Walaupun Cahdani baru berusia tiga puluhan tahun, tetapi sejak kematian Sirilus, dia sudah menjadi pemimpin Keluarga Halim, beraliansi dengan Vita untuk melawan Wilgo. Walaupun fondasinya belum cukup kuat, tetapi dengan status dan kedudukannya, seharusnya dia adalah orang yang kedudukannya sudah bisa setara dengan kepala keluarga kaya.Sementara itu, Ardika adalah orang yang bisa menundukkan orang seperti Cahdani.Dinda berinisiatif datang untuk melawan Ardika, apa lagi kalau bukan cari mati?"Hehe ...."Dinda mencibir dengan dingin dan acuh tak acuh.Dia sama sekali tidak memercayai ucapan Gijran.Terlepas dari seberapa besar latar belakang Ardika dan ada rahasia apa di balik pria itu, hari ini dia adalah seorang anggota instansi pemerintahan, sedangkan Ardika adalah penduduk biasa. Jadi, tidak ada seorang pun yang bisa menghalanginya menjalankan tugasnya."Gijran, cepat minggir sana! Kalau nggak, kamu juga akan kutangkap!"Dinda melangkah maju, melontarkan kata-kata itu dengan tidak
"Dinda, siapa yang mengizinkanmu menangkap orang sembarangan?!"Tepat pada saat Dinda akan melakukan penangkapan, Gijran menendang pintu bangsal hingga terbuka, berjalan memasuki ruangan dengan napas terengah-engah.Dia sangat ingin melakukan yang terbaik untuk menebus kesalahannya. Jadi, begitu menerima panggilan telepon dari Ardika, dia bergegas datang kemari."Gijran?"Dinda mengangkat alisnya dengan agak terkejut.Tentu saja dia mengenal keponakan Jace ini. Selain itu, dia juga sering berinteraksi dengan pria tersebut. Bagaimanapun juga, ada banyak tempat yang sering dikunjungi oleh sesama kalangan kelas atas."Kak Ardika."Setelah menyapa Ardika, Gijran segera menghampiri Dinda, lalu berkata dengan dingin, "Dinda, kamu membawa orang-orangmu untuk melakukan penangkapan seperti ini, apakah atasanmu mengetahuinya?""Kukira siapa yang sehebat itu, ternyata keponakan Pak Jace, Tuan Muda Gijran, ya."Dinda mencibir dan berkata, "Tuan Muda Gijran, walau kamu adalah seorang tokoh penting,
Ya, benar. Ardika hanyalah anak yang telah diusir oleh Keluarga Mahasura. Biarpun dia punya sedikit uang, tetapi tidak semua masalah di dunia ini bisa diselesaikan dengan uang.Contohnya saja, apa mungkin keluarga-keluarga besar ini kekurangan uang?Kebanyakan dari mereka selalu mempertimbangkan untuk menjalin hubungan baik dengan keluarga yang selevel dengan mereka, mengusahakan untuk tidak mencari musuh. Biarpun ada perselisihan menyangkut keuntungan, mereka juga akan menyelesaikan masalah secara baik-baik.Intinya, mereka mengejar hal-hal yang berjangka panjang.Bagaimana mungkin mereka menyinggung keluarga besar seperti Keluarga Mahasura hanya demi seorang Ardika?Konyolnya adalah, Ardika benar-benar melakukan panggilan telepon untuk memanggil bala bantuan tepat di hadapan banyak orang.Kalau hanya berpura-pura, itu tidak masalah. Yah, itu artinya bocah ini hanya ingin berlagak hebat.Namun, kalau dia benar-benar melakukannya, itu artinya otaknya sudah bermasalah, sama sekali tidak
Seperti yang Dinda katakan, dia mengikuti prosedur legal. Ardika hanya bisa mengikutinya kembali ke kantor polisi dengan patuh dengan adanya kemungkinan akan ditembak dengan sengaja saat dalam perjalanan.Atau memilih untuk tidak bekerja sama dengan polisi, tetapi itu sama saja dengan mengganggu proses penegakkan hukum. Dia juga tetap bisa menggunakan cara paksa.Intinya, dalam situasi sekarang ini, terlepas dari apa pun pilihan yang diambil oleh Ardika, dia tetap akan mati, sama sekali tidak mampu melakukan perlawanan."Sudah kubilang, kalau kamu meragukan prosedur kerja kami, kamu bisa melaporkannya nanti, tapi sekarang jangan mengganggu kerja kami!"Dinda mantap Ardika sambil mencibir, menunjukkan ekspresi seolah-olah hari ini Ardika pasti akan jatuh ke tangannya.Melihat ekspresi arogan wanita itu, Ardika tidak bisa menahan diri dan menggelengkan kepalanya. "Dinda, sikap mengintimidasimu ini, bagi yang tahu akan menganggapmu sebagai wakil ketua kantor polisi.""Bagi yang nggak tahu
Menghadapi sorot mata mengejek semua orang, Ardika tersenyum tipis pada Keiko dan berkata, "Kalau aku bilang aku pernah menampar wajah Wirhan, bahkan bukan hanya sekali, apakah kamu akan memercayainya?""Kalau aku bilang aku pernah menampar Nyonya Keluarga Basuki Kota Gamiga, yaitu Nyonya Tisya, bahkan membuatnya berlutut memohon padaku untuk melepaskan putranya, apakah kamu akan memercayainya?""Kamu ...."Keiko membelalak kaget.Karena dua orang yang disebutkan oleh Ardika itu, yang satunya adalah salah satu dari empat tuan muda Kota Gamiga yang sudah seperti sosok dewa dalam hatinya, sedangkan yang satu lagi adalah Nyonya Keluarga Basuki Kota Gamiga. Walaupun pengaruh wanita ini tidak sebesar Wirhan, tetapi kedudukannya terpampang nyata di sana.Baginya, dua orang ini adalah tokoh hebat yang harus sangat dihormatinya."Eh, Ardika, kamu menipu siapa, hah? Kamu bilang kamu menampar mereka?! Kamu bahkan nggak berhak untuk menghirup udara yang sama dengan mereka!""Selain mempercepat ke
Menghadapi Keiko yang menyela tanpa izin itu, Dinda tidak bermaksud menyalahkan.Sebaliknya, dia hanya menyaksikan adegan tersebut dengan ekspresi main-main tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sangat jelas dia sengaja membiarkan Keiko berbicara seperti itu.Dinda menyukai situasi seperti ini.Bahkan seseorang yang bukan apa-apa seperti Keiko, juga bisa menginjak-injak Ardika di saat ada dukungannya.Jelas penghinaan yang akan dirasakan oleh Ardika makin kuat, juga makin bisa memuaskan keinginannya untuk membalas pria itu."Eh, Ardika, apa lagi yang kamu tunggu? Cepat berlutut di hadapan Nona Dinda!"Merasakan Dinda memang sengaja membiarkannya berbicara dan bertindak sesuai keinginannya, Keiko juga menjadi sangat percaya diri. Dia mulai menegur Ardika dengan arogan dan tajam.Baginya, biarpun Ardika punya sedikit uang, memangnya kenapa?Dinda adalah wakil ketua kantor polisi cabang Halfi, ditambah lagi dengan identitasnya sebagai Nona Keluarga Mahasura, bahkan tokoh-tokoh hebat seperti