Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1422 Tujuan Sebenarnya

Share

Bab 1422 Tujuan Sebenarnya

Penulis: Sarjana
Ardika menatap Ardius sambil tersenyum tipis. Akhirnya, dia mengungkapkan tujuannya yang sebenarnya.

Dia hanya tertarik pada Wirhan.

Karena cepat atau lambat dia akan berhadapan dengan Wirhan, jadi sebaiknya dia meminta Ardius untuk memanggil kakak sepupunya itu ke sini sekarang.

Ardius berkata dengan dingin, "Ardika, sebaiknya kamu hanya sedang bercanda."

"Eh? Aku serius."

Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Jujur saja, kalau aku benar-benar mematahkan lengan dan kaki tiga ratus orang termasuk kamu, hari ini departemen ortopedi semua rumah sakit Kota Banyuli pasti akan penuh dengan pasien."

"Aku adalah tipe orang yang nggak suka menonjolkan diri. Aku nggak ingin membesar-besarkan masalah, aku juga nggak ingin terlihat brutal dan kejam."

"Kalau kamu memanggil kakak sepupumu itu ke sini, situasinya berbeda. Aku hanya perlu mematahkan kakinya saja. Hanya dia seorang."

"Ardius, aku berbicara panjang lebar seperti ini juga demi kebaikanmu sendiri."

"Kalau biaya pengobatan satu orang diba
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Moentaha
saya hapus dari list bacaan.. terlalu terbelit belit
goodnovel comment avatar
Kadek Setiawan
taek..... banyak mulut lu
goodnovel comment avatar
Kadek Setiawan
anjiiing crita belat belit... su asuiiii
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3340 Menantu Benalu Berbalik Melawan Majikan

    "Lepaskan aku, aku nggak ingin bicara denganmu sekarang."Luna mengucapkan kata-kata itu dengan nada bicara dingin.Ardika tetap berkata dengan tidak tahu malu, "Aku nggak mau, aku mau terus memelukku seperti ini sampai tua ....""Dasar sialan! Berani-beraninya kamu menendangku! Akan kuhajar kamu sampai mati!"Sebelum Ardika bisa menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba saja suara teriakan marah yang memekakkan telinga menggema di dalam taman bunga yang tenang itu.Desi yang sebelumnya ditendang oleh Ardika hingga terbang ke sofa, saat ini menerjang kemari dengan rambut acak-acakan sambil membawa sapu.Ardika melepaskan Luna dengan tidak berdaya, lalu membawa istrinya itu untuk bersembunyi.Melihat ibunya yang memasang ekspresi ganas itu, begitu pandangan Luna tertuju pada jejak tendangan di perut ibunya, dia langsung melemparkan sorot mata penuh amarah pada Ardika dan berkata, "Kamu menendang ibuku?"Ardika berkata dengan ekspresi tenang, "Dia sudah seperti menggila, memukuli ayahmu, lalu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3339 Hubungan Bermasalah

    Hanya saja, memikirkan di saat dirinya paling tidak berdaya, Ardika malah tidak bisa membantunya, juga mengenai kejadian Jesika sebelumnya ....Luna merasakan hatinya seperti teriris-iris oleh pisau.Angin dingin bertiup, langit tiba-tiba berubah menjadi gelap. Gemerisik dedaunan membuat perasaan kesepian yang sulit dideskripsikan dengan kata-kata menyelimuti hati Luna. Dia pun tidak bisa menahan diri dan menggigil.Tepat pada saat ini, dia merasakan ada pakaian hangat yang membungkus tubuhnya.Aroma familier di pakaian itu membuat Luna langsung tahu siapa orang yang datang itu tanpa perlu melihat.Benar saja, tidak tahu sejak kapan Ardika sudah berada di sisinya, menatapnya dengan sorot mata lembut."Sudah hampir turun hujan, cepat masuk ke dalam, jangan sampai kehujanan, mudah jatuh sakit."Saat berbicara dengan lembut, Ardika menyampirkan pakaian itu ke tubuh Luna, lalu hendak menggandeng istrinya masuk ke dalam.Luna mengatupkan bibirnya dengan rapat. Tiba-tiba saja, dia menepis ta

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3338 Menendang Ibu Mertua

    "Plak!"Melihat Ardika sudah kabur, Desi langsung melayangkan sebuah tamparan ke wajah Jacky tanpa ragu. "Dasar nggak berguna! Selalu saja memihak orang luar!"Jacky menutupi wajahnya dengan tidak berdaya, tidak bersuara lagi."Apa lihat-lihat? Cepat berlutut dan lap lantainya!"Desi kembali melampiaskan amarahnya pada Asnah. Dengan ekspresi sangat muram, dia berkata, "Siapa yang mengizinkanmu mengobrol dengan orang saat sedang bekerja? Apa aku ada menyuruhmu berdiri sambil mengepel lantai?""Jadi pelayan itu harus sadar diri, tahu posisi sendiri. Apa kamu nggak tahu siapa yang memberimu gaji?""Karena kamu sudah diberi gaji, maka kamu harus bekerja dengan baik! Kalau kamu nggak mau kerja lagi, cepat pergi sana! Orang yang bisa mengerjakan pekerjaan rumah sepertimu sangat banyak di luar sana!"Desi bersikap sangat arogan.Dia sudah memutuskan akan membuat Luna dan Ardika bercerai. Namun, sebelum itu terjadi, dia harus membuat Ardika mengalihkan kepemilikan vila nomor satu Gunung Halfi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3337 Mengalihkan Kepemilikan Vila Nomor Satu Gunung Halfi

    "Karena kamu memukul orang, Luna telah dicopot dari jabatannya sebagai presdir perusahaan, aku dan Handoko juga dipukuli dengan memakai tongkat! Kamu telah mencelakai kami sekeluarga!""Kamu nggak melakukan apa-apa, sekarang kamu malah dengan nggak tahu malunya pulang untuk atur-atur lagi? Kamu benar-benar menganggap dirimu sebagai penguasa di rumah ini?""Dengar baik-baik, di rumah ini, kedudukanmu bahkan lebih rendah dibandingkan seekor anjing! Kamu nggak berhak untuk memutuskan apa pun!"Ardika menatap Desi menggila dengan sorot mata dingin. Dia melangkah mundur satu langkah, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Aku nggak bermaksud untuk mewakili siapa pun memutuskan, tapi Bibi Asnah hanyalah seorang asisten rumah tangga di rumah ini, bukan budak yang kamu beli.""Terkadang, sebelum bertindak, bisakah kamu berpikir dulu dari sudut pandang orang lain? Kalau ada yang memaksamu untuk berlutut sambil mengelap lantai, bagaimana perasaanmu?""Tuan Ardika, aku baik-baik saja." Asnah menatap

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3336 Mengelap Lantai Sambil Berlutut

    Selama ini Grup Hatari berada dalam kendali Luna, Keluarga Bangsawan Basagita SurabaSelain pengkhianatan para petinggi perusahaan, untuk sesaat Ardika tidak bisa memikirkan bagaimana caranya Lesti bisa mencopot Luna dari jabatannya sebagai presdir perusahaan dalam kurun waktu sesingkat itu."Nggak, para petinggi perusahaan sangat setia pada Bu Luna."Vania menceritakan apa yang telah terjadi. "Hanya saja, Lesti membesar-besarkan kejadian kamu memukuli dan melukai Citra, ingin mencopot Bu Luna dari jabatannya dan mengangkat Citra sebagai presdir baru.""Dia memanggil semua petinggi perusahaan ke rumah sakit, nggak ada satu pun di antara petinggi perusahaan itu yang setuju.""Tapi, seorang anak buahnya yang bernama Nevah sangat menakutkan. Wanita itu sangat ahli dalam bela diri dan sangat kejam. Siapa pun di antara petinggi perusahaan yang nggak setuju, dia akan langsung mematahkan lengan dan kaki orang itu.""Bu Luna nggak ingin melihat para petinggi perusahaan menderita. Pada akhirnya

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3335 Mengambil Hati Orang

    "Pak Gabriel, 'kan?"Ardika melirik Gabriel sekilas. Kalau bocah ini tidak berinisiatif menghampirinya, dia hampir lupa ada orang ini di sini.Apa boleh buat, kali ini datang terlalu banyak orang, satu kelompok demi satu kelompok."Panggil aku Gabriel saja, panggil aku Gabriel saja!"Gabriel berbicara sambil tersenyum. Namun, dengan wajahnya yang sedang babak belur saat ini, membuatnya terkesan agak konyol.Ditambah lagi, dia juga sudah berusia empat puluhan tahun. Hal ini membuat para murid cabang Provinsi Denpapan yang mendengar ucapannya ini, langsung melemparkan sorot mata meremehkan ke arahnya."Nggak perlu gugup."Ardika menepuk-nepuk pundaknya dan berkata dengan tegak, "Pak Gabriel, mulai sekarang tolong bantu jaga keamanan Klinik Torem. Ya, paling nggak, jangan sampai kejadian hari ini terulang lagi."Ardika sendiri sama sekali tidak memandang rendah Gabriel.Bagaimanapun juga, orang biasa juga punya cara bertahan hidup sendiri.Selama orang yang bersangkutan tidak berniat jaha

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status