Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 154 Mengeluarkan Livy

Share

Bab 154 Mengeluarkan Livy

Author: Sarjana
"Hiks, Bu Riani, aku nggak memukul Kevin. Dia ... dia yang merebut mainanku. Lalu, saat dia berlari, dia terpeleset sendiri."

Di dalam ruangan, Livy tampak menaruh kedua tangan kecilnya di belakang. Bocah perempuan lucu itu sedang berdiri di sudut ruangan sambil menangis tersedu-sedu dan mencoba untuk membela dirinya sendiri.

Sementara itu, bocah lelaki yang bernama Kevin duduk di seberangnya dengan hidung sedikit berdarah.

Bocah lelaki yang bernama lengkap Kevin Setiadi itu juga sedang menangis.

"Plak!"

Stefanus Setiadi, ayah Kevin langsung memukul meja dan berkata, "Berani sekali bocah sialan sepertimu membela diri lagi. Kevin adalah anakku, aku tahu bagaimana kepribadiannya. Dia adalah seorang anak yang sangat baik dan patuh. Lagi pula, dia punya banyak mainan. Mainan seperti apa yang belum pernah dia mainkan? Dia nggak akan berebutan mainan jelek seperti itu denganmu!"

"Baru sekecil ini saja sudah pandai memfitnah orang lain. Ternyata memang benar kamu adalah anak yang nggak dididi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2431 Menggesek Kelebihan Satu Nol

    Harus diakui bahwa kemampuan Ardika dalam membaca pemikiran orang lain sangatlah tepat.Setelah mendengar ucapan ini, walaupun Leane masih menatap Ardika dengan tatapan sangat terkejut, seolah-olah baru pertama kali mengenal Ardika, tetapi sorot mata agresif di matanya sudah menghilang tanpa meninggalkan jejak.Alasan Jace menghadiahkan vila tersebut kepada Ardika mungkin juga karena ingin membalas budi Ardika sepenuhnya, agar tidak perlu repot-repot lagi di kemudian hari.Karena Ardika tidak mungkin bisa menggunakan utang budi Jace untuk membawakan keuntungan bagi Keluarga Yasin, maka biarpun Ardika pernah menyelamatkan nyawa Jace, juga tidak ada artinya lagi."Ckckck, menyelamatkan nyawa Pak Jace, malah hanya meminta sebuah vila, benar-benar berpandangan sempit. Kalau orang itu adalah aku, aku nggak akan meminta apa pun sebagai wujud balas budi. Hanya dengan membiarkan Pak Jace berutang budi padaku saja, yang bisa kudapatkan sudah pasti lebih dari vila nomor satu ini."Tepat pada saa

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2430 Pembelian Dibatasi

    Tidak hanya Kario sekeluarga, bahkan orang-orang di sekeliling tempat itu yang datang untuk membeli rumah juga menatap Ardika dengan sorot mata meremehkan sekaligus mengejek.Bahkan ada orang yang segera mengeluarkan ponselnya, ingin mengambil video Ardika, lalu mengunggahnya ke TikTok. Pasti video seorang idiot yang berlagak hebat ini akan menjadi video yang viral."Ardika, dasar sialan! Kamu benar-benar merasa kami sekeluarga belum cukup dipermalukan, hah?!"Leane ingin sekali melayangkan dua tamparan ke wajah Ardika.Bocah yang satu ini benar-benar menyebalkan, membuat mereka dipermalukan lagi dan lagi."Ayah, inilah murid yang kamu pandang tinggi itu," kata Jeslin dengan diliputi kekecewaan. Sementara itu, raut wajah Sutandi juga tampak muram. Dia bahkan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun."Bukan, bukan begitu. Bu Alita salah paham!"Agen properti itu buru-buru menjelaskan, "Tuan Ardika bukannya nggak punya uang, hanya saja kami sudah menggunakan informasi data dirinya yang te

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2429 Aku Beli Vila Ini

    "Jeslin, pacarmu ini pandai berpura-pura, ya."Winona menyunggingkan seulas senyum, lalu berkata pada Jeslin dengan datar, "Paling nggak, kemampuan bereaksinya cukup baik. Aku yakin dia pasti bisa makin berkembang di Grup Goldis."Mendengar ucapan ini, wajah Jeslin tampak sangat merah. Dia memelototi Ardika dengan marah dan berkata, "Dia bukan pacarku ...."Winona dan yang lainnya tertawa pelan.Sangat jelas sebagai pacar Ardika Jeslin sudah malu setengah mati. Itulah sebabnya dia berbicara demikian.Tidak ada yang menganggap serius ucapannya."Ardika, cepat simpan kembali kartu bankmu itu! Apa kamu belum merasa cukup malu?!"Leane juga mengentakkan kakinya dengan kesal.Ardika tidak memedulikan reaksi semua orang. Dia kembali menunjuk maket gedung tersebut, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Siapa bilang aku mau beli yang ini? Jelas-jelas aku mau beli yang itu.""Yang itu?"Secara naluriah, pandangan agen properti itu beralih ke arah yang ditunjuk oleh Ardika."Tuan, maksud Tuan vila

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2428 Membesarkan Putri Untuk Menghasilkan Uang

    Setelah agen properti itu melakukan proses pembayaran dan membuat kontrak, Alita baru melemparkan sorot mata bangga ke arah Sutandi sekeluarga."Yah, kalian ini, nggak punya uang untuk beli, ya bilang saja. Untuk apa kalian berpura-pura di sini?""Kita sudah tetangga selama puluhan tahun, jelas sudah saling mengenal, bukan? Sutandi, kami tahu kamu butuh dana untuk berbisnis. Kamu juga pasti merasa tertekan harus langsung mengeluarkan uang sebesar miliaran.""Yah, kalian ini, kalau menantu kalian ini nggak berguna, ya ganti saja. Untuk apa kalian membelikan rumah untuknya? Kelak saat putri kalian melahirkan, kalian juga yang harus mengeluarkan uang, begitu?""Lihatlah, Winona. Mendengar kami ingin membeli rumah baru, pacarnya langsung memberinya selembar kartu bank tanpa banyak berkomentar. Di dalam kartu itu tersimpan 20 miliar!""Membeli sebuah rumah senilai miliaran, ditambah dekorasi sekitar dua miliar, delapan miliar sisanya sebagai uang jajan kami!""Ini yang dinamakan dengan memb

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2427 Membeli Rumah

    Adapun mengenai Ardika, dia hanya tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Menyajikan teh, ya?Masih belum tentu siapa yang menyajikan teh untuk siapa.Dengan level Ardika, tentu saja dia tidak akan mempermasalahkan hal sepele seperti itu dengan Kario sekeluarga.Namun, sikapnya yang tidak membantah ini seakan-akan menjadi pengakuan di mata orang lain.Kario sekeluarga tentu saja sangat bangga, bersikap sangat arogan.Sementara itu, Leane dan Jeslin memutar matanya pada Ardika.Bukankah biasanya bocah ini sangat pandai membual?Mengapa sekarang dia malah tidak membual?Pasti dia sudah ketakutan mendengar ucapan Winona, takut kehilangan pekerjaannya, jadi dia berpura-pura saja di sana.Kelihatannya dia juga tipe orang pecundang!"Sudah, sudah, lupakan saja. Nggak perlu membicarakan hal ini lagi."Sudah puas mengolok-olok, Kario berpura-pura baik. Saat ini, dia bertanya, "Sutandi, kalian pilih rumah yang mana?""Yang lantai delapan di gedung satu ini."Sutandi menunjuk gedung satu d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2426 Menyajikan Teh

    Mereka benar-benar tidak bisa menemukan keunggulan Ardika.Terutama setelah dibandingkan dengan pacar kaya putri mereka, pemuda di hadapan mereka ini benar-benar terlihat sangat biasa. Namun, mereka tetap memaksakan diri untuk melontarkan satu kalimat pujian."Bukan ...."Secara naluriah, Jeslin ingin membantah pernyataan itu. Akan tetapi, Sutandi malah sudah buka suara sambil terkekeh. "Ini adalah Ardika, seorang muridku. Dia masih bukan pasangan kekasih dengan Jeslin. Tapi aku bermaksud untuk menjadikannya sebagai menantuku.""Hehe, tapi kami juga nggak terburu-buru, biarkan dua anak muda ini mencoba untuk berinteraksi terlebih dahulu.""Oh? Benar-benar menantu, ya?"Sontak saja ucapan Sutandi itu membuat Kario sekeluarga makin serius dalam mengamati Ardika.Alita melirik Leane sekilas, dia mendapati wanita itu tampaknya tidak terlalu senang.Berdasarkan pemahamannya terhadap Leane, pasti ada sesuatu dalam diri calon menantu mereka ini yang membuat Leane tidak puas.Wanita ini pun se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status