Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1227 Tidak Ada Hubungannya Denganku

Share

Bab 1227 Tidak Ada Hubungannya Denganku

Penulis: Sarjana
Selesai berbicara, Ardika melambaikan tangannya pada Hugo.

Dengan sangat peka, Hugo segera memindahkan sebuah kursi dan mempersilakan Ardika untuk duduk.

"Dia nggak perlu datang secara pribadi, hanya membiarkanmu melihatnya saja, kamu pasti akan berlutut dengan patuh!"

Dengan menyunggingkan seulas senyum ganas, Yaori mengeluarkan ponselnya dan melakukan panggilan video.

"Ada apa?"

Tanpa butuh waktu lama, panggilan video sudah terhubung. Wajah seseorang muncul di layar ponsel.

Begitu melihat wajah itu, Ardika langsung tertawa. 'Ya ampun, sepertinya dunia ini sempit sekali, ya!' pikirnya.

"Pak Amir, aku benar-benar nggak berguna! Awalnya pembelian Hongkem sudah hampir berhasil, tapi digagalkan oleh seseorang. Sekarang, Perusahaan Investasi Yoritas bahkan sudah diserang dan di bawah kendalinya!"

Yaori segera beranjak berlutut di lantai, lalu mengarahkan kamera ke dirinya sendiri.

"Siapa yang memukulmu sampai seperti itu?!"

Orang yang berada di ujung panggilan telepon tidak lain adalah Ami
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dede Saputra
terlalu lama ngasih bonusnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1228 Apakah Sudah Cukup Berkesan

    "Karena Yaori bukan orang Pak Amir, maka aku akan mulai beraksi, juga nggak perlu khawatir menyinggung Pak Amir lagi ...."Ardika melontarkan beberapa patah kata itu sambil tersenyum tipis.Tiba-tiba saja, dia mengangkat kakinya dan menginjak targetnya dengan keras."Ahhh!"Yaori yang tergeletak di lantai mengeluarkan teriakan menyedihkan yang bisa membuat orang merinding. Saking kesakitannya, bulir-bulir keringat dingin sudah bercucuran di tubuhnya.Satu kakinya langsung dipatahkan oleh Ardika!Menyaksikan pemandangan menakutkan itu, baik Emina maupun anggota Perusahaan Investasi Yoritas langsung merinding ketakutan, wajah mereka semua tampak pucat pasi.Mereka menatap Ardika dengan tatapan terkejut sekaligus ketakutan.Sejak saat itulah, mereka mulai merasa ketakutan terhadap pemuda yang bisa mematahkan lengan dan kaki orang lain sambil bercanda itu.Amir yang berada di layar ponsel, walaupun tidak menunjukkan ekspresi apa pun saat menyaksikan adegan tersebut, tetapi sorot mata dingi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1229 Kamu Bahkan Tidak Layak Menjadi Anjing

    "Ardika, kamu nggak perlu membicarakan logika-logika yang nggak masuk akal itu padaku. Seorang pebisnis, hanya fokus berbisnis. Bagiku, hal yang paling penting adalah bisnis."Amir tertawa dingin dan berkata, "Hidup dan mati Hongkem nggak ada hubungannya denganku. Selama bisa menghasilkan uang, aku juga nggak keberatan berinvestasi pada mereka. Tapi, sangat disayangkan, ini hanyalah lelucon yang nggak ada artinya.""Seharusnya kamu urus saja urusanmu sendiri, kamu saja belum membersihkan namamu sendiri, bisa-bisanya kamu malah mengkhawatirkan hal-hal seperti ini, sungguh konyol!"Apa yang dimaksud oleh Amir, tentu saja adalah masalah Ardika yang terjebak dalam opini publik.Dengan makin memanasnya kasus Teodor, kritikan-kritikan yang tertuju pada Ardika juga makin memanas.Ardika tersenyum dan berkata, "Karena kamu berinisiatif menyebut hal ini, kalau begitu aku beri tahu kamu saja, opini publik sama sekali nggak akan memengaruhiku. Sebelumnya, Teodor nggak berhasil, kali ini Perusahaa

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1230 Rumor Buruk Baru Lagi

    "Tuan Ardika, terima kasih banyak karena sudah mempertimbangkan Hongkem dan membantuku menangani masalah.""Tapi, pikiranku sudah terbuka. Karena nggak bisa dihidupkan kembali, maka aku akan membiarkannya hancur di tanganku saja."Setelah keluar dari pintu Perusahaan Investasi Yoritas, Hadiman segera berterima kasih pada Ardika, lalu mengucapkan kata-kata itu.Ardika mengerutkan keningnya, lalu berkata, "Hadiman, kamu nggak perlu patah semangat seperti ini. Bukankah kamu sudah mengembangkan Hongkem dengan susah payah selama bertahun-tahun? Apa kamu rela membiarkannya hancur begitu saja?""Nggak rela pun, aku juga nggak berdaya untuk mengubah situasi."Sambil tersenyum getir, Hadiman berkata, "Walau Amir hanyalah makhluk yang mementingkan keuntungan tanpa memiliki batasan, ucapannya benar juga. Pihak yang mengikuti tren akan makmur, sebaliknya pihak yang nggak mengikuti tren akan binasa.""Pasang surut dunia bisnis telah berjalan selama bertahun-tahun, merek yang dihancurkan bukan hanya

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1231 Saat Itu Tiba Jangan Datang Memohon Padaku

    Setelah Ardika selesai berbicara, dia juga tidak peduli Jane menatapnya dengan tatapan curiga, dia langsung memanggil Hadiman memasuki ruangan."Halo, Bu Jane, aku adalah Hadiman, presdir Hongkem."Begitu memasuki ruangan, Hadiman menyapa Jane dengan sopan."Halo, Pak Hadiman."Melihat pria itu adalah seorang pebisnis generasi tua, Jane juga berjabat tangan dengan pria itu dengan sopan. Namun, dia segera memasang ekspresi serius."Pak Hadiman, pebisnis hanya membicarakan bisnis. Secara kasar, aku juga sudah mengetahui situasi Hongkem saat ini. Kalau Bapak datang untuk mencari investasi, aku benar-benar minta maaf."Siapa sangka, Jane langsung menolak begitu saja tanpa bertele-tele lagi.Dalam sekejap, ekspresi kecewa tampak jelas di wajah Hadiman. Dia tersenyum getir dan berkata, "Aku tahu, aku juga nggak menyalahkan Bu Jane. Lagi pula, siapa yang berani berinvestasi pada Hongkem yang sekarang ini?""Hadiman, kamu keluar dan beristirahat sejenak di luar."Ardika mengerutkan keningnya,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1232 Organisasi Redim

    "Tuan Ardika, apakah kamu benar-benar yakin penjualan bisa meroket?"Melihat Ardika berbicara dengan penuh keyakinan tanpa adanya tanda-tanda sedang bercanda, hati Hadiman mulai sedikit tergerak."Kalau kubilang penjualan Hongkem bisa meroket, tentu saja bisa."Ardika menepuk-nepuk pundak Hadiman dan berkata, "Pulanglah dan minta pabrik untuk mempersiapkan barang, aku pergi dulu."Melihat punggung Ardika yang kian menjauh, Hadiman memutuskan untuk bertaruh sekali!Lagi pula, Hongkem sudah berada di ambang kebangkrutan.Tidak lama lagi, Hongkem hanya akan tinggal nama, apa lagi yang perlu dia takutkan? Apa lagi yang tidak bisa dia pertaruhkan? Dia harus mengambil keputusan berani ini.Terlebih lagi, Ardika sudah memikirkan banyak cara demi menangani masalah dan mempertahankan Hongkem.Tidak hanya sudah menyinggung Amir, Ardika bahkan ditolak begitu saja oleh Jane.Dia tidak bisa mengecewakan orang yang telah berusaha keras demi perusahaan keluarganya itu."Gando, cepat hubungi pabrik un

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1233 Perjamuan Petinggi

    "Bu Luna, sini!"Seorang wanita cantik yang duduk di barisan depan bangkit dan melambaikan tangannya pada Luna.Sambil tersenyum, Luna melambaikan tangannya, lalu berjalan ke arah sana bersama Ardika.Beberapa orang pria dan wanita yang duduk di sana masih terbilang muda.Berpenampilan bagus, dilengkapi dengan ekspresi yang natural dan percaya diri. Hanya dengan sekali pandang saja, sudah kelihatan mereka adalah orang-orang yang berasal dari kalangan atas."Sayang, beberapa orang itu adalah petinggi Organisasi Redim dan Klub Mobil Balap. Identitas dan latar belakang mereka nggak biasa. Kamu juga harus mencoba untuk menjalin hubungan pertemanan dengan mereka. Lebih banyak teman, lebih baik."Tepat pada saat ini, Luna berbisik pada Ardika.Sangat jelas bahwa Luna sudah melakukan persiapan sebelum datang. Dia sudah mencari tahu data diri orang-orang yang berpartisipasi dalam perjamuan malam ini.Ardika tahu Luna bermaksud untuk membantunya memperluas relasi. Sambil tersenyum, dia mengangg

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1234 Pengurus Cabang Provinsi Denpapan

    "Zendaya benar. Bukan lingkungan sendiri, maka jangan memaksakan diri untuk berinteraksi dengan orang-orang lingkungan tersebut ...."Beberapa orang pria dan wanita juga ikut menimpali.Mereka tidak marah, melainkan sambil tertawa dan bercanda menjatuhkan Ardika, seolah-olah Ardika tidak ada harganya. Mereka sengaja membuat situasi Ardika menjadi sangat sulit."Sayang, maaf."Luna menoleh, berbisik pada Ardika.Dia tidak menyangka Jelita dan yang lainnya begitu arogan, bahkan sama sekali tidak mempertimbangkan dirinya.Dia sendiri sudah merasa menyesal menghadiri perjamuan ini. Namun, kalau sekarang dia langsung berbalik dan pergi begitu saja, tentu saja kurang baik.Ardika tersenyum dan berkata, "Nggak apa-apa, untuk apa marah karena beberapa patah nggak penting yang diucapkan oleh orang nggak penting? Kamu lanjutkan saja pertemuanmu, aku akan menunggumu."Dia sudah memastikan perjamuan malam ini tidak sesederhana kelihatannya, jadi Ardika tentu saja tidak bisa meninggalkan Luna dan p

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1235 Kamu Tanyakan Padanya Berani Datang Atau Tidak

    Saat diselimuti oleh sedikit kekecewaan, keinginan untuk menundukkan wanita cantik di hadapannya itu tiba-tiba saja muncul dalam hati Oscar.Dia malah tidak tertarik dengan wanita yang terlalu mudah didapat."Siapa ini?"Pada akhirnya, sorot mata Oscar tertuju pada Ardika.Jauh di dalam matanya, sorot matanya tampak dingin.Saat dia baru berjalan kemari, dia sudah menyadari Luna berdiri sangat dekat dengan bocah itu. Terlebih lagi, mereka berdua tampak sangat akrab.Khawatir orang-orang lainnya akan mengucapkan kata-kata yang menjatuhkan Ardika lagi, Luna langsung berkata, "Pak Oscar, ini adalah suamiku, presdir Grup Bintang Darma. Selain itu, dia juga menjabat di Perusahaan Investasi Gilra.""Oh."Tanggapan Oscar sangat datar, dia bahkan tidak bermaksud untuk berjabat tangan dengan Ardika."Aku dengar-dengar kamu sangat populer di internet. Sepertinya kamu sudah menyinggung Pak Amir dari Perusahaan Investasi Mahasura?""Aku sangat akrab dengan Pak Amir, hubungan kami cukup baik.""Nan

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2338 Niat Membunuh

    Ardika tidak menyadari keberadaan para nona dan tuan muda yang datang untuk menyaksikan pertunjukan itu.Biarpun dia menyadari keberadaan mereka, dia juga tidak akan memedulikan serangga-serangga yang hanya bisa bersembunyi dalam kegelapan itu.Dengan langkah mantap, dia berjalan memasuki pintu utama Hainiken yang terbuka lebar itu. Seorang pelayan yang membawa sebuah nampan berjalan menghampirinya."Tuan, untuk sementara waktu ini Hainiken berhenti beroperasi. Tuan datang kemari ada keperluan apa, ya?""Aku datang mencari Timnu."Ardika melirik pelayan yang rambutnya diikat satu dan kulitnya putih mulus itu sekilas, lalu mengambil segelas minuman yang telah dilengkapi dengan sedotan kertas di nampan pelayan tersebut."Ternyata Tuan Ardika, ya."Pelayan itu membungkukkan badannya, lalu mengulurkan lengan panjangnya dan berkata, "Pak Timnu berada di lantai tiga bawah tanah. Silakan lewat sini, aku akan membawa Tuan ke bawah."Ardika mengangguk, lalu berjalan menuju ke arah lift dengan l

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2337 Banyak Jebakan

    Saat Ardika sampai di gerbang kompleks vila Gunung Halfi, Levin sudah menunggu di sana."Kak Ardika, maaf aku nggak melakukan tugasku dengan baik, orang yang kukirim nggak melindungi Futari dengan baik."Begitu melihat Ardika, Levin segera meminta maaf."Siapa sangka Lisman keluar dari Hainiken. Dia membawa anak buahnya secara pribadi untuk menangkap Futari. Orang-orang yang kukirim untuk melindungi Futari bukan tandingannya.""Berdasarkan informasi dari orang-orangku, beberapa orang yang mengikuti Lisman itu juga ahli bela diri yang memiliki kemampuan hampir setara dengan Lisman. Mereka bahkan mengenal salah seorang di antara orang-orang itu, orang tersebut juga masuk dalam daftar buron internasional."Ardika sedikit mengerutkan keningnya. "Sesuai dugaanku, Hainiken nggak sesederhana kelihatannya. Mereka bahkan menampung cukup banyak pelaku kriminal besar.""Kak Ardika, itulah sebabnya kamu harus berhati-hati!"Levin berkata dengan cemas, "Timnu jelas-jelas bisa langsung mengirim oran

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2336 Terjadi Sesuatu pada Futari

    "Pergi sana!"Seiring dengan terdengarnya teriakan penuh amarah Rosa, sebuah bantal menghantam pintu kamar yang tertutup dengan keras.Ardika hanya tersenyum. Kemudian, dia berbalik dan kembali ke kamar utama miliknya.Dia membiarkan Rosa tidur di sebuah kamar tamu yang terletak di paling pojok.Biarpun hanya tempat tinggal sementara, kamar utama juga harus menjadi miliknya dan Luna saja."Tok ... tok ... tok ...."Pagi-pagi keesokan harinya, Ardika masih tidur, tetapi pintu kamarnya sudah digedor orang."Siapa? Apa ini panggilan bangun pagi atau semacamnya?"Ardika mengira Rosa yang berulah. Dia membuka pintu kamarnya dengan kesal."Guru, Nona Rosa masih sedang tidur."Ternyata orang yang berdiri di depan pintu adalah Windono. Rambut pria yang satu ini tampak berantakan, matanya juga memerah, sehingga membuatnya makin terlihat seperti pria mesum.Ardika mengerutkan keningnya dan berkata, "Ada apa?""Guru, ada staf manajemen vila yang datang, katanya bibimu ribut-ribut di depan gerbang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2335 Bagaimana Kalau Kita Mengubah Akting Menjadi Kenyataan

    "Cih! Dasar sialan!"Melihat Ardika seakan-akan hendak melepaskan pakaian, Rosa langsung meraih bantal, lalu melemparkannya ke arah Ardika sambil berteriak dengan keras, "Kalau begitu, untuk apa kamu jauh-jauh menculikku kemari?!"Tidak tahu mengapa, dalam lubuk hatinya dia benar-benar merasa agak kecewa.Harus diakui, tadi saat Ardika membawanya pergi secara paksa tepat di hadapan Wilgo, dia benar-benar sudah panik."Jangan bilang kamu benar-benar merasa aku ingin melakukan sesuatu terhadapmu?"Ardika langsung menyingkirkan bantal yang terbang ke arahnya itu dengan pukulan santai, lalu bersandar di pintu, menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan menatap wanita itu dengan tatapan mempermainkan. "Aku hanya ingin membuat ayahmu kesal saja. Ya, kalau bisa membuatnya mati kesal. Dengan begitu, dendamku karena sebelumnya dia ingin membunuhku sudah terbalaskan.""Kamu ... dasar sialan!"Rosa kembali mengumpat dengan kesal. Kemudian, dia tertawa dingin dan berkata, "Lupakan saja pemikir

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2334 Menampar Wilgo

    "Ardika, apa yang ingin kamu lakukan?"Wilgo berbicara dengan nada bicara acuh tak acuh.Bagaimanapun juga, dia sudah berpengalaman. Saat ini, dia masih bisa tetap tenang.Ardika tersenyum dan berkata, "Pak Wilgo, jelas-jelas kamu sudah tahu, kenapa kamu masih sengaja bertanya? Tadi kamu ingin membunuhku, bukan?""Ardika, jangan sembarangan!"Ekspresi Rosa langsung berubah drastis. Dia buru-buru berkata, "Ayahku hanya meminta mereka untuk memberimu pelajaran, nggak berniat untuk membunuhmu."Dia tahu Ardika adalah tipe orang yang tidak takut pada apa pun.Mungkin saja kalau bocah ini sudah diliputi niat membunuh yang kuat, bocah ini benar-benar berani menghabisi ayahnya.Ardika tersenyum pada Rosa dan berkata, "Rosa, tenang saja. Sudah kubilang, dengan mempertimbangkanmu, aku akan membiarkannya tetap hidup. Aku nggak akan menghabisinya.""Biarpun tadi dia ingin membunuhku, tapi dengan mempertimbangkan dia adalah ayah mertuaku, aku akan memaafkannya."Wajah cantik Rosa langsung memerah,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2333 Hanya Begini

    Walaupun tahu Ardika sangat kuat, bagaimanapun juga hanya dengan memberikan arahan beberapa patah kata saja, Ardika sudah bisa membantu Werdi mengalahkan Sofian. Ini sudah menunjukkan dengan sangat jelas kemampuan yang dimiliki oleh Ardika.Akan tetapi, Zilvana tidak menyangka Ardika bisa mengalahkan beberapa orang adik seperguruannya itu dengan mudah.Hanya saja, Zilvana tidak sempat berpikir banyak lagi.Karena dia melihat setelah Ardika mengalahkan beberapa orang adik seperguruannya, pria itu langsung berbalik dan berjalan ke arahnya."Cari mati!"Zilvana langsung marah besar. Begitu dia mengulurkan kedua lengannya, dua buah tongkat besi yang masih terus berputar muncul di celah-celah jarinya.Tanpa ragu, tongkat besi itu langsung terbang menembus udara menuju ke arah wajah Ardika. Kemudian, sosok bayangan Zilvana yang menawan juga ikut melesat keluar.Namun, saat ini sama sekali tidak kelihatan pesona dan kelembutan seorang wanita pada diri Zilvana.Yang ada hanyalah niat membunuh

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2332 Satu Lawan Sepuluh

    Ardika menyunggingkan seulas senyum tipis dan berkata, "Jadi, bukankah ini sama saja dengan membuktikan semua yang kukatakan tadi benar?""Tuan Ardika masih muda."Zilvana tersenyum mengejek dan berkata, "Di dunia orang dewasa, hanya ada keuntungan, nggak ada benar dan salah.""Siapa yang lebih kuat, orang itulah yang benar.""Terlepas dari sebanyak apa pun logika yang kamu bicarakan, melakukan segala sesuatu sesuai aturan bagaikan orang suci, juga nggak ada artinya di hadapan kekuatan absolut.""Kekuatan absolut, ya?"Ardika tertawa, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Kalian bukan tandinganku."Zilvana juga tertawa."Eh, bocah, apa kamu benar-benar berpikir hanya karena Werdi bisa mengalahkan Sofian dengan mendengar beberapa patah kata instruksi darimu, kamu sudah nggak terkalahkan?""Walau Sofian disebut sebagai orang kepercayaan Pak Wilgo, Pak Wilgo hanya sengaja meninggikannya dengan mempertimbangkan gurunya dan kakaknya!""Hal yang kamu nggak ketahui adalah, nggak ada satu pun di

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2331 Memberinya Pelajaran

    "Ardika, dengan mempertimbangkan tadi malam aku kalah taruhan itu darimu, aku dan ayahku akan menganggap nggak mendengar hal itu. Juga, anggap saja ini sebagai balas budimu.""Tapi, sebagai seorang anak, aku nggak bisa memaafkanmu karena sudah berbicara nggak sopan pada ayahku.""Jadi, aku nggak ingin melihatmu sekarang.""Selagi aku belum berubah pikiran dan menyerangmu, cepat pergi dari sini!""Jangan membiarkanku melihatmu di Sekolah Bela Diri Sopran! Kalau nggak, jangan salahkan aku nggak berbelas kasihan!"Rosa mengulurkan lengannya dan menunjuk ke arah pintu, raut wajahnya tampak sangat dingin.Ardika melirik Rosa dengan sorot mata dalam, dia tidak menyangka wanita itu akan melindunginya seperti ini.Walaupun wanita itu kelihatan seperti sedang marah dan mengusirnya, tetapi sesungguhnya wanita itu menyuruhnya untuk pergi dengan cara seperti ini sebelum Wilgo menyerangnya.Dalam sekejap, kesan buruk yang diberikan oleh wanita itu padanya di pertemuan mereka, langsung menghilang ta

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2330 Aku Adalah Ketua Cabang

    "Berhenti!""Apa Pak Wilgo sudah mengizinkanmu pergi?"Melihat amarah Wilgo sudah meledak, beberapa orang murid Organisasi Snakei itu segera maju dan menghalangi jalan Ardika.Ardika hanya tertawa pelan, dia bahkan tidak melirik murid-murid itu sama sekali.Dia langsung berbalik menatap Wilgo dan berkata dengan acuh tak acuh, "Pak Wilgo, sepertinya kamu ini adalah orang yang telah diberi kesempatan, tapi malah nggak menghargainya."Wilgo mendengus dingin dengan acuh tak acuh. "Memangnya kamu siapa? Memberiku kesempatan?""Hei, becermin dulu kamu, lihat siapa dirimu! Memangnya kamu adalah ketua Organisasi Snakei cabang Gotawa, atau Kodam Provinsi Denpapan?""Bahkan Jace, Wali Kota Ibu Kota Provinsi saja nggak berhak untuk berbicara seperti ini. Memangnya kamu berhak?""Memberi Pak Wilgo kesempatan? Memangnya kamu pantas?"Satu per satu dari beberapa orang murid Organisasi Snakei itu juga ikut buka suara. Bagi mereka, Ardika adalah orang bodoh yang tidak tahu diri.Ardika tertawa dan ber

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status