Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1459 Dua Triliun Milvem

Share

Bab 1459 Dua Triliun Milvem

Penulis: Sarjana
Ardika benar-benar sudah gila.

Berani-beraninya dia menaikkan penawaran Perusahaan Investasi Namsan secara terang-terangan seperti itu.

Awalnya Perusahaan Investasi Namsan sudah bisa mendapatkan saham Hongkem dengan penawaran 1,62 triliun.

Namun, di bawah penawaran Ardika, sekarang mereka harus mengeluarkan uang lebih banyak sebesar 380 miliar!

"Ardika, apa kamu benar-benar yakin ingin melawanku sampai mati?!"

Weigus langsung bangkit sambil menggebrak meja. Saking kesalnya, wajah bundarnya sampai bergetar kencang.

Dia memelototi Ardika dengan marah, seakan-akan ingin mencabik-cabik Ardika saat itu juga!

Selama berkecimpung di dunia investasi bertahun-tahun, tidak pernah ada orang yang berani mempermalukannya seperti ini.

Namun hari ini, di acara lelang yang telah dikendalikan olehnya sebelumnya, malah muncul seorang pengganggu seperti Ardika.

Orang tidak penting seperti Ardika menggunakan cara seperti ini untuk memprovokasinya lagi dan lagi?

Saat ini, Weigus benar-benar ingin mencekik
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2784 Mencari Jeniva

    "Kalau kamu nggak memberiku sebuah penjelasan, masalah ini nggak akan berlalu begitu saja!""Kenapa? Berpura-pura bodoh di hadapanku?" Pemuda berambut panjang itu tersenyum kejam, lalu berkata, "Berani berbuat nggak berani bertanggung jawab, ya?""Siapa orangnya?! Tunjuk orangnya!"Dia menoleh, melirik wanita yang tengah menutupi wajahnya itu.Wanita itu langsung melangkah maju satu langkah, lalu menunjuk Gustar yang berada di kerumunan orang-orang dengan penuh amarah dan berkata, "Kak Natra, dia yang barusan menggodaku, bahkan menamparku sebanyak dua kali!"Pandangan semua orang di tempat itu langsung tertuju pada Gustar, ekspresi aneh terlihat di wajah mereka.Gagal menggoda wanita, langsung menampar wanita itu sebanyak dua kali.Orang ini benar-benar tidak bermoral.Ekspresi Irvy dan Jefandro langsung berubah menjadi agak muram, merasa malu.Namun, bagaimanapun juga pria itu adalah kakak dan kakak ipar mereka sendiri, jadi mereka hanya bisa memelototi Gustar."Omong kosong! Jelas-je

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2783 Pemuda Berambut Panjang

    "Berani-beraninya membuat masalah di hadapanku! Cari mati, hah?!"Jikri mengamati sekeliling dengan sorot mata yang ganas sekaligus tajam. Amarahnya sudah mencapai titik puncaknya. "Siapa?! Cepat keluar dan berlutut di hadapanku sekarang juga!""Jangan sampai ketahuan olehku! Kalau nggak, kamu bahkan nggak akan tahu bagaimana kamu bisa mati!"Suara teriakan penuh amarah Jikri menggema di seluruh ruangan tersebut."Bajingan mana, hah?! Cepat keluar!""Berani-beraninya membuat keributan di wilayah kekuasaanku! Cari mati, hah?!"Jefandro dan Irvy juga ikut mencari pelaku dengan diliputi kekesalan.Terutama Jefandro, emosi yang bergejolak dalam hatinya itu sudah tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata lagi.Hari ini dia yang mengeluarkan uang untuk menyewa aula besar ini. Dia merasa seharusnya dia yang menjadi majikan di sini. Namun sekarang tiba-tiba malah ada botol minuman keras yang tidak tahu terbang dari mana mengguyurnya seperti ini. Dia benar-benar malu setengah mati!"Hehe, Jefa

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2782 Ajal Sudah Tiba

    "Kak Ardika?"Futari tertegun sejenak. Saat dia mendongak, dia baru mendapati orang tersebut adalah Ardika."Minum apanya? Aku nggak perlu seorang gadis muda sepertimu mewakiliku minum untuk menyelesaikan masalah," kata Ardika dengan acuh tak acuh. Usai berbicara, dia langsung melemparkan sebotol bir dalam genggamannya itu dengan sembarangan.Dengan iringan bunyi "prang", botol anggur itu langsung hancur berkeping-keping. Cairan di dalam botol bir tersebut langsung muncrat ke celana Jikri, membuat raut wajah pria itu berubah menjadi sangat dingin.Melihat sorot mata dingin Jikri, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Sudah kubilang, minuman keras yang nggak ingin kuminum, siapa pun yang datang aku juga nggak akan minum.""Jikri, 'kan? Aku ingatkan kamu sekali lagi. Jangan hanya karena mendengar kata-kata hasutan dari beberapa orang bodoh, kamu malah memojokkan orang yang nggak kamu kenal seperti ini.""Karena tindakanmu ini kemungkinan besar akan mencelakai dirimu sendiri, bahkan mence

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2781 Futari Mewakili Minum

    "Hehe ...."Jikri juga tertegun sejenak. Kemudian, dia terkekeh pelan, sorot mata dinginnya itu juga berubah menjadi makin berbahaya. "Menarik juga. Aku benar-benar nggak menyangka ada orang yang berani berbicara seperti ini padaku di Owdier.""Sepertinya orang-orang Keluarga Liwanto benar-benar nggak takut mati, ya."Sambil melirik Irvy sekilas, sudut bibir Jikri terangkat ke atas. Ekspresinya tampak dingin sekaligus ganas.Sontak saja dilirik seperti itu membuat Irvy bergidik ngeri. Dengan ekspresi pucat pasi, dia langsung berteriak pada Ardika dengan marah, "Eh, Ardika, Kak Jikri menyuruhmu untuk minum, ya minum saja. Kamu nggak minum, apa kamu ingin cari mati?!""Jelas-jelas kamu sendiri yang nggak menghormati Pak Binsar, kamu sendiri juga yang menimbulkan masalah, apa kamu nggak bisa menyelesaikan masalahmu sendiri?""Pak Binsar nggak turun tangan untuk memberimu pelajaran saja sudah cukup berbesar hati. Kalau nggak, hari ini biarpun kamu nggak dihajar sampai mati, kamu juga akan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2780 Siapa Pun Datang Juga Tidak Akan Minum

    Saat berbicara, Jikri melangkah maju satu langkah, lalu langsung mengambil sebotol bir di atas meja.Bagi orang biasa, mungkin sebotol bir itu akan terlihat besar, tetapi di tangannya malah terlihat sekecil senter."Pfffttt ...."Seiring dengan Jikri menjentikkan jarinya, tutup botol bir tersebut langsung terbang.Jikri menyodorkan bir tersebut ke hadapan Ardika, lalu berkata dengan dingin, "Habisi semua minuman keras yang ada di meja ini, maka kamu sudah boleh pergi!"Mendengar ucapan ini, Futari yang berdiri di samping Ardika langsung tersentak kaget.Sejauh mata memandang, di atas meja panjang tersebut terdapat berbagai jenis minuman keras yang sebelumnya dipesan oleh Jefandro dan yang lainnya. Hanya bir saja paling sedikit ada sekitar lima puluh botol!Ya, ini masih belum dihitung dengan berbagai jenis minuman keras lainnya.Walaupun Futari pernah menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri seberapa kuat daya minum kakak iparnya ini, jauh lebih kuat dibandingkan orang biasa, tetapi k

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2779 Hanya Aku Seorang

    Merasakan ketidakpuasan Jikri terhadap Ardika, beberapa orang pria dan wanita di sekeliling tempat itu menunjukkan ekspresi senang.Sementara itu, Jefandro dan Irvy sendiri juga merasa sangat senang dan puas.Tanpa perlu menyebutkan identitas Jikri, hanya dengan postur tubuh dan auranya saja, sudah sangat mengintimidasi.Walaupun Ardika sendiri juga memiliki tinggi badan 185 cm, tetapi saat berhadapan dengan Jikri, dia tetap terlihat lemah seperti anak kecil.Jangan lihat ekspresi Ardika tampak tenang, mungkin saat ini hatinya sudah diliputi perasaan ketakutan."Ardika, Kak Jikri sedang bertanya padamu, bicaralah."Irvy menunjukkan ekspresi main-main.Ardika melirik Jikri sekilas, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Ya, aku yakin. Sebelum datang ke Owdier hari ini, aku memang nggak pernah mendengar nama Pak Binsar."Begitu mendengar ucapan Ardika, suara orang-orang tersentak kaget langsung memenuhi ruangan tersebut.Mereka semua tidak menyangka saat dipertanyakan oleh Jikri seperti itu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status