aku sadar… kasih sayang tak pernah salah, kelembutan tak pernah merusak, dan penyesalan yang disertai usaha untuk memperbaiki selalu membawa damai.”Dalam hening malam itu, Bu Sri menulis nasihat di buku hariannya, sebagai pengingat dan warisan untuk generasi mendatang:“Untuk setiap ibu mertua, ingatlah bahwa menantu adalah bagian dari keluarga yang harus dicintai, bukan diuji atau ditakuti. Untuk setiap anak menantu, pahamilah bahwa ketegasan orang tua atau mertua bukan selalu kebencian, tapi terkadang kekhawatiran yang tersamar. Bersabar

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status