Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 228 Aku Perintahkan Kamu Pulang Sekarang Juga

Share

Bab 228 Aku Perintahkan Kamu Pulang Sekarang Juga

Author: Sarjana
Para tamu di tempat perjudian itu menatap Ardika dengan tatapan seperti melihat orang mati.

Walaupun Ardika bisa mengalahkan dua puluhan anak buah Alvaro seorang diri dan melayangkan tamparan ke wajah Alvaro beberapa kali hingga pria itu terpental, membuat mereka semua tercengang, tetapi mereka tetap beranggapan hari ini Ardika pasti akan mati.

Lebih baik memprovokasi Alden daripada memprovokasi Billy.

Kata-kata ini sudah diwariskan secara turun temurun di Kota Banyuli bukan tak berdasar, melainkan fakta yang ada memang seperti itu. Kalau memprovokasi Billy, siap-siap saja nyawa melayang!

Alvaro merangkak bangkit sekali lagi, menyeka darah di sudut bibirnya, lalu menatap Ardika dengan tatapan tajam dan berkata, "Setelah mendengar kata-kata mereka, seharusnya kamu sudah tahu pamanku sehebat apa, 'kan? Aku nggak peduli siapa kamu ...."

"Plak!"

Dia sekali lagi ditampar dan terpental.

"Jangankan Billy, pamanmu, bahkan para dewa pun nggak akan bisa menghentikanku untuk memukulmu."

Ardika sa
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 229 Istriku Adalah Luna Basagita

    "Sayang, ada orang yang nggak membiarkanku pulang. Setelah aku membereskannya, aku akan segera pulang."Selesai berbicara, Ardika langsung memutuskan sambungan telepon."Ardika, Ardika ...."Luna meletakkan ponselnya dengan diselimuti perasaan cemas, lalu segera menelepon Tina."Luna, aku benar-benar minta maaf. Aku nggak menyangka Alvaro bajingan itu berani menghancurkan mobilmu. Sekarang aku sedang membawa orang ke tempat perjudian. Jangan khawatir, aku pasti akan membalaskan dendammu ini!"Di ujung telepon, aura membunuh yang kuat terdengar dari nada bicara Tina.Sebelumnya, dia menelepon Alvaro dan meminta pria itu untuk mengembalikan mobil Luna.Tidak hanya mempermalukan dirinya dengan menghancurkan mobil Luna, Alvaro bahkan sengaja melakukan siaran langsung saat mobil kesayangan Luna itu dihancurkan.Jelas-jelas ini adalah bentuk provokasi!Dengan temperamen buruk Tina, tentu saja dia tidak tahan diprovokasi seperti ini.Tanpa banyak bicara lagi, dia langsung membawa anak buahnya

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 230 Kedudukan Pelayan Ditentukan Berdasarkan Kedudukan Majikannya

    "Suami Luna? Oh! Ternyata dia adalah menantu Keluarga Basagita, idiot terkenal itu?!""Hentikan! Jangan berbicara sembarangan! Kalau mau cari mati, jangan melibatkan kami!""Apa yang perlu ditakutkan? Aku pikir dia seorang tokoh hebat, ternyata menantu idiot Keluarga Basagita. Memang dia berani melakukan apa pada kita?""Benar, dia sudah menyinggung Tuan Billy, sekarang nyawa dia sendiri saja sudah terancam!"Begitu Ardika selesai berbicara, suasana di tempat perjudian itu kembali heboh, sangat jelas bahwa kebanyakan dari orang-orang itu sudah pernah mendengar tentangnya.Para tamu di tempat perjudian itu menatap Ardika dengan tatapan penasaran.Menantu idiot Keluarga Basagita ini sudah sangat terkenal di Kota Banyuli.Pantas saja dia berani menghancurkan tempat perjudian milik keponakan Billy. Bukan karena identitasnya menakutkan sampai-sampai dia tidak takut menyinggung Billy, melainkan dia tidak tahu seberapa menakutkannya Billy!Di mata orang-orang ini, Ardika sudah seperti orang m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 231 Jangan Sampai Mati Saja

    Sepuluh orang anak buah Tarno sudah tergeletak di lantai dan meringis kesakitan."Bagaimana mungkin bisa menjadi seperti ini?!"Ekspresi Tarno yang sebelumnya terlihat tenang langsung berubah drastis. Dia menatap Geri dan lima rekannya dengan tatapan terkejut.Sementara itu, Alvaro yang tadinya berniat untuk menyiksa Ardika juga tercengang.'Dasar enam orang sialan ini! Ternyata saat menjadi bawahanku dulu mereka menyembunyikan kemampuan mereka!' umpat Romi dalam hati. Dia sendiri juga membelalak kaget.Kalau sejak awal dia tahu Geri dan yang lainnya bahkan mampu melumpuhkan anak buah Billy, dia pasti sudah mengalahkan semua lawannya dan menyatukan dunia preman Kota Banyuli.Namun, dia hanya berani mengumpat dalam hati dan tidak berani mengatakannya secara langsung.Bagaimanapun juga, sekarang keenam orang itu sudah mengikuti Tuan Ardika. Dia tidak bisa menyuruh-nyuruh mereka sesuka hatinya lagi."Bawa mereka berdua ke sini."Akhirnya Ardika bangkit dari sofanya.Geri dan yang lainnya

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 232 Tina Sudah Terlambat Datang

    Tidak lama kemudian, Viktor dibawa keluar oleh anak buah Alvaro. Dia sudah dihajar hingga babak belur.Alvaro melirik Ardika dengan sorot mata cemas. Melihat Ardika tidak menyalahkannya atas hal ini, akhirnya dia bernapas lega.Begitu melihat Ardika, alih-alih berterima kasih karena Ardika sudah menyelamatkannya, Viktor malah menerjang ke hadapan Ardika dan bertanya dengan nada menyalahkan, "Kenapa kamu baru datang sekarang?! Lihatlah aku sampai dihajar separah ini! Nanti aku akan menyuruh istrimu untuk menanggung semua biaya pengobatanku dan kerugian mental yang aku alami!""Plak!"Ardika langsung melayangkan tamparan ke wajah pria sialan itu dan berkata dengan dingin, "Percaya atau nggak, hanya dengan satu kalimat dariku, mereka akan membunuhmu di sini sekarang juga."Saking ketakutannya, Viktor yang sedang memegang wajahnya tidak berani mengucapkan sepatah kata pun lagi.Dia berasumsi bahwa Ardika pasti sudah membawa uang sebesar empat miliar ke sini, Alvaro baru bersedia melepaskan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 233 Perdebatan

    Alvaro berteriak dengan keras.Bagaimanapun juga, dia adalah keponakan Billy.Sebelumnya, dia ditampar oleh Ardika. Sekarang dia ditampar lagi oleh Tina. Lama kelamaan wajahnya pasti akan rusak."Plak!"Tina kembali melayangkan tamparan ke wajah Alvaro, lalu berbalik dan pergi."Kalian, hancurkan apa saja yang bisa kalian hancurkan di Hotel Kapital Stando!""Alvaro, ingat baik-baik, aku yang menghancurkan tempatmu dan menampar wajahmu! Kalau kamu mau balas dendam, silakan cari aku saja!"Selesai berbicara, dia langsung pergi meninggalkan tempat itu tanpa menoleh sama sekali.Vila Cakrawala."Kak Luna, Kak Ardika sudah pulang!" teriak Handoko ke arah dalam vila begitu melihat Ardika sudah pulang. Dari tadi dia terus menjulurkan kepalanya ke luar untuk melihat apakah kakak iparnya sudah pulang atau belum.Luna bergegas berlari keluar.Begitu melihat Ardika, dia segera memeriksa seluruh tubuh pria itu dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. "Ardika, kamu baik-baik saja? Apa mereka nggak m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 234 Penyakit Mental

    Ardika membujuk ibu mertuanya dengan sabar, "Ibu, kejadian kecelakaan medis itu sudah berlalu lima tahun. Biarpun kamu berutang nyawa pada mereka, selama lima tahun ini utangmu juga sudah lunas ...."Jelas-jelas Keluarga Lasman berani menindas Luna sekeluarga karena mereka adalah orang-orang yang baik dan jujur.Satu keluarga parasit itu memanfaatkan kebaikan hati Luna sekeluarga untuk menekan dan memeras mereka.Kalau orang lain yang berada di posisi Luna sekeluarga, pasti tidak akan membiarkan satu keluarga parasit itu mengajukan permintaan tanpa kenal batas."Diam kamu!"Desi langsung menyela Ardika dengan volume suara tinggi, "Ardika, kamu nggak lebih hanya seorang menantu yang numpang di sini. Kamu makan dan tinggal gratis di rumah kami. Kamu nggak berhak berbicara dan mencampuri urusan keluarga kami!""Aku nggak meminta kamu bercerai dengan Luna karena nggak ingin terlalu memaksa Luna. Sebaiknya kamu ingat posisimu sendiri dengan baik. Jangan nggak tahu diri!"Setelah memarahi Ar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 235 Kesulitan Tidak Ada Mobil

    "Cih, Handoko, kenapa kamu begitu kurang kerjaan, sampai-sampai membual hal seperti ini dengan kami?!"Wanita di ujung telepon itu langsung memutuskan sambung teleponnya dengan marah."Gawat, gawat, kali ini sepertinya aku sudah membual dengan berlebihan, aku pasti akan menjadi bahan tertawaan teman sekelas."Handoko menghela napas dengan tidak berdaya sambil meletakkan ponselnya.Melihat ekspresi adik iparnya, Ardika berkata dengan heran, "Memang kenapa kalau kamu bilang aku adalah tokoh hebat pasukan khusus? Apa salahnya kamu berbicara seperti itu?""Kak Ardika, kamu nggak paham. Sebagai manusia, kita boleh membanggakan diri, tapi nggak boleh membohongi orang lain. Kalau nggak, kita perlu berbohong lagi dan lagi untuk menutupi kebohongan kita."Handoko berkata, "Kak Luna sudah memberitahuku, kamu bukan tokoh hebat pasukan khusus. Aku sendiri yang salah paham."Mendengar ucapan adik iparnya, Ardika diam-diam menganggukkan kepala.'Hmm, karakter adik iparku ini cukup baik.'Setelah men

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 236 Showroom Mobil Neptus

    "Hari ini benar-benar ada pameran mobil? Kenapa aku nggak tahu?!"Handoko langsung melompat bangkit dari tempat tidurnya dan berkata, "Ayo, ayo, ayo kita pergi. Walau nggak sanggup beli, lumayan juga bisa cuci mata."Saat berbicara, dia bergegas berganti pakaian.Ardika menunggu Handoko di luar. Tepat pada saat ini, dia menerima sebuah panggilan telepon dari Sigit."Tuan Ardika, dua hari yang lalu saat penangkapan Claudia, ada seorang gadis bernama Rachel Septio yang Tuan selamatkan dari tangan komplotan kriminal. Tadi, keluarganya menghubungi kami dan mengatakan ingin menyampaikan terima kasih kepada Tuan secara langsung."Dalam sekejap, ingatan tentang gadis cantik dua hari yang lalu itu tebersit dalam benak Ardika."Syukurlah dia sudah bertemu kembali dengan keluarganya. Mereka nggak perlu berterima kasih padaku secara langsung lagi. Aku masih ada urusan dan harus keluar sekarang. Lain kali kita bicarakan lagi, Sigit."Selesai berbicara, dia langsung memutuskan sambungan telepon. Na

Pinakabagong kabanata

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2350 Menghadiahkan Hainiken Untukmu

    Limdo mengangguk dalam diam.Hingga saat ini, dia baru menyadari identitas dan latar belakang Ardika pasti tidak sesederhana itu, sama sekali bukan seorang menantu benalu yang tidak bisa bertahan lagi di Kota Banyuli, lalu datang ke ibu kota provinsi untuk bergantung pada kerabat seperti yang dikatakan oleh orang lain."Kak Ardika, apa yang akan kamu lakukan terhadap Hainiken selanjutnya?"Saat ini, Limdo buka suara lagi untuk menanyakan pendapat Ardika. "Timnu hanyalah bos Hainiken yang kelihatan dari luar, bos di belakang layar Hainiken adalah Jerfis. Setiap tahunnya, tempat ini membawakan penghasilan yang sangat besar untuk Jerfis."Limdo sedang mengingatkan Ardika untuk berhati-hati menghadapi pembalasan dari Jerfis.Saat ini, dia masih belum tahu jelas Jerfis yang sengaja menimbulkan konflik antara Hainiken dan Ardika kali ini, selain itu, Jerfis juga berniat menghabisi Ardika."Karena bos Hainiken sudah kuhabisi, tentu saja tempat ini sudah menjadi milikku."Sambil tersenyum, Ard

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2349 Aku Saja yang Sentuh

    "Klang ...."Tepat di depan mata Timnu, pedang dalam genggamannya langsung patah.Sedangkan pedang dalam genggaman Ardika tetap utuh!Perlu diketahui bahwa baik dari segi bahan maupun keterampilan pembuatannya, dua bilah pedang yang diambil oleh Ardika dari rak senjata dengan sembarang itu sama persis.Bisa muncul hasil seperti ini, itu artinya senjata apa pun bisa berubah menjadi seperti senjata dewa di tangan Ardika!Namun, pemikiran ini juga hanya muncul sesaat dalam benaknya.Timnu sudah tidak berani berpikir lebih jauh lagi.Karena setelah mematahkan pedang dalam genggamannya, pedang dalam genggaman Ardika tetap melesat ke arahnya tanpa melambat sama sekali.Pergerakan yang tidak terhenti sedetik pun!"Jangan ...."Timnu merasakan beban luar biasa berat yang belum pernah dirasakannya seumur hidupnya, bahkan matanya sudah sampai mengeluarkan air mata darah.Pemikiran terakhirnya adalah memohon pengampunan.Detik berikutnya, setelah bilah pedang itu melintasi tubuh Timnu, baru Ardik

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2348 Coba Terima Juga Satu Jurus Dariku

    Timnu berteriak dengan penuh amarah, lalu mengulurkan kakinya untuk meraih sebilah pedang yang sebelumnya dijatuhkan oleh seorang anak buahnya. Sosoknya yang kekar itu langsung melompat seperti macan dan muncul di hadapan Ardika.Saat masih di udara, dia sudah mengayunkan lengannya.Dengan mengerahkan kekuatan yang luar biasa besar, dia mengarahkan pedangnya ke arah kepala Ardika."Ardika, coba saja jurusku yang paling kuat ini!"Timnu yang masih berada di udara itu menatap Ardika dengan tatapan arogan, suaranya terdengar sedingin es dipenuhi dengan kepercayaan diri dan mengintimidasi.Di bawah kendali amarah yang sudah memuncak, dia mengeluarkan jurus terhebatnya seumur hidupnya ini.Walaupun saat ini tidak ada penonton, tetapi dia yakin bahkan orang yang sekuat Ardika pun, juga tidak akan bisa menahan jurusnya yang paling kuat ini."Syuuu ...."Kilatan cahaya yang dipantulkan oleh bilah pedang langsung menyelimuti Ardika, seolah-olah akan melahap Ardika sepenuhnya!Ardika tetap berdi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2347 Inilah yang Disebut dengan Monster

    Mendengar suara itu, semua orang langsung menoleh secara refleks.Sosok yang buka suara itu tidak lain adalah Ardika yang berdiri dengan tegak di sana dengan ekspresi yang tak terbaca."Mereka adalah orang-orangmu?"Timnu menyipitkan matanya, sorot matanya tampak sedingin es dan dipenuhi dengan niat membunuh yang kuat. Alih-alih berkurang, niat membunuhnya malah makin kuat.Tanpa perlu Ardika menjawab pun, dia pun tahu bahwa pertanyaannya hanyalah omong kosong belaka.Karena Ardika bisa menginstruksikan mereka untuk melakukan sesuatu, tentu saja Ardika yang memanggil mereka kemari.Timnu terkejut bukan main.Hanya Ardika seorang saja sudah memberinya tekanan yang sangat besar. Sekarang datang lagi dua orang yang bisa menerobos pengamanan ketat Hainiken tanpa bersuara. Sangat jelas kekuatan kedua orang ini juga tidak bisa diprediksi.Apa mungkin hari ini dia benar-benar akan mati di tangan si Ardika ini?Keteguhan hati Timnu mulai goyah.Namun, dia bisa menduduki posisi sebagai raja pre

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2346 Tamu Tak Diundang

    "Plak ...."Saat melewati anak buah Timnu itu, pria kurus tersebut langsung mengangkat lengannya dan melayangkan tamparan ke wajahnya.Anak buah itu mengeluarkan suara teriakan menyedihkan, terpental membentur dinding dengan darah menyembur keluar dari mulutnya, lalu terjatuh ke lantai dan tidak bergerak lagi.Hanya dengan pergerakan sederhana seperti mengangkat lengan saja, satu orang sudah terbunuh.Apalagi orang tersebut adalah anak buah Timnu!Menyaksikan pemandangan itu, dua orang ahli bela diri lainnya yang sedang membuka pintu baja Hainiken langsung ketakutan setengah mati.Namun, mereka sudah membuka pintu besi lainnya, menyesal juga sudah terlambat sekarang."Bam ...."Seorang pria kerdil menerjang keluar lagi. Dengan kepalanya yang botak, dia langsung menabrak ahli bela diri Hainiken yang menghalangi jalannya itu hingga tubuh orang tersebut terpental dan mengalami patah tulang."Timnu, kamu sedang menghadapi masalah? Berani-beraninya kamu membiarkan kami keluar!""Kamu nggak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2345 Keluarkan Mereka

    Timnu menarik napas dalam-dalam, berusaha keras menahan aliran darah yang bergejolak dalam tubuhnya, agar tidak terjadi kejadian memalukan dirinya memuntahkan darah.Lengannya yang tadi berbenturan dengan lengan Ardika, juga sedikit bergetar.Dia mendongak menatap Ardika, ekspresi terkejut menghiasi wajahnya.Tadi saat tinjunya membentur tinju Ardika, dia merasakan kekuatan luar biasa besar yang belum pernah dirasakannya sebelumnya menjalar memasuki tubuhnya. Gelombang kekuatan dahsyat itu nyaris membuat dirinya terpental.Kalau bukan karena dirinya segera mengurangi kekuatan tersebut melalui gesekan dengan permukaan lantai, tubuhnya pasti akan mengalami cedera serius.Walaupun demikian, saat ini wajahnya juga berubah menjadi memerah, sekujur tubuhnya juga terasa tidak enak dan diliputi kekesalan."Bagaimana mungkin?"Dia menatap Ardika dengan tatapan sedikit tidak percaya. Mungkin karena aliran darah yang bergejolak dalam dirinya, saat ini dirinya diliputi gelombang keterkejutan.Seja

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2344 Melawan Timnu

    Timnu mengalihkan pandangannya dari jasad Lisman, lalu menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Yah, mungkin saja. Kamu memang sangat kuat.""Sayang sekali. Kalau kamu nggak memprovokasiku, mungkin kamu masih bisa menyembunyikan dan mengasah kemampuanmu tanpa menonjolkan diri selama beberapa tahun lagi . Setelah kamu benar-benar berkembang, mungkin aku juga bukan tandinganmu.""Sayang sekali, kamu nggak paham orang yang terlebih dulu menonjolkan diri, akan menghadapi serangan.""Jadi, Ardika, hari ini kamu pasti akan mati di Hainiken ...."Timnu menatap Ardika dengan sorot mata acuh tak acuh, seperti sedang menatap mayat yang sudah tak bernyawa.Di umur dua puluh tahun, Timnu sudah berkecimpung di dunia preman ibu kota provinsi.Dengan mengandalkan kekuatannya sendiri, dia berhasil mendapatkan posisinya sendiri.Dia bisa mencapai posisinya hari ini dengan menginjak-injak mayat musuh yang sudah tak terhitung jumlahnya.Bahkan di Organisasi Snakei pun, dengan mengandalkan kemampuannya sen

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2343 Membunuh Enam Orang Dalam Sekejap Mata

    Delapan orang ahli bela diri yang memiliki postur tubuh tinggi dan tegap itu juga berpencar ke segala sisi, memblokade jalan keluar Ardika.Mereka seolah-olah sudah bisa membayangkan pemandangan Ardika ditebas oleh Lisman menjadi dua bagian."Oh? Hanya begini?"Namun, tepat pada saat ini, terdengar suara acuh tak acuh Ardika.Tanpa mendongak, dia meraih sebuah bangku dengan ujung kakinya, lalu melemparkan bangku tersebut dengan kakinya."Bam ...."Bangku tersebut tampak seperti meteor. Dalam sekejap mata, bangku itu sudah bertabrakan dengan pedang dalam genggaman Lisman. Bangku itu langsung hancur berkeping-keping, pecahannya terbang ke segala arah."Pfffttt ...."Kecepatan pergerakan pecahan itu luar biasa cepat, beberapa orang ahli bela diri tersebut sama sekali tidak sempat menghindar.Ada yang kulitnya tergores hingga terkelupas dan kehilangan daya tempur.Ada pula yang tenggorokannya dan dahinya tertancap pecahan tersebut, hingga langsung tewas di tempat.Di antara delapan orang a

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2342 Kamu Tidak Punya Kesempatan Lagi

    "Eh, Ardika, lihatlah adik iparmu itu! Jelas-jelas dia sudah ketakutan setengah mati, tapi dia tetap menyuruhmu untuk lari. Hubungan antara kalian cukup erat, ya.""Tapi kalau ingin lari sekarang juga sudah terlambat. Hari ini kamu nggak akan bisa keluar dari Hainiken lagi!"Melihat Futari sampai sudah menangis sejadi-jadinya saking ketakutannya, Werdi, Raina dan yang lainnya tertawa dengan liar.Ardika sudah membuat mereka merasakan penghinaan yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya, bahkan memotong jari mereka dan membuat mereka menjadi target Organisasi Snakei, yang hanya bisa bersembunyi di dalam Hainiken dengan gelisah. Ardika benar-benar sudah membuat hidup mereka sangat menderita.Tentu saja mereka jauh lebih senang dibandingkan siapa pun saat melihat Ardika tertimpa masalah.Mengingat Ardika tidak mungkin bisa lolos lagi, Werdi menjadi makin bangga dan arogan.Dia melangkah maju dengan langkah kaki cepat, lalu berkata dengan ekspresi arogan, "Eh, Ardika, berlutut sekarang j

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status