Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 2268 Tidak Ada Hal Baik yang Datang Sendiri

Share

Bab 2268 Tidak Ada Hal Baik yang Datang Sendiri

Author: Sarjana
'Dasar sialan!'

'Apa yang dimaksudnya dengan hak penggunaan?'

'Kata-kata ini benar-benar nggak enak didengar. Apa dia pikir aku adalah sebuah alat?'

Api amarah langsung menyala-nyala di kedua mata Rosa.

Namun, detik berikutnya ekspresi amarah di wajahnya langsung menghilang tanpa meninggalkan jejak. Dia menyunggingkan seulas senyum, lalu menyelipkan rambutnya di belakang telinganya dan berkata, "Ya, benar. Aku turun untuk mengingatkanmu hal ini. Bagaimanapun juga, aku adalah tipe orang yang selalu memenuhi janjiku."

"Bagaimana kalau aku memesan sebuah kamar di hotel, lalu kita bicarakan perlahan-lahan?"

Ardika tercengang. Awalnya dia mengira wanita ini akan marah saking malunya. Siapa sangka wanita ini malah mengikuti alur pembicaraannya, bahkan menyarankan untuk memesan kamar hotel, lalu berbicara baik-baik dengannya.

Apa yang bisa dibicarakan oleh seorang pria dan wanita di dalam sebuah kamar yang sama?

Ardika memperhatikan Rosa dengan saksama. Hingga wajah Rosa sudah sedikit memerah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2269 Bayang-Bayang Negara Jepara

    Futari mengangkat kepalanya, menatap Ardika dengan tatapan kasihan. Perhatiannya terhadap Ardika diutarakannya dengan jelas dalam ucapannya.Walaupun dulu dia juga sudah pernah menghadapi beberapa masalah bersama Ardika, tetapi itu hanyalah konflik-konflik kecil.Menggunakan botol anggur untuk menghantam kepala orang lain sudah merupakan tindakan yang ekstrem.Akan tetapi, bukan hanya itu saja yang terjadi malam ini. Malam ini terjadi pemotongan jari, bahkan ada orang Negara Jepara yang hampir meregang nyawa. Ini benar-benar membuatnya ketakutan.Reaksi pertamanya adalah dia bukannya merasa senang memiliki seorang kakak ipar dengan kemampuan bela diri yang luar biasa, melainkan mengkhawatirkan keselamatan Ardika.Bagaimanapun juga, malam ini orang-orang yang terlibat dalam konflik dengan kakak iparnya memiliki latar belakang yang luar biasa.Ardika mengangkat lengannya dan menepuk dahi Futari. "Dari mana kamu mempelajari kata-kata seperti itu? Apa maksudmu dengan kakak sepupumu menjadi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2270 Pergi Bekerja

    Keluarga Septio adalah keluarga kaya lama, relasi mereka sangatlah luas. Jadi, seharusnya mereka bisa menemukan orang-orang yang memenuhi kualifikasinya.Tentu saja, kalau pada akhirnya orang yang dicarikan oleh Levin tidak bisa membuat Ardika puas, Ardika juga tidak keberatan untuk menggerakkan relasinya dan sumber dayanya sendiri.Hanya saja, meminta orang-orang itu datang ke ibu kota provinsi, dia merasa itu sudah agak berlebihan.Levin langsung setuju. "Kak Ardika, aku mengenal beberapa orang yang pasti andal dalam hal melindungi orang. Tapi, harga yang mereka minta nggak rendah."Ardika berkata dengan santai, "Uang bukan masalah selama kemampuan mereka setara dengan harga itu."Malam hening itu berlalu dengan cepat.Pagi keesokan harinya.Saat Ardika terbangun dari tidurnya, Levin sudah membawakan sarapan secara pribadi.Saat Ardika sedang sarapan bersama Futari, dia menerima pesan dari Vita. Wanita itu mengatakan pagi-pagi sekali Jeslin sudah bergegas pergi ke Grup Goldis untuk m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2271 Kasih Sayang Seorang Guru

    "Nggak perlu bekerja?"Sutandi berkata dengan marah, "Ardika, ada apa dengan sikapmu ini?""Aku baru saja bilang padamu untuk bangkit kembali dari tempatmu terjatuh, kamu menganggap ucapanku seperti angin lalu, ya?!""Kamu nggak ingin bekerja, apa yang ingin kamu lakukan?""Menjalani hari-harimu tanpa melakukan apa-apa? Atau mengandalkan bualan-bualan yang nggak ada artinya itu untuk memuaskan martabat sendiri, membuat diri sendiri mati rasa?""Tahukah kamu demi mendapatkan pekerjaan untukmu Jeslin telah berupaya sekeras apa dan telah menggunakan semua relasi yang bisa digunakannya?!""Ardika, kamu nggak bisa mengecewakan Jeslin, juga nggak bisa mengecewakanku!"Sutandi mengucapkan kata-kata itu dengan diliputi perasaan sakit hati.Mengingat kemarin demi memuaskan martabat sendiri Ardika telah membual dengan mengatakan dirinya adalah pemilik vila nomor satu Gunung Halfi, hatinya telah diliputi kekecewaan terhadap muridnya itu."Ardika, kata-kataku kemarin memang kurang enak didengar, t

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2272 Arogan

    Panggilan telepon baru saja berakhir, Ardika sudah menerima sebuah notifikasi menerima transfer dana.Sutandi mentransfer 20 juta untuknya, memintanya untuk membeli setelan pakaian formal yang cocok dengannya saat dalam perjalanan menuju Grup Goldis.Ardika hanya bisa menerima niat baik Sutandi itu dengan tidak berdaya.Kalau dia tidak terima, gurunya itu pasti akan meneleponnya dan mengguruinya lagi.Adapun mengenai setelah formal, Ardika tidak membelinya, juga tidak berencana untuk memakainya.Bagaimana mungkin seorang bos perlu berpenampilan sama seperti karyawan saat pergi ke perusahaan sendiri?Setelah memberi tahu Futari untuk bersenang-senang sendiri di rumah, Ardika mengendarai mobil yang diberikan oleh Jace padanya itu menuju ke area pusat bisnis paling mewah di ibu kota provinsi.Gedung Goldis tetap terlihat sangat mencolok. Saat mendongak dan melihatnya, gedung tersebut tetap memberikan gejolak emosi yang besar bagi orang yang melihatnya.Pria dan wanita yang keluar masuk ge

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2273 Mulai Bekerja

    Contohnya saja, Jeslin tergabung dengan departemen budaya dan hiburan.Namun, saat ini dia membawa Ardika ke sebuah departemen di bawah naungan salah satu dari departemen bisnis, yang bertanggung jawab atas proyek pengadaan pemerintah.Grup Goldis bisa berkembang hingga sebesar ini juga ada hubungannya dengan Organisasi Snakei yang memiliki berbagai macam hak istimewa.Dengan memiliki berbagai macam hak istimewa, pihak-pihak lainnya tentu saja harus mempertimbangkannya.Dengan mengandalkan hak-hak istimewa ini pula, Grup Goldis memperoleh banyak proyek dari instansi pemerintahan.Sangat jelas Jeslin sudah "membuka jalan" terlebih dahulu. Begitu membawa Ardika masuk ke departemen ini, kedatangan mereka langsung disambut dengan hangat oleh supervisor departemen ini.Prosedur masuk kerja Ardika juga diselesaikan dengan cepat."Oke, sudah selesai, Ardika. Sekarang kamu sudah menjadi karyawan sementara Grup Goldis yang terhormat dengan gaji pokok sebesar enam juta.""Semangatlah agar kamu b

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2274 Gaji Bulanan Enam Juta

    "Bukankah sudah kubilang? Hari ini departemen kita kedatangan seorang karyawan dewa, tentu saja aku harus datang melihatnya."Saat berbicara, pandangan Kalris tertuju pada Ardika. Sambil tersenyum palsu, dia berkata, "Ardika, harus kuakui kamu benar-benar beruntung. Bisa-bisanya tadi malam kamu keluar dari Hainiken hidup-hidup.""Tuan Muda Kalris, apa hubungannya Ardika dengan Hainiken?"Jeslin tercengang.Tentu saja dia sudah pernah mendengar tentang reputasi Hainiken.Hanya saja, bisa-bisanya Ardika sudah masuk ke bar kelas atas yang bahkan dirinya sendiri juga belum memenuhi kualifikasi untuk memasuki tempat tersebut. Hal ini membuat Jeslin menatap Ardika dengan tatapan agak terkejut.'Apa mungkin bocah ini benar-benar tinggal di kompleks vila Gunung Halfi?'Jeslin juga tidak tahu detail kedua tempat ini.Orang-orang yang bisa masuk ke Hainiken, tentu saja juga punya modal untuk tinggal di Gunung Halfi.Kalris terkekeh dan berkata, "Jeslin, jangan berpikir banyak. Tadi malam Rosa, a

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2275 Beberapa Proyek

    Sambil menunjuk Ardika, Kalris berkata dengan tajam, "Eh, Ardika, kamu harus mengerti! Kalau bukan karena adikku berbaik hati melindungimu, tanpa perlu menunggu saat itu, kamu sudah mati dipermainkan olehku dan Tuan Muda Werdi!""Baiklah, kamu lanjutkan saja hidup dalam mimpimu."Ardika menanggapi ucapan konyol pria itu dengan tertawa acuh tak acuh.Mendengar nada bicara mengejek dalam ucapan Ardika, Jeslin mengerutkan keningnya dan berkata, "Ardika, cukup! Bagaimanapun juga, sekarang Tuan Muda Kalris adalah atasanmu! Kamu harus menghormatinya!""Kalau kamu masih ingin bekerja di Grup Goldis, kamu tak bisa menghindari Tuan Muda Kalris.""Apa kamu mengerti?!"Kalris mencibir dan berkata, "Kalau dia bisa mendengar kata-kata manusia, dia juga nggak akan menjadi seperti sekarang ini.""Jeslin, bukannya aku ingin mengataimu, aku bisa mengerti kamu membawa orang seperti ini untuk menjadi karyawan perusahaan ini dengan mengandalkan relasi. Tapi sebelum kamu membawanya kemari, seharusnya kamu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2276 Setengah Jam Sudah Cukup

    Kalris berbicara tanpa sungkan, sama sekali tidak mempertimbangkan Jeslin.Sekarang dia sudah bertekad untuk mempersulit Ardika, mempermalukan Ardika untuk membalaskan dendam di Hainiken tadi malam.Setelah mendengar kata-kata Kalris ini, untuk sesaat Jeslin juga tidak tahu apa lagi yang harus dikatakannya.Lagi pula, kalau bukan karena tidak ingin orang tuanya bertengkar karena masalah Ardika, dia juga tidak akan membela Ardika.Di bawah sorot mata simpati atau sorot mata senang orang-orang di sekelilingnya, Ardika mengulurkan lengannya untuk melihat dokumen tersebut."Departemen PUPR ibu kota provinsi ....""Departemen Perhubungan ....""Departemen Kesehatan ...."Ardika menyebutkan beberapa nama departemen di bawah naungan instansi pemerintahan kota itu, lalu bertanya tanpa mengangkat kepalanya, "Kalris, selama aku meminta klien-klien ini datang untuk menandatangani kontrak, aku sudah bisa menjadi karyawan tetap?""Ya, benar!"Kalris mengangkat kepalanya dengan arogan, lalu mencibir

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2330 Aku Adalah Ketua Cabang

    "Berhenti!""Apa Pak Wilgo sudah mengizinkanmu pergi?"Melihat amarah Wilgo sudah meledak, beberapa orang murid Organisasi Snakei itu segera maju dan menghalangi jalan Ardika.Ardika hanya tertawa pelan, dia bahkan tidak melirik murid-murid itu sama sekali.Dia langsung berbalik menatap Wilgo dan berkata dengan acuh tak acuh, "Pak Wilgo, sepertinya kamu ini adalah orang yang telah diberi kesempatan, tapi malah nggak menghargainya."Wilgo mendengus dingin dengan acuh tak acuh. "Memangnya kamu siapa? Memberiku kesempatan?""Hei, becermin dulu kamu, lihat siapa dirimu! Memangnya kamu adalah ketua Organisasi Snakei cabang Gotawa, atau Kodam Provinsi Denpapan?""Bahkan Jace, Wali Kota Ibu Kota Provinsi saja nggak berhak untuk berbicara seperti ini. Memangnya kamu berhak?""Memberi Pak Wilgo kesempatan? Memangnya kamu pantas?"Satu per satu dari beberapa orang murid Organisasi Snakei itu juga ikut buka suara. Bagi mereka, Ardika adalah orang bodoh yang tidak tahu diri.Ardika tertawa dan ber

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2329 Penyakit Mental Hanya Bisa Disembuhkan Sendiri

    Sementara itu, di samping Wilgo, Zilvana dan beberapa orang murid Organisasi Snakei yang bertugas untuk melayani Wilgo juga menatap Ardika dengan tatapan dingin.Organisasi Snakei memiliki tiga puluh enam cabang, setiap cabang besar ada cabang kecil lagi.Murid Organisasi Snakei di Negara Nusantara paling tidak berjumlah jutaan orang.Mereka tahu jelas dibandingkan siapa pun betapa sulitnya untuk menonjol di tempat yang dipenuhi dengan banyak orang hebat ini.Namun, Ardika bukan hanya menolak penawaran Wilgo, tetapi juga bersikap acuh tak acuh terhadap Wilgo. Bagi mereka, sikap Ardika ini benar-benar tidak tahu diri.Apalagi berani-beraninya Ardika mempermalukan Wilgo seperti ini, benar-benar cari mati!Ardika meletakkan cangkir tehnya, lalu tersenyum tipis dan berkata, "Pak Wilgo, apa menolak penawaran seseorang juga butuh kepercayaan diri?""Dari mana datangnya logika yang mengintimidasi seperti ini?""Tapi karena kamu sudah berbicara sebanyak ini, maka aku terpaksa memberi sedikit p

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2328 Melempar Uang

    Wilgo menatap Ardika dengan tatapan dingin selama beberapa saat. Saat ini, tiba-tiba saja seulas senyum hangat menghiasi wajahnya. Dia berjalan menuju ke kursi batu di seberang Ardika dan duduk di sana."Ardika, kamu sudah berprasangka buruk terhadapku.""Tapi, aku juga mengerti. Kamu baru pertama kali bertemu denganku, belum mengenaliku. Jadi, wajar saja kamu salah paham padaku.""Kali ini, aku sudah memaafkanmu.""Tapi hanya kali ini saja, jangan diulangi lagi.""Bagaimanapun juga, aku yakin kamu sangat berkemampuan. Aku nggak akan memedulikan kata-kata yang kamu ucapkan tadi. Tapi kalau sampai ucapanmu itu tersebar keluar, akan menimbulkan kesalahpahaman dalam hubungan kita."Usai berbicara, Wilgo berinisiatif mengangkat teko, lalu menuangkan teh ke dalam cangkir Ardika yang sudah kosong itu hingga penuh. "Tahukah kamu mengapa aku begitu memandang tinggi kamu? Itu karena aku bisa melihat mungkin Rosa sedikit menyukaimu.""Perlu kamu ketahui putri kesayanganku yang satu ini selalu me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2327 Kesan yang Berbeda

    Namun, Ardika bukanlah orang biasa. Bagaimana mungkin dia bisa terbuai oleh penawaran-penawaran Wilgo itu dengan mudah?"Pak Wilgo, aku bukan anak kecil yang berusia tiga tahun lagi. Kamu nggak perlu mengatakan hal-hal seperti ini padaku."Ardika merenggangkan pinggangnya dengan malas, lalu mengambil teko dan menuangkan secangkir teh untuk dirinya sendiri."Pertama-tama, kamu ingin aku menggantikanmu berduel bukan karena kamu benar-benar memandang tinggi kemampuanku.""Hanya karena sekarang Sofian sudah mati, nggak ada sumber daya manusia yang bisa kamu gunakan saat ini. Sedangkan aku, hanya dengan beberapa patah arahan dariku saja, Werdi sudah bisa membunuh Sofian.""Jadi, untuk saat ini, aku adalah orang yang paling cocok menggantikan Sofian untuk berduel.""Biarpun aku mati, kamu juga nggak akan rugi.""Bagaimanapun juga, aku baru datang ke ibu kota provinsi dari Kota Banyuli. Aku nggak punya latar belakang. Yah, paling aku hanya seorang anak yang telah diusir oleh Keluarga Mahasura

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2326 Iming-Iming Besar

    "Ardika, pernahkah kamu berpikir begitu waktunya tiba, bahkan Keluarga Mahasura yang pernah mengusirmu itu, juga akan memohon padamu untuk kembali sambil menangis!""Tentu saja, persyaratan dari keuntungan-keuntungan yang bisa kamu peroleh ini adalah kamu harus mendengarkanku.""Aku berhak penuh untuk mengaturmu, apa pun yang kuperintahkan, harus kamu jalani!"Wilgo menatap Ardika dengan tatapan penuh percaya diri, seolah-olah dia sudah pasti bisa menundukkan Ardika.Dia yakin biarpun Ardika bisa menolak sepuluh juta Milvem itu, pemuda tersebut juga tidak akan menolak iming-iming besarnya.Awalnya, Ardika berencana langsung bangkit dan pergi begitu saja, karena dia benar-benar malas mendengar iming-iming besar dari Wilgo, seakan-akan dia adalah anak berusia tiga tahun yang begitu mudah untuk ditipu.Namun, melihat kepercayaan diri di wajah Wilgo, Ardika duduk kembali ke tempatnya.Dia ingin mencari tahu dengan jelas dari mana orang ini mendapatkan kepercayaan diri seperti itu."Pak Wil

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2325 Bayaran Sebesar Sepuluh Juta

    Setelah menilai Ardika dalam hati, Wilgo langsung mengangkat kedua lengannya dan menepuk tangannya.Dalam sekejap, seorang murid yang memakai lencana Organisasi Snakei di dadanya langsung berjalan masuk dengan membawa sebuah kotak.Wilgo melambaikan tangannya.Murid tersebut langsung datang menghampiri dengan membawa kotak tersebut, meletakkan kotak tersebut di hadapan Ardika, lalu membukanya.Saat itu juga, terlihat setumpuk demi setumpuk uang tunai yang tersusun dengan rapi dan sangat menggiurkan itu.Sambil menyesap tehnya, Ardika bertanya dengan acuh tak acuh, "Pak Wilgo, apa maksudmu dengan ini?"Wilgo mengambil setumpuk uang tunai, lalu membolak-balikkan setumpuk uang tersebut dengan jari-jarinya. Dia berkata sambil tersenyum, "Ada sepuluh juta Milvem di sini, ini adalah bayaran dariku untukmu.""Bayaran?"Tetap tidak ada gejolak emosi apa pun yang terlihat di wajah Ardika.Wilgo mengangguk. Tanpa dia sadari, dia mengubah panggilannya terhadap Ardika. "Bocah, sebelumnya kamu data

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2324 Tidak Punya Guru

    Ardika menyesap tehnya dengan santai sebelum berkata dengan acuh tak acuh, "Bukan, aku nggak punya guru."Tentu saja dia tidak akan memberi tahu Wilgo keahliannya dalam membunuh orang ini, diperolehnya melalui pertarungan sengit melawan puluhan ribu prajurit."Nggak punya guru? Itu artinya kamu mempelajarinya secara otodidak?"Wilgo menatap Ardika dengan tatapan sedikit curiga. Melihat ekspresi Ardika tidak menunjukkan tanda-tanda sedang berbohong, dia tertawa dan berkata, "Bisa mengandalkan keahlian yang diasah sendiri untuk menekan Hainiken, sepertinya kamu ini memang berbakat dalam seni bela diri!""Bahkan Vita yang katanya adalah orang paling berbakat di Organisasi Snakei cabang Gotawa, juga pasti akan malu saat berhadapan denganmu!"Wilgo berinisiatif menyebutkan nama Vita.Tidak tahu apakah dia sedang menguji Ardika, atau ingin menyulut hasrat Ardika untuk menang.Ardika tidak menanggapinya, melainkan hanya tersenyum tipis dan menyesap tehnya.Wilgo tersenyum dan berkata, "Sikapm

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2323 Siapa Gurumu

    "Ardika ...."Rosa tidak bisa menahan diri dan mengedipkan matanya pada Ardika. Dia berharap dengan mempertimbangkan dirinya, pria itu bisa bersikap merendah untuk sekarang ini.Ardika tidak memedulikan Rosa, juga sama sekali tidak bermaksud untuk maju dan menyapa Wilgo. Dia tetap berdiri di tempatnya dan berkata dengan acuh tak acuh, "Seharusnya ini adalah Pak Wilgo, 'kan?""Bukankah kamu yang mengirim orang untuk mengundangku kemari, kenapa kamu malah menungguku untuk memberi hormat padamu lagi?""Apa seperti ini cara Pak Wilgo melayani tamu?""Kalau memang begitu, kalau nggak ada urusan lain lagi, aku pergi dulu."Selesai berbicara, Ardika langsung berbalik, benar-benar ingin pergi begitu saja.Menyuruhnya memberi hormat pada Wilgo?Jujur saja, Wilgo masih belum pantas menerima penghormatan darinya.Hanya dengan identitasnya sebagai ketua Organisasi Snakei cabang Gotawa, kalau benar-benar ingin membicarakan etika dan sopan santun dengan ketat, seharusnya Wilgo yang berlutut memberi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2322 Karena Sudah Datang Akan Kuhadapi

    Benar saja, begitu Rosa selesai berbicara, ratusan orang murid itu sudah tidak bisa menahan diri lagi ingin menyerang.Tepat pada saat ini, Ardika tersenyum tipis dan berkata, "Sudah, sudah. Ada masalah apa pun antara kita, nanti kita bicarakan secara pribadi saja. Di hadapan banyak orang luar seperti ini, nggak baik menyerangku seperti itu."'Cih!''Orang luar?''Memangnya siapa orangmu!'Saking kesalnya, dada Rosa sampai naik turun, ekspresi malu menghiasi wajahnya, membuatnya terlihat makin menawan.Sementara itu, amarah murid-murid Organisasi Snakei itu sudah hampir meledak.Melihat suasana yang tadinya khusyuk, kini menjadi kacau balau dibuat oleh Ardika, akhirnya Zilvana tidak bisa menahan diri lagi. Dia segera melangkah maju dan berkata dengan dingin, "Tuan Ardika, Pak Wilgo masih sedang menunggumu di dalam!""Oh, kalau begitu, tunjukkan jalannya."Ardika mengangkat dagunya, lalu bertanya pada Rosa sambil tersenyum, "Kamu nggak menemaniku masuk ke dalam? Aku sedikit takut pada a

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status